Matahari
muncul dan bersinar terang, pertanda pagi yang cerah diiringi kicauan burung
serta langit biru yang begitu sejuk dipandang. Yuki datang kesekolah dengan
begitu banyak warna biru melekat didirinya. Seketika Stefan yang melihat itu
semua kembali teringat akan satu kalimat yang pernah dibacanya.
“suka
banget warna biru.”
Yuki
berjalan menuju kursinya, lalu duduk disamping stefan.
“Suka
warna biru ya Ki?” stefan mengeluarkan pertanyaan itu begitu saja.
Yuki
belagak tdk mendengar ia berbisik dalam hati.
“pasti
mau marah-marah lagi, terus dia bakal bilang gini. Apaan tuh?? Biru?? Selera
loe jelek banget sih, yang keren itu warna silver, warnanya kuat. Ini biru??
Norak! Pasti orangnya melankolis, sensi, suka ngayal, mudah tersinggung lagi.
Erggggghh....males banget, mending diem aja deh.”
Yuki
menghela nafas panjang. “Sabar.sabar...orang sabar disayang tuhan.” Gumam yuki
mengulangi kata2 ampuhnya.
Stefan
diam melihat pertanyaannya sama sekali tak digubris, ia mulai merasakan kembali
kalau dirinya saat ini sudah persis sama seperti Max dulu. Yang hanya bisa
mengamati Yuki dari kejauhan.
Pada
jam ke4, Yuki terlihat panik. Stefan sedikit menguping pembicaraannya dengan
Nina.
“Gue
lupa bawa buku paket Bahasa Indonesia, gimana dong Nin?? Mana kelas lain nggak
ada yang bawa. Jadi nggak bisa pinjem deh.”
“Waduh..loe
sih, kok bisa lupa. Loe tau kan Ibu Manda itu Killer abis, bisa2 nih ya loe itu
ditendang dari Indonesia keinggris. Soalnya menurut bu Manda anak2 yang nggak membawa
buku Bahasa indonesia itu namanya nggak minat sama bahasa indonesia dan nggak
mau jadi bangsa indonesia. Malah mungkin nanti loe disebut penghianat negara
sama Bu Manda.” Jelas Nina.
“Aduh...kok
loe malah nakut2in sih.”
“Yeeee..gue
serius kali.”
“Hhuft..ya
udah deh, doain aja ya Nin, supaya gue bisa ngelewatin pelajaran ini tanpa kena
ceramah atau hukuman.”
“Amien....semangat
yah yuki sayang, jangan putus asa. Gue yakin loe nggak bakalan apa2 kok.” Ujar
Nina tersenyum.
“Makasih.”
Dengan
lemas yuki kembali ketempat duduknya, stefan duduk disebelah yuki lalu
melemparkan buku paket Bahasa Indonesia miliknya.
“Apaan
nih?” tanya Yuki membuka suara untuk stefan.
Stefan
tersenyum. “Pake aja.”
“Loe
gimana?”
“udah...itu
semua gampang, sekarang loe cariin gue buku paket lain. Tapi yang pake sampul
yah.” Jelas stefan.
“Owhh.okeh.”
Yuki tersenyum.
Tak
lama yuki datang dengan buku paket pelajaran lain.
“Nih..”
yuki meletakkan pelan buku itu didepan stefan.
“Stroberry??”
Stefan melotot. “Ada pitanya lagi, loe gimana sih?? Kalo kayak gini caranya,
sama aja loe itu langsung ngasih tau Bu Manda kalo ini bukan buku gue.”
“kata
loe tadi yang penting pake sampul.”
“Iya
nggak harus ada stroberry sama pita2nya juga kali Ki, mana warnanya Ping lagi.
Ini tuh cewek banget tau nggak, kalo gue ini punya gelaja homo. Mungkin deh nih
gue pake buku kayak ginian.”
