NB : Cerpen abal-abal saya yang aneh satu ini terinspirasi dari sebuah Film barat "GHOST WHISPERER" jadi kalo ceritanya rada-rada mirip atau MEMANG mirip banget, mohon pengertiannya yaaaa^^ hehehe NO BASHING.. just enjoy it :) Danke..
Bisakah kau merasakan kehadirannya??
Bisakah kau melihatnya??
Bisakah kau mendengarnya??
Rintihan..
Tangis..
Amarah..
Cinta..
Dia... yang telah pergi..
Hidup antara dua dunia..
Tak rela meninggalkan..
Tapi harus meninggalkan..
Menuju cahaya putih..
Penuntun menuju tempat perhentian terakhir..
***
Kecupan
ketiga dikening wanita itu pagi ini, ciuman hangat nan lembut yang
mewakilkan perasaan cinta kasih dan sayang antara sepasang suami istri
yang kini tengah bediri berhadapan didepan pintu istana megah mereka.
Setelah
cukup lama mencium kening istrinya, sang suami melepaskan ciumannya dan
menatap dalam mata sang istri, disentuhnya lembut pipi putih halus
milik istri tercintanya itu dengan kedua telapak tangannya, lalu
mengusapnya pelan dengan ibu jari. Wanita itu tersenyum manis. Perlahan
sang suami menyatukan keningnya dengan istrinya, sehingga hidung mereka
bersentuhan. Lagi-lagi keduanya tersenyum.
“aku berangkat kerja ya sayang.” Ucapnya halus sambil mengelus rambut wanita cantik yang berada dihadapannya.
Hanya anggukan pelan yang ditunjukkan oleh wanita cantik itu.
“Vati
berangkat yah Little Prince....” Katanya sembari berjongkok dan mencium
perut sang istri. “jangan nakal!! Pokoknya selama Vati kerja, kamu yang
harus jagain Mutti. Okeh..” lanjutnya mengelus pelan perut sang istri.
“iyah Vati cayang...Vati bawel deh..” balas sang istri menirukan suara bayi yang baru bisa bicara.
Laki-laki itu terkekeh kecil, lalu beranjak dari jongkoknya.
“jam
5, aku jemput ditoko yah. Jangan terlalu capek, aku nggak mau kamu dan
little prince kenapa-napa.” Nasehat sang suami kembali mengelus rambut
panjang sang istri.
Lagi-lagi istrinya hanya melempar senyuman manisnya.
“bye sayang....” laki-laki itu melangkah pergi menuju mobil honda jazz merahnya.
“Steff.....” panggil sang istri yang berhasil menghentikan langkah sang suami.
“ya sayang?” laki-laki itu membalikan badannya menatap sang istri yang kini berjarak 5 meter dari tempatnya berdiri.
Senyuman manis wanita yang ia cintai itu hilang berganti dengan gurat kekhawatiran.
HUPPPPPPPPPPP..... wanita itu berlari dan memeluk erat sang suami, orang yang paling berharga dalam hidupnya.
“jangan
pergi!!!” ia menopangkan dagunya dibahu sang suami. “hari ini, hanya
hari ini. temani aku.” Bisiknya lirih tepat ditelinga sang suami.
Laki-laki yang dipanggil stef itu hanya tersenyum dalam dekapan hangat mereka.
“tidak
bisa sayang...” ujarnya pelan, takut melukai perasaan malaikat hatinya.
“hari ini kan udah jadwal aku kerja, entar kalo aku dipecat gimana??”
tambahnya memberi pengertian.
“tapi aku takut Stef...” lirihnya
hampir tak terdengar dan semakin mengeratkan pelukannya, air matanya
perlahan mengalir membasahi pipi. Entahlah...air mata itu jatuh begitu
saja, sungguh perasaan yang tak enak.
Menyadari istri tercintanya menangis, ia melepaskan pelukannya dan memegang kedua pipi sang istri.
“Hey.... ada apa??” tanyanya mengelus pipi sang istri dengan ibu jarinya.
“bad feeling honey...” ucapnya manja.
“hmmm sayanggg..nggak akan terjadi apa-apa hari ini. and i promise i’ll be back... for you and for little prince.”
Wanita itu mengangguk pelan. “Promise???” tanyanya mengacungkan jari telunjuknya didepan muka sang suami.
“janji.” Jawab sang suami menyambut jari telunjuk sang istri dengan telunjuknya.
-------------------------------------------------------------------------------
“Owhh, jadi... menurut loe, hantu gue yang satu ini... jatuh cinta sama anak angkatnya gitu???”
Tanya Yuki, wanita cantik yang kini tengah menyeruput segelas susu hangat ditangannya.
“iyalah
Ki, dari apa yang udah loe ceritain sama gue, kesimpulan yang gue tarik
ya gitu.” Jawab Nina, sang sahabat sambil menyirami bunga mawar yang
berada didalam pot coklat.
“hhuuuuft.....dari pada asal tebak,
lebih baik gue pergi kerumah hantu gue sekarang, mana tau gue dapet
penglihatan lain. loe mau ikut nggak???”
“nggak deh Ki, gue nggak
minat tuh terlibat urusan sama hantu-hantu loe.” ucapnya seraya bergidik
ngeri dan melanjutkan kegiatannya, merawat bunga2 cantik dihadapannya.
“hmmm..dasar!!
ya udah deh. gue pergi sendiri.” Yuki beranjak dari duduknya, berniat
mengambil tasnya yang ia letakkan diatas meja berwarna putih.
“ehhh..
tapi loe udah izin sama stefan belum?? Teruss..teruss.. diluar kan
masih hujan, nanti ajah deh perginya.. minta temenin Kevin gitu, bentar
lagi dia juga nyampe sini kok. Nggak baik tau ibu hamil jalan sendirian
ditengah hujan lebat kayak gini.”
“gue belum izin sama stefan Nin, takut ganggu kerjaannya.”
“tuh kan belum izin, loe tau nggak kalo terjadi sesuatu sama loe gue yang bakal disembur sama Stefan.”
Yuki tersenyum. “itu DL....Derita Loe!!!”
“hhhh, dasar!!! Nggak setia kawan banget sih loe. mentang-mentang hantu baru sahabat lama dilupakan.”
Pluukkkkkk..... sebuah bantalan kursi berbentuk persegi hinggap dikepala Nina.
“Awwww...” rintihnya refleks. “Yukeeeeehhhh....”