“Nggak
ada lagi Stef, bukunya Vebby warnanya merah ada love-lovenya, bukunya Nina
gambar pelangi warna-warni, bukunya navy malah ada gambar Minnie Mousenya.
Gimana dong?” jelas Yuki.
Stefan
memandangi buku yang Yuki berikan tadi. “Ampun deh.!!!!” Kata stefan sambil
geleng2.
Yuki
tertawa lepas melihat prilaku stefan.
“Ketawa
lagi...apanya yang lucu coba.” Ujar stefan kesal.
Yuki
berhenti tertawa. Bu Manda datang, Yuki tampak cemas. Ia takut kalo stefan
ketahuan.
“Ehhh..ekspresi
muka loe jangan gitu dong, kalo kayak gitu
gue makin cepet nih ketahuannya.” Bisik stefan.
“Kamu...”
tegur Bu Manda melihat kearah Stefan.
“Mampus
gue.” Desis stefan.
“Coba
buka buku kamu halaman 23, dan baca dari paragraf kedua sampai keempat.”
“Maaf
bu, saya lagi sakit tenggorokan.” Alasan stefan.
“kalo
begitu pelan2 saja bacanya.” Tambah bu Manda lagi.
Karena
sudah merasa tersudut stefanpun memberanikan dirinya untuk mengaku. Percuma
juga kalo mengelak kalo ujung2nya bakal ketahuan juga. Setengah jam pelajaran
terlewat dengan ocehan panjang lebar dari bu Manda, dan diakhiri dengan
bentakan menyuru keluar dari kelasnya. Yuki tertunduk, ia sungguh merasa
bersalah. Stefan memegang tangan Yuki sebelum ia keluar dari kelas.
“Tenang
aja, gue nggak apa2 kok.” Stefan berjalan pergi.
Setelah
pelajaran usai, Yuki segera mencari stefan. Ia langsung berlari kekantin,
ya..mau kemana lagi, orang stefan paling seneng nongkrong dikantin.
“Maaf
yah stef, soal yang tadi.” Ujar Yuki dengan nafas ngos-ngosan.
“Ya
udahlah, udah lewat juga kan kejadiannya.”
Yuki
semakin merasa bersalah. “beliin gue somay sama es campur aja, biar muka loe
nggak melas kayak gitu.” Kata Stefan ketika melihat ekspresi muka yuki.
“Okeh.”
Yuki tersenyum senang.
Yuki
memesan 2 mangkok somay dan 2 gelas es campur sembari berteriak. Keduanyapun
tenggelam dalam obrolan tanpa sekat, pertama kalinya berdekatan tanpa ada
pertengkaran pertama kali makan dikantin berdua, dan pertama kali merasa dekat
satu sama lain.
Semenjak
kejadian itu, Stefan seolah menjadi Pelindung untuk yuki. Bagaikan Bodyguard
yang selalu melindungi Yuki dari segala ancaman yang ada.
Malam
harinya, stefan melepas secarik kertas yang waktu itu pernah dibacanya
diletakkannya kertas itu didalam meja belajar Max. Karena semua yang tertulis
dikertas itu sudah terjadi tepat dihadapannya.
Yuki
jauh lebih berharga, sebab dia adalah satu2nya kenangan hidup dari Max. Dan
satu-satunya tempat yang tepat untuk Yuki adalah disebelahnya. Sampai semuanya
terbayar. Setiap usaha Max. Setiap waktu yang dia habiskan. Setiap kesabaran
sekaligus ketidak sabarannya. Setiap kecemasan dan harapannya. Dan segala yang
terjadi didalam penantian yang panjang itu.
Stefan
menatap kembali foto kakak tersayangnya yang sedang tersenyum itu.
“gue
tahan cewek loe disebelah gue. Dan gue jamin, dia nggak bakalan bisa
kemana-mana!”
***
“STEFAAAANNNNN.....!”
Stefan
berhenti berjalan, ia menengok kebelakang.
“Lama
banget sih datangnya, gue nungguin loe ampe kering tau nggak.” Kata yuki yang