“loe
sih...apaan coba, mana ada tuh pribahasa kayak gitu. Aneh!!!” balas
Yuki cengengesan. “udah ahh, gue pergi ya Nin. Bye!!!” lanjutnya
kemudian sambil menarik gagang pintu toko bunga yang ia miliki bersama
Nina.
“Loh??? Steff??” ucap yuki kaget. “kok disini sayang?? Nggak
kerja???” Yuki bertanya lembut karena mendapati suaminya tengah berdiri
tepat didepan pintu kaca tokonya dengan keadaan basah kuyup.
Stefan hanya menggeleng lemah menjawab pertanyaan Yuki.
“teruss...kenapa hujan2an gini?? Entar kalo sakit gimana??”
Lagi-lagi stefan hanya menggelengkan kepalanya.
“Kamu
kenapa sih sayang?? Kok geleng2 aja dari tadi?? Kamu lagi sariawan
ya?? atau..tadi pagi kamu lupa sikat gigi?? Kenapa nggak ngomong sih??
Risih tau, berasa ngomong ama orang gagu.” Omel Yuki melipat kedua
tangannya didada.
Stefan tersenyum melihat tingkah laku istrinya.
“hhhh...”
yuki menghela nafas, karena suaminya itu masih tidak mau buka suara.
“ya udah deh kalo nggak mau ngomong sama aku. Fine.. it’s oke, no
problem....”
Stefan terkekeh kecil melihat kelakuan istrinya.
“malah
senyam-senyum, dasar!! Suami yang aneh!!!” cibir yuki. “Udah ahh, Masuk
aja yuk!! Diluar dingin, sekalian kamu ganti baju dulu. Diatas meja ada
baju Kevin, jadi kamu pake baju Kevin aja.” Yuki kembali membuka pintu
tokonya.
Ia masuk diikuti stefan yang ada dibelakangnya. “bentar, aku ambilin handuk sama teh panas dulu.”
“I
LOVE YOU.” 3 kata pertama yang keluar dari mulut stefan setelah lama
diam membisu dan berhasil menghentikan langkah kecil yuki.
Yuki membalikan badannya lalu tersenyum manis, haha....akhirnyaaa...suaminya ngomong juga. “I LOVE YOU MORE...”
Stefan tersenyum lebar mendengar kata-kata itu keluar dari bibir istrinya.
“ Loh?? Yuki..... loe masih disini?? Nggak jadi pergi??” tanya Nina saat mendapati sahabatnya masih berada didalam toko mereka.
“Nina”
Yuki menoleh kesumber suara dan mendapati Nina berdiri dibelakangnya
dengan tangan yang kotor penuh tanah. “jadi kok, ditunda bentar. Hehe.”
“oooo,, terus, loe ngobrol sama siapa Ki?? ada pembeli ya??” tanya Nina celingukan.
“nggak ada pembeli kok, Cuma Stefan.” Jawab Yuki tersenyum menunjuk kebelakangnya.
“Stefan??” tanya Nina lagi, ia terlihat bingung.
“kok bingung gitu mukanya?? Loe nggak amnesia kan?? Suami gue, stefan.” Jelas Yuki.
“iya gue tau stefan suami loe, tapi.... orangnya mana???”
“in.....”
saat yuki kembali membalikan tubuhnya, ia sudah tak mendapati stefan
dimanapun. “loh.. kok nggak ada??” tanya Yuki ikutan bingung.
Nina hanya mengangkat kedua bahunya.
“mungkin udah pergi.”
“kok nggak pamit sama gue..”
“dia buru-buru kali.”
Yuki hanya menghela nafas kecewa.
“hai Ki, hai Nin..” sapa Kevin ketika membuka pintu toko, ia merupakan salah satu sahabat Yuki dan Nina.
“hai Vin.” Balas Nina.
“ehh
Ki, tadi pas gue masih diseberang jalan sana.. gue liat loe ngobrol
sendiri didepan pintu.. emmm.. hantu baru ya Ki???” tanya Kevin. “kali
ini cowok atau cewek??” lanjutnya lagi.
“loe ketemu hantu baru
lagi Ki?? yahh.. satu aja belum kelar, masa udah muncul lagi sih..”
keluh Nina melipat kedua tangannya didada.
“hantu baru?? Tap..tapi tadi...tadi....tadi gue...” yuki gelagapan.
tiba-tiba
rasa sesak yang amat sangat memenuhi rongga paru-parunya. jantungnya
berdetak cepat...keringat dingin mulai bercucuran. Hatinya begitu
gelisah. Ada apa ini??
“apa mungkin??? nggak.... nggak mungkin....” Gumamnya pelan tak terdengar oleh kedua sahabatnya.
“Yuki....” khawatir Nina, melihat sang sahabat memegangi dadanya.
“ada apa ki??” tanya Kevin tak kalah khawatir.
“Jangan
dia tuhan, tolong.. jangan dia!!!!” teriak Yuki dalam hati. Air matanya
mengalir deras, air mata yang tak diinginkan. mereka berdesak-desakan
hendak keluar dari tempatnya, dan sekarang.. mereka bebas... menerobos
dan menghancurkan bendungan yang ada. Mengalir deras dipipi chubby yuki.
“Yuki loe kenapa??” tanya Nina, ia merasa sangat khawatir dengan sahabatnya yang tiba-tiba menangis.
Diam,
hanya diam..menangis tanpa isakan. Detik berikutnya Yuki telah berlari
meninggalkan kedua sahabatnya yang masih dilanda kebingungan tingkah
akut.
Didalam hatinya ia terus bergumam. “apapun, kecuali dia.. tolong tuhan.. tolong... jangan dia, jangan dia...”
Setelah
cukup lama berlari menerobos derasnya hujan, langkah Yuki terhenti
melihat sebuah mobil honda jazz merah tengah menabrak tiang lampu
penerang jalan, sebuah Kecelakaan yang terjadi karena sang pengendara
mobil berusaha menghindari seorang pengendara motor yang berniat
menyalip jalan. Semua orang berkerumun, beramai-ramai ingin melihat apa
yang tengah terjadi ditengah jalan yang tengah lenggang itu... tak lama
beberapa tim para medis datang menggunakan sebuah mobil berwarna putih
dan memiliki bunyi yang sangat nyaring, Ambulance. Disusul beberapa
mobil polisi yang kebetulan saat itu tengah patroli didaerah sekitar.
Tunggu
dulu...mobil honda jazz merah??? Ia mengenal mobil itu, sangat kenal...
Yuki terus membatin dalam hatinya, ia menggeleng lemah ketika menyadari
sesuatu.
Kakinya tak lagi mampu menopang tubuhnya, ia jatuh... tubuhnya lemas..
“Nggakkk.....”
teriaknya dalam hati, suaranya tak keluar sedikitpun, semua tercekat..
tertahan ditenggorokan. Begitu sakit rasanya... dan lagi-lagi ia
menangis tanpa isakan, air matanya bercampur dengan air hujan yang
mengguyur tubuh rapuhnya.
“kenapa dia tuhan?? Kenapa dia???” tanya
yuki berurai air mata, ia masih membatin sambil memukul keras
dadanya... berusaha menghilangkan rasa sesak didada. “jangan dia..”
“jangan
seperti ini sayang, aku mohon....” lirih seseorang berdiri tegak
dibelakang tubuh rapuh yuki yang tengah terduduk lemas dipinggir
trotoar.
Sungguh sakit rasanya melihat orang yang begitu
disayanginya seperti ini, air matanyapun tak kalah mengalir deras
seperti darah yang mengalir dibagian kiri kepalanya. Hujan yang deras
tak menghilangkan sedikitpun darah yang mengalir, mereka tembus...sama
sekali tak bisa membasahi tubuh penuh darah itu.
“Kamu
udah janji....” kalimat pertama yang keluar dari mulut yuki. ia
sesegukan menahan tangisan yang semakin menjadi. “kamu janji.. kamu akan
pulang.. kita.. little prince..” ucapnya terbata-bata.
“kamu..bohong!!!” teriaknya melepas segala sesak dalam hati. “kamu
bohong..” ucapnya lemah. “bohong.”
Sekelebat bayangan manis muncul
diingatan yuki, dari awal pertemuannya dengan sang suami, masa-masa
pacaran mereka, saat mereka menikah mengucap janji suci sehidup semati,
bulan madu mereka, moment indah yang terjadi selama 2 tahun pernikahan
mereka, sampai akhirnya mereka mendapat kabar kalau mereka sebentar lagi
akan punya pangeran kecil.
“kembali, aku mohon....jangan pergi...” lirih yuki.
“cepat!!!
Bawa berangkar kemari!!! Detak jantung korban tak terdengar, harus
segera ditangani!!!” teriak salah seorang berpakaian putih.
“stefan...”
Dengan langkah cepat, yuki bangkit dari duduknya. Ia berlari menghampiri orang yang berteriak tadi.
Langkahnya
mulai melamban saat dirinya telah mendapati apa yang ia cari dari tadi.
“stef....” ucapnya tak percaya, ini suaminya, stefannya... penuh
luka... bahkan banyak aliran darah yang keluar dari kepalanya dan
mengalir lagi bersama derasnya hujan memenuhi jalan.
“sayang.....” perlahan yuki menyentuh bibir pucat stefan.
senyumanmu memudar, hilang tak tersisa...
tawamu lenyap, terbawa angin..
dirimu..... kenapa?? kenapa diam?? Kenapa tak bergerak??
Jantungmu membisu...
Jemarimu mendingin...
Ada apa?? Niatkah kau pergi dariku???
Buka matamu!!! Lihat aku!!! Tatap aku lagi...
Sungguh, ku rindu akan hadirmu....
Air
mata Yuki tumpah, benar-benar tumpah....”STEFAN...............”
teriaknya kesal, ia menangis.. meratap mungkin, air mata yang terus
berlinang. tangisnya kali ini tak tertahan.
“aku mohon, jangan
pergi.... kembalilah, bernafaslah!!! Stefan tolong!!!” pinta Yuki
memeluk erat tubuh kaku sang suami. “aku mohon!!!!”
Semua orang
menatapnya iba. “sabarlah nona...” ucap seorang petugas paramedis.
“maafkan kami, nyawanya.....sudah tak dapat diselamatkan.” Lanjutnya
menunduk.
Aku selalu bisa melihat mereka..
Aku selalu bisa merasakan kehadiran mereka..
Dan Aku selalu bisa mendengar bisikan mereka..
Membantu mereka, adalah tugasku..
Tapi....bagaimana sekarang???
Orang yang paling kucintai akhirnya menjadi bagian dari ‘mereka’
Bimbang memilih dua dunia..
Egoiskah aku?? Mengharapkannya...
Mengharapkan sesuatu yang seharusnya sudah menghadap Tuhan..
Sedang yang lain, tak pernah mendapatkan kesempatan yang sama..
“minumlah dulu nona!!” kata seorang paramedis cantik memberikan sebuah gelas berisi air putih.
“terima
kasih.” Yuki berucap pelan, dengan tatapan kosong, mata yang membengkak
dan menghitam dibagian bawahnya. Ia lelah, sungguh lelah....untung
paramedis itu memberinya sebuah handuk tebal, sedikit mengurangi rasa
dingin yang menggerayanginya.
“yuki...”
Iya...suara itu, suara itu yang yuki nantikan dari tadi.
Ia berdiri, mencari sumber suara.
“sayang.. dimana kau??”
“dibelakangmu..” bisiknya halus.
Yuki
menoleh cepat, didapatinya sosok yang sangat ia rindukan, lebih dari 12
jam ia tak melihat sosok itu, mata itu, senyum itu... ohhhh
itu....stefannya.
Yuki tersenyum, ia mendekat mencoba meraih sosok yang sangat ia cintai.
“kenapa??” tanya Yuki kembali berlinang air mata saat ia tak dapat menyentuh pipi sang suami.
“kau lupa??? Ini biasa kan???”
“tapi....aku ingin memelukmu....”
“sayang.....” terlihat mata stefan memerah.
Aku jauh lebih ingin memelukmu, menarikmu dalam dekapku, memberikan kehangatan dan perlindungan bagimu serta buah hati kita...
“kau..kotor sekali.” Komentar yuki sedikit tersenyum dalam tangis melihat keadaan stefan yang berlumuran darah.
Stefan menyeka air matanya yang baru terjatuh. “maaf...”
“hiks..hiks..hiks...” isak tangis yuki terdengar jelas. “cahaya itu, apa kau telah melihatnya???”
Stefan menggeleng. “tidak akan secepat itu.”
JLEBBB....sosok itu menghilang.
“stefan...” yuki mencari kesekelilingnya, mencari sosok yang baru dijumpainya tadi.
“aku nggak akan pernah ninggalin kamu....” sebuah bisikan yang terdengar jelas ditelinga Yuki.
Yuki
menoleh, mengikuti arah bisikan tadi. Ia berlari mengitari jalan tempat
kejadian kecelakaan dalam keadaan menangis. Berkali-kali ia menyeka air
matanya, air mata yang terus mengalir.
“Steff..” desis yuki menghentikan gerak larinya. ia Diam mengamati satu objek.
laki-lakinya, orang paling dicintainya...
Yuki mendekat perlahan, Mengoyak kerumunan manusia yang menutupi objeknya.
dibantu derasnya angin, seolah terbang karna letih yang tak tertahan. dedaunanpun terbang mengiringi langkahnya..
yuki membelai halus pipi orang yang tengah tergeletak lemah diatas berangkar.
Orang itu membuka matanya. Perlahan demi perlahan...
“stefan..”
sapa Yuki, saat orang paling dicintainya itu kembali menatap dunia.
Dan...orang pertama yang ia lihat adalah Yuki, istrinya.
Berkali-kali
orang itu mengerjapkan matanya. Berusaha mengenali setiap objek yang ia
lihat, terlebih wanita cantik yang basah dan penuh air mata yang kini
menatapnya penuh cinta + senyuman manis. “kamu siapa??”
DUG..DUG..DUG...mata yuki membulat, Hatinya nyeri tiba-tiba.
“stefan???”
“stefan??? Siapa stefan???” tanya orang itu menatap yuki heran.
“kamu....”
yuki mengangkat tangannya, berusaha menyentuh pipi orang yang baru
sadar dari pingsan habis kecelakaan itu. “stefanku..”
Orang yang
yuki panggil stefan itu menutup matanya, saat tangan halus yuki berhasil
menyentuh pipinya. Ia merasakan jantungnya berdebar kencang, darahnya
mengalir deras, ada desiran tertentu saat tangan wanita itu
menyentuhnya, sentuhan yang seakan pernah ia rasakan sebelumnya,
sentuhan dari wanita yang sama, wanita ini. seperti sengatan listrik
yang menjalar keseluruh bagian tubuhnya. Hangat.. begitu hangat membawa
kedamaian dan ketentraman. Sungguh nyaman.
Digenggamnya tangan
yuki yang masih menyentuh pipinya, Ia kembali membuka matanya dan
menatap wajah wanita cantik dihadapannya.... “yuki...” panggilnya begitu
saja. Rasanya ia kenal betul dengan wanita ini,
Yukinya....wanitanya....
Wanita itu mengangguk haru, egoiskah dia??? Orang ini.... bukan stefannya...
Mereka saling menatap, membiarkan mata dan hati yang berbicara. Keduanya sama2 mengukir senyum.
“Willy.....” panggil seseorang dari arah belakang yuki.
Mereka
berdua menoleh kesumber suara. Yuki mendapati gadis cantik perperawakan
indo, tinggi langsing dan putih yang tergesa-gesa berlari menuju yuki
dan “stefan”.
HUPPPP... gadis itu memeluk “stefan”.
“kamu
nggak apa-apa kan Wil? Kamu baik-baik aja kan??? Aku khawatir sama kamu.
Kata paramedis tadi jantung kamu berhenti, kata paramedis tadi kamu
udah nggak ada.” Lirihnya mengeluarkan air mata.
“aku baik-baik aja Kimmy. Udah jangan nangis.” Kata laki-laki itu membalas pelukan hangat sang gadis, dan.... ia tersenyum.
Kenapa
rasanya sakit??? Kenapa sesakit ini??? gadis ini.... beraninya
dia!!!!...... yuki mengepalkan tangannya erat, amarah yang betul-betul
memuncak dan menyeruap keubun-ubun. Ingin rasanya ia melepas pelukan
itu, menarik gadis itu menjauh, lalu menjambak rambutnya dan mencakar
habis mukanya. Berani sekali dia menyentuh bahkan memeluk erat
suaminya... suaminya???
Tunggu dulu, gadis ini tidak salah... orang itu... orang itu bukan suaminya, bukan stefannya...
Perlahan
yuki berjalan mundur, menjauhi dua sejoli yang sedang melepas rindu
itu. segera ia berbalik badan, tak mau menunjukkan matanya yang kembali
memerah siap menyemburkan butiran-butiran berlian berbentuk cair lagi.
saat berbalik yuki melihat pantulan bayangan yang berada dikaca gelap
mobil ambulan tepat dihadapannya.
Wajah itu, wajah yang berada dipelukan gadis itu... MEMANG BUKAN SUAMINYA.. tapi.....
Yuki kembali menoleh kebelakang, TIDAK, itu jelas... wajah itu wajah suaminya... stefannya...
Arghhhh.... membingungkan, Yuki berlari.. ia tak tau harus berbuat apa. Ini diluar akal sehatnya..
Satu tujuannya sekarang. NINA dan KEVIN, hanya mereka.. hanya mereka yang mengerti.
***
Yuki
menceritakan semuanya, s-e-m-u-a-nya kepada dua sahabatnya itu. sambil
terus menangis, kali ini dengan isakan, tissu putih bertebaran
dimana-mana. toko bunga yang biasanya indah menjelma menjadi lautan
tissu..dan lagi-lagi yuki menarik 2-3 tidak..4 tisu sekaligus dari dalam
kotaknya.. lalu SREEEEETTTT... ia mengeluarkan(?) sesuatu yang
berlendir dari hidungnya. SREETTTTT.. sekali lagi, ia
sesegukan...menghapus air mata yang menetes dengan tissu yang sama. Nina
dan Kevin hanya melongo tak percaya, kenapa sahabatnya jadi seperti
ini??? sungguh menyedihkan!!! Yuki mengambil tangan kanan nina dan Kevin
lalu meletaknya tissu yang ia pakai tadi ditangan kedua sohibnya yang
masih setengah sadar.
“nitip yah!!” ucap yuki watados.
“hah???” nina dan kevin menunjukan wajah cengo-nya.
Keduanya
kompak menoleh kebawah, melihat tangan mereka. Tangan yang ditarik yuki
tadi. Alis kiri mereka berdua sama-sama tertarik keatas. Berusaha
mengamati benda apa yang baru saja yuki titipkan.
“Aaaaaaaa....yukeeehhhhhh...”
teriak keduanya sambil mengibas-ibaskan tangannya sampai tissu itu
jatuh dan mengelap tangan mereka dengan lap tangan yang tak berada jauh
dari jangkauan nina.
“kenapa??” tanya yuki kalem.
“aishhhh loe ini, dasar!!! Sedih sih sedih Yuk, tapi jangan kayak gini juga dong...” Sewot nina.
“iya nih, bikin ilfeel aja.” tambah Kevin tak kalah sewot.
“maaf.” Lirih Yuki, ia kembali menunduk.
Hhuft... nina menghela nafas. Lalu duduk disamping sahabat baiknya itu.
“sabar
ya... dibalik musibah itu pasti ada hikmahnya.” Bijak Nina merangkul
yuki berusaha menyalurkan semangat ketubuh rapuh yang sedang dilanda
duka.
Yuki mengangguk lemah.
“semua akan indah pada waktunya
Ki, dan kita.. akan setia disamping loe sampai saat itu tiba.” Kata
Kevin tersenyum mengusap halus rambut yuki.
Yuki tersenyum, beruntungnya ia mendapatkan sahabat-sahabat yang baik seperti kevin dan nina.
“Makasih guys..”
Tiga Minggu kemudian.....
“permisi...” sapa seseorang yang baru masuk kedalam toko bunga Yuki-Nina.
Saat
itu Yuki belum tiba ditoko, hanya ada kevin yang sedang duduk manis
sambil mengotak-atik laptopnya didalam ruang kerja Yuki. Sedangkan Nina,
seperti biasa.. ia sibuk dengan bunga-bunganya... menyiram, memberi
pupuk dan lain-lain.
“iya..... ada yang bisa saya ban.......”
ucapan Nina terhenti saat ia menoleh kesumber suara. “tu.....” tambahnya
menyelesaikan kalimat sebelumnya.
“saya mau bunga mawarnya satu rangkai.”
“i..i..iya...” balas Nina kaku.
Bukannya mengambilkan bunga, nina malah masuk kedalam ruangan Yuki.
“Vin, ikut gue bentar yuk!!” nina menarik Kevin paksa menuju luar.
Nina
mengajak Kevin bersembunyi dibalik lemari, agar mereka lebih leluasa
mengintai orang yang ingin membeli bunga mawar merah itu.
“Ada apa sih Nin??” tanya Kevin bingung.
“ituuuu...” Nina menunjuk sesorang yang sedang melihat-lihat koleksi bunganya
“apa??”
Kevin mengikuti arah jari Nina. “i..i...itu...itu kan....” Kevin
terhenti, diluar terlihat yuki yang tengah berjalan masuk menuju toko
bunga mereka.
“GASWAT!!!!” ucap keduanya menepuk jidat.
Yuki melihat ada sebuah mobil merci putih didepan tokonya.
“pelanggan.” Ucapnya santai seraya berjalan menuju pintu masuk.
“Pagi Nin....” sapa Yuki ketika berhasil membuka pintu.
Seseorang
menoleh. CEKREKKK... tatapan keduanya berhasil terkunci, diam
membisu... perasaan-perasaan aneh kembali menerpa keduanya. Inikah
cinta??? Ohh inikah cinta?? Cinta pada jumpa pertama??? *koplakkk malah
nyanyi x_x*
TRINGGGG!!!! Sebuah lampu “OSRAM” 10 watt muncul diatas kepala Kevin.
“AHA!!!!!”
Kevin segera berlari mengambil kipas angin super gede dari dalam
ruangan yuki. meletakkannya diluar lalu menghidupkannya. Dengan bantuan
angin dari kipas angin itu membuat rambut Yuki yang tergerai indah
melambai-lambai seolah tebang, seakan memancarkan aura kecantikannya,
ckckck Sungguh indah makhluk tuhan yang satu ini.
“Syuutttt....syuttttt...”
Kevin ber-syuuttttt ria berusaha memanggil Nina yang tengah bengong
menikmati adegan disinetron-sinetron itu.
“eehhh...”
“bunganya Nin...” kata Kevin berbisik dari kejauhan.
“hah??? bunga?? Bunga apa???”
Nina
diam tak bergerak, otaknya masih mencari koneksi dari perkataan kevin
tadi. Gotcha!!! “Connecting successfully....” dengan segera Nina
berjalan menuju kumpulan bunga mawarnya yang begitu indah.
“Maaf
yah bunga-bungaku, ini Demi kebahagiaan sahabat.” Nina memetik beberapa
bunga mawarnya dengan berat hati. Lalu melepaskan kelopak-kelopaknya...
Perlahan
nina mendekat kearah kipas angin, ia meletakkan kelopak-kelopak bunga
didepan kipas angin. Dan berhasil..... kelopak-kelopak itu berterbangan,
membuat suasana romantic muncul tiba-tiba.
TRINGGG...Lagi-lagi lampu OSRAM diatas kepala Kevin hidup,.
Kau yang aku mau...
Kau yang selalu aku rindu..
Disetiap waktuku..
Kau yang ada dibenakku..
Yuki
dan orang itu sama-sama tersenyum mendengar lantunan lagu yang Kevin
putar dari MP3 hpnya, lagunya yang rasanya pernah mereka dengar bersama.
membiarkan hati mereka yang saling bicara. Memutar kejadian yang
‘hampir’ sama 2 tahun lalu, tempat yang sama dan lagi-lagi dengan hati
serta wajah2 orang yang sama. Orang itu benar-benar merasakannya, bukan
hanya Yuki. hatinya...rohnya... milik stefannya... sang suami tercinta.
Keduanya perlahan mendekat, masih tetap menatap bola mata lawan
jenisnya.
“Hai...” sapa orang itu gugup.
Yuki tersenyum kaku. “hai juga.”
“aku...aku...” lidah laki-laki itu keluh, tak tau mau berucap apa.
“yuki, namaku Yuki.” ujar Yuki mengulurkan tangannya hendak berkenalan.
“aku.......aku....Willy, William. Yah.. William.” Balasnya menyambut uluran tangan yuki.
“William???”
“iya. Kau mengenalku??”
“tidak, hanya saja.... wajahmu mengingatkan aku pada seseorang.”
“siapa??”
“orang yang paling aku cintai.” Lirih Yuki menunduk.
DEGGGGG.... Willy terdiam, ia seperti merasakan sesuatu saat wanita cantik dihadapannya ini mengucapkan kata-kata itu.
“emmm..” yuki mengangkat wajahnya lalu tersenyum. “ada yang bisa aku bantu??”
“owhhh..iya, aku mau beli bunga mawar.”
“untuk siapa?? Kekasihmu??” tanya yuki ragu.
Sebenarnya
yuki mengutuki dirinya sendiri, mengapa dia menanyakan hal bodoh
seperti itu. pertanyaan yang bila jawabannya ‘YA’ akan sangat melukai
hatinya.
“bukan, untuk adikku.. hari ini ia berulang tahun. Bisa kau rangkaikan bunga mawar terindah untuknya?” Jelasnya tersenyum..
Hhhh...yuki, serta kevin dan nina yang ikut menguping bernafas lega.
“senyuman itu, benar-benar senyuman stefanku” yuki bergumam lagi.
“bisa.” Balas Yuki tersenyum.
-----------------------------------------------------------------------------------------------
“aku pulang ya Nin.....”
“iyaaaaa...”
“jauhkan mereka!!!...” bisik seseorang terdengar ditelinga Yuki.
“dimana kau???” tanya Yuki menoleh kesekelilinginya.
“disini.”
Yuki berbalik. “ceritakanlah semuanya.... agar aku bisa membantumu.”
“tidak.... kau tak perlu tahu, kau hanya perlu menjauhkan anakku dari laki-laki itu.” bentaknya marah.
“tapi
kenapa?? apa salah kalau mereka saling menyukai? Bukankah laki-laki itu
juga anak angkatmu. Kau sangat menyayanginya bukan??”
“kau tak mengerti, semuanya salah.” bayangan itu menghilang.
“hei..” seseorang menepuk bahu Yuki, dan berhasil membuatnya terlonjak kaget.
“ehh..” Yuki menoleh. “Willy??”
“ada apa???”
“tidak ada.” Yuki tersenyum. “kenapa kau kemari?? Apa adikmu tidak suka dengan rangkaian bungaku???”
“bukan, Kimmy sangat menyukainya.”
“baguslah.
Ehh..tapi kalau kau ingin membeli bunga lagi, sebaiknya besok saja.
Soalnya toko kami sudah mau tutup.” Jelas Yuki sok tahu.
“hehe... aku kesini bukan untuk membeli bunga lagi.”
GUBRAKKKK...... haduhhh...gini nih kalo sok tahu. Malu sendiri jadinya.
“hihi,,,
aku sotoy yah.” Yuki nyengir kuda sambil menggaruk-garuk kepalanya yang
sama sekali tak gatal. “So...kamu mau apa kemari??”
“aku.....aku.....ngapain
yah??? Nggak tau nih..” Willy yang berwajah stefan itu juga ngikut
garuk-garuk kepala. Bingung mau bilang apa, kalo bilang kalau kaki dan
hatinyalah yang menuntun tubuhnya untuk berjalan kemari, akankah wanita
cantik dihadapannya ini tertawa??? Bahkan mengatakan kalau dia adalah
pria aneh.
“kok nggak tau.”
“mungkin hati aku... iya hati aku yang nuntun aku kemari buat ketemu kamu.” Jawabnya asal ceplos.
“hati???”
“iya..”
yuki mengukir seribu senyum manis diwajahnya.. senyuman yang selama 2 minggu ini hampir hilang dari wajah cantiknya.
“aku antar pulang ya, nggak baik wanita cantik seperti kamu bawa mobil sendiri malem-malem gini apalagi kamu lagi hamil muda.”
“apa tidak merepotkanmu??”
“tentu saja tidak, selama suamimu tak marah.” Ujarnya tak enak, dengan raut wajah yang menunjukan kekecewaan mendalam.
“kau
tau... suamiku.... raganya sudah berada didalam gundukan tanah yang
berwarna merah itu. Jiwanya... sudah terbang kesurga.. tapi... roh dan
hatinya.... masih ada disekitarku. Disini...” Yuki memegang dada Willy
dengan telapak tangannya lalu tersenyum.
Willy menatap yuki bingung. “maksudmu??”
“sudahlah...
ayo pulang, kau bilang mau mengantarku.” Yuki berjalan menuju mobil
merci putih yang berada diseberang jalan. Mobil willy.
“iya...” willy berlari mengejar langkah Yuki.
Setibanya dirumah Yuki, Willy turun dari mobilnya dan dengan segera membukakan pintu untuk Yuki.
“terima kasih.” Kata Yuki tersenyum manis saat dirinya berhasil keluar dari mobil merci willy.
“emmmm...Yuki....” panggil Willy memegang tangan Yuki yang hendak berjalan menuju pintu rumahnya.
“iya Wil.”
“maaf..”
“untuk apa??”
“soal suamimu, aku turut berduka.” Ucapnya menunduk.
“hei.. tak apa. Sudahlah..lupakan.” jawab yuki mengangkat wajah Willy.
Willy
menatap mata yuki begitupun sebaliknya, keduanya terbawa suasana yang
sunyi. Memandu mereka untuk saling mendekatkan wajahnya.
Dekat... dan semakin dekat........
“Jauhkan mereka!!! Tolong.....” lirih bayangan wanita yang tiba2 muncul dibelakang Willy.
Sontak yuki dengan segera menjauhkan wajahnya dari Willy. Bayangan itu kembali menghilang.
“ada apa??” tanya Willy.
“tidak, emmm.. sudah malam, sebaiknya kau pulang!!” kata Yuki lembut.
“baiklah...tapi...soal yang tadi..aku...minta maaf.”
“tidak
Wil, kau tak melakukan kesalahan apapun. Untuk apa minta maaf.
sebaiknya kau pulang.” Yuki membuka pintu rumahnya. Saat melihat
kedalam, bayangan itu berada tepat dianak tangga rumahnya.
“kau harus membantuku!!!”
Yuki kembali menutup pintu rumahnya.
“ada apa didalam??” tanya Willy khawatir.
“tidak ada.”
“hmm..yuki, apa malam minggu nanti kau ada acara???” tanya Willy ragu.
“kurasa tidak.”
“emmm...aku punya 2 tiket nonton film dibioskop, apa kau....”
“ya...ide
yang bagus, aku mau...jam 7 malam jemput aku ditoko.” Kata Yuki
memotong perkataan Willy yang sama sekali belum selesai. “sekarang,
pulanglah!!!” ucap Yuki tergesa-gesa masuk kedalam rumahnya.
“hhuftt.... apa begini rasanya ditolak.” Ujar willy kesal menghentakkan kakinya ditanah.
Sebenarnya
dia sama sekali tak ditolak, jelas-jelas yuki mengatakan ya... hanya
saja.. dia merasa kalau yuki telah mengusirnya. Ditolak secara halus
dari rumah wanita yang telah mencuri hatinya.. untuk yang kedua kalinya.
Ia membalikan badannya bersiap menuju mobil dan pulang kerumah.
“Willy....”
panggil yuki lagi, ia keluar dari dalam rumah berjalan cepat dan
CUPPPP...satu ciuman mendarat dipipi Willy. “terima kasih, main
kerumahnya lain kali saja yah.” Lanjutnya tersenyum seakan tau isi hati
willy.
Willy tersenyum, lalu membelai halus rambut Yuki.
“sama-sama.” Balasnya.
“hati-hati Wil.” Yuki kembali berlari masuk kedalam rumahnya dan mengunci pintu rapat-rapat.
“YESSSSSS!!!!”
teriak willy melompat kegirangan. Ia terus-terusan memegang pipinya
yang dicium Yuki tadi. Sungguh bahagia, hatinya berbunga-bunga. Inilah
cinta.
“baiklah, kalau kau mau aku menjauhkan dia dari
anakmu, beri aku satu alasan yang kuat mengapa kau tidak menyukainya,
laki-laki itu.” Yuki mencari disekeliling ruang tamunya, mencari
bayangan itu.
“tidak ada, kau hanya harus menjauhkan mereka.
Mereka tidak sepantasnya bersama.” Bayangan itu muncul dibelakang tubuh
Yuki. wanita paruh baya dengan goresan luka diatas alisnya, wajahnya
pucat dengan baju penuh darah.
Yuki menoleh. “tapi...”
“lakukan!!! Aku mohon.” Bayangan itu menghilang.
***
“aku
akan mencari tau tentang anak itu.” kata Yuki berjalan beriringan
bersama Kevin menuju mobilnya. Ia memakai gaun kuning tanpa lengan
dengan bagian rok yang mengembang sebatas lutut.
“mau kutemani??” tawar Kevin.
“tidak,
kau tunggu disini. aku ada janji bersama Willy hari ini, kau bisa kan
menemaninya sementara waktu sampai aku tiba kembali disini.”
“tentu.” Balas kevin tersenyum. “Ki..”
“ya.”
“yakin, mau pergi dengan gaun seperti itu??”
“Ohh good, aku lupa... hemmm.. sudahlah, sudah terlanjur..”
“kalau begitu, pakailah jaketku.” Kevin membuka jaket kulit hitamnya lalu memberikannya pada Yuki.
“makasih Vin.”
“iya..hati-hati.” Yuki tersenyum, ia masuk kedalam mobil toyota yaris merahnya. Dan berlalu pergi.
“Yuki kemana Vin??” tanya Nina menghampiri Kevin yang masih diam ditempatnya semula.
“biasa, urusan hantu.”
“hmmm.. urusan hantu?? Yakin?? kenapa pake gaun??” tanya Nina lagi.
“dia ada janji sama Willy, makanya bajunya kayak gitu.”
“owwwhhh..” nina manggut2 mendengar perkataan Kevin.
-------------------------------
Setelah
mengobrol dengan orang tua angkat anak laki-laki itu, yukipun pamit
pulang. Ia mengetahui banyak hal hari ini. tentunya hal yang akan
membantu hantunya untuk kembali ketempat yang seharusnya.
Ia menghubungi keluarga wanita yang menjadi hantunya itu, beserta sang anak laki-laki.
Mereka sepakat untuk bertemu disebuah taman kota.
Ia
menceritakan semuanya, semua terdiam. Hantunya sekarang terlihat
cantik, dengan gaun serba putih. Lukanyapun telah hilang, ia tersenyum
lega.
Anak wanitanya menangis. “jadi.....dia kakakku??”
Yuki mengangguk.
“aku
memang anak yang tak berguna, dia bahkan membuangku saat aku kecil, aku
anak yang tak diharapkannya.” Lirih anak laki-laki itu menunduk sedih.
“bukan..bukan
begitu nak, ibu menyayangimu. Dulu ibu masih muda, belum siap menerima
keadaan kalau ternyata ibu hamil. Pikiran labil itu yang mempengaruhi
ibu. Maafkan ibu. Ibu sangat menyayangimu nak. Maaf.” Jelas sang hantu
menitikan air mata.
“Dia bilang, dia yang salah... dia minta maaf.... dia sangat menyayangimu.” Ulang Yuki menyampaikan perkataan wanita itu.
“benarkah??”
“iya.”
“aku juga, aku juga sangat menyayanginya... ibu....”
Yuki tersenyum, wanita itu berjalan menuju cahaya terang.
“terima kasih.” Ucapnya melambai kearah Yuki dan tersenyum manis.
“dia telah pergi, dengan tenang.”
Jam menunjukan pukul 08.00 malam, dengan tergesa yuki melajukan mobilnya menuju rumah Willy.
Yuki
turun dari mobilnya, dilihatnya rumah willy sepi dan gelap. Tapi
diruang tamunya ada pantulan gambar yang bergerak, seperti cahaya TV.
Dengan langkah ragu yuki berjalan mendekat menuju pintu masuk rumah
Willy.
Tok..tok..tok.. yuki mengetuk pintu.
“willy, apa kau didalam??” tanya Yuki sedikit berteriak.
5 menit tak ada jawaban, yukipun memutuskan untuk masuk kerumah Willy yang kebetulan tak dikunci.
“willy...” panggil yuki melihat sekeliling rumah.
Ia melihat willy tengah duduk bersandar disofa ruang tamu sambil terus menganti channel Tvnya.
“willy, maaf....aku...”
“sudahlah.”
“berikan aku kesempatan kedua..” pinta yuki melihat willy sama sekali tak bergerak dari duduknya.
Willy menoleh. Ia beranjak dari duduknya dan berjalan menghampiri Yuki.
“mengapa meminta kesempatan kedua kalau kesempatan pertamanya saja kau sia-siakan.”
“bukan begitu.. kau tak mengerti.”
“kalau begitu buat aku mengerti, aku ingin tahu semuanya, tentang hidupmu, tentang kau.”
“willy.... kau tau semuanya, semuanya....hidupku, aku...dan..hatiku.” jawab Yuki lirih.
“lupakan, seharusnya kau bilang kalau kau tidak mau pergi bersamaku, kenapa harus dengan cara seperti ini???”
“aku....”
“kenapa mengatakan ya, kalau hatimu berkata tidak.”
Dengan segera Yuki membungkam mulut laki-laki dihadapannya itu dengan telunjuknya.
“diamlah,
kenapa kau sangat berisik!! aku mengatakan ya, karna aku memang ingin
mengatakan ya. aku mohon... berikan aku kesempatan kedua.” Kata Yuki
halus memegang tangan willy.
Willy tersenyum. “baiklah...tapi... kita tak bisa menonton lagi, kau tau filmnya sudah setengah jalan.”
Yuki tersenyum. “tak apa.. kita bisa makan malam bersama. Yang penting berdua denganmu.”
“okeh...” willy mengambil jaketnya yang berwarna biru putih lalu memakainya. “yuk!!”
Yuki meraih lengan willy, mereka bergandengan tangan menuju mobil willy yang masih terparkir dihalaman rumah.
“apa aku sudah bilang, kalau kau sangat cantik malam ini???”
***
“mana Yuki???” tanya willy ngos-ngosan saat tiba didepan toko dan melihat Nina sedang bersama Rizky, pacarnya.
“stefan???” tanya Rizky tak percaya.
“Riz, ini....” nina berusaha menjelaskan.
“hai Riz, apa kabar??? lama nggak ketemu.” Sapa willy tersenyum.
“tapi loe udah....”
Willy hanya tersenyum.
“nin, Yuki mana???”
“dia pergi, ada urusan.” Tanya Nina bingung.
“hantu lagi ya??” tanya willy yang seolah-olah tau semuanya.
“i...i..iya..” jawab nina terbata.
“ini beneran loe stef??” tanya Rizky.
“iya dong, siapa lagi emang?? Hantu?? Hehehe...”
“gue.....” rizky terdiam tak dapat berkata apapun lagi.
----------------------------
“akhirnya selesai juga.” Keluh yuki tersenyum lega. Saat ia telah berhasil membantu hantunya LAGI.
Yuki
menjalankan mobilnya pulang kerumah. Setelah sampai ia segera turun
dari mobilnya dan berjalan pelan menuju pintu. Saat mengambil kunci
rumah dan ingin membuka pintunya tak sengaja yuki melirik jari-jarinya.
tunggu dulu, jari manis kosong....
“cincin???” panik yuki. “ya ampun, itu cincin dari stefan. Nggak..nggak boleh hilang.”
Yuki
berlari menuju mobilnya. Ia mencari dibagian depan mobil toyota yariz
itu namun hasilnya nihil. Ia sungguh resah, ia mulai mencari dibagian
belakang mobilnya.
Perlahan ia mencari dibawah2 jok mobil, dengan
membiarkan pintu mobilnya terbuka lebar. Setiap sudut mobil telah ia
periksa, lagi-lagi hasilnya nihil. Hampir saja ia menitikan air mata
karena takut kehilangan cincin pernikahan dari suami tercintanya.
Tinggal satu tempat yang belum ia cari, sebuah kantong yang berada dibelakang jok untuk menyetir.
Ia terus memasukan tangannya kedalam. “awwww...” jeritnya saat tangannya terhimpit dibawah jok mobil.
Yuki benar-benar lelah, ia menelentangkan(?) tubuhnya berusaha mengatur nafas yang memburu.
“kau sedang apa??” tanya seseorang yang tiba-tiba sudah berada diatas tubuh Yuki, wajahnya dan wajah yuki hanya terpaut 5 cm.
“willy??”
“suamimu..lebih tepatnya..”
“stefan??? Apa kau stefan???”
“hahhh...senangnya bisa mendengar kau memanggilku dengan sebutan itu.”
Yuki tersenyum senang, ingin rasanya ia memeluk laki-laki dihadapannya ini. Tapi sayang tangannya masih terhimpit dijok mobil.
“kenapa tiduran disini?? Bagaimana kalau ada orang jahat yang melihatmu seperti ini??”
“sebenarnya, tanganku terjepit.” Jujur yuki melirik nasib tangannya.
“ckckck.. kau ini...” stefan membantu yuki menarik tangannya.
Dan..terlepas. yuki dan stefanpun beranjak dari posisi mereka.
“kau mencari apa??” tanya stefan.
“cincin
kita... stef.... cincin kita.. aku menghilangkannya.” Yuki terlihat
begitu panik. “aku bersumpah, aku selalu memakainya dijari manisku, aku
tak pernah melepaskannya bahkan cincinmu pun selalu aku kalungkan
dileherku.” Jelas yuki panjang kali lebar.
“hei..” stefan memegang wajah yuki dan menatap matanya yang terlihat memerah itu.
“jangan
panik.. aku tak marah, sebenarnya..kau mencari ketempat yang benar,
hanya saja kau terlambat beberapa hari untuk menyadarinya.”
“maksudmu??” tanya yuki tak mengerti
“kau ingat, saat kita dinner 2 hari yang lalu...”
Yuki mengangguk.
“aku menemukan sesuatu dijok mobilmu, sesuatu yang mengingatkan aku akan semuanya...”
“hah??”
Perlahan
stefan menundukan badannya, ia berjongkok tepat dihadapan yuki lalu
mengambil sesuatu dari kantong jaketnya, sesuatu yang berwarna merah
hati.
“stefan...”
Stefan membuka kotak itu, terlihat cincin
bertahtakan berlian putih. Sungguh berkilau. Ini dia... cincin mereka,
cincin pernikahan mereka. Tapi....ada yang berbeda.. kali ini cincin
itu...memiliki ukiran dibagian dalamnya. Ukiran bertuliskan bentuk love
dan disampingnya ada kata FOREVER.
Yuki menutup mulutnya dengan
kedua telapak tangannya, ia sungguh senang. Sungguh terharu, air matanya
mengalir. Air mata kebahagiaan.
“WILL YOU MARRY ME??? AGAIN???” tanya stefan memegang erat kedua tangan yuki.
Yuki tersenyum dalam tangisnya. Ia mengangguk semangat. ‘i will, always will...”
Dengan
segera stefan memeluk yuki, istrinya. Mereka berdua sama-sama tersenyum
dalam pelukan hangat yang lama tak mereka rasakan.
“Vati kembali little prince... dia kembali.... dia menepati janjinya.” Gumam yuki dalam hati.
“i love you honey...” bisik stefan ditelinga istrinya.
“i love you more...”
------------------------------------THE END---------------------------------------------
^^Allah is the best author in this world, and i am the best main character in my own life story^^
Rabu, 27 Juni 2012
I'll be back
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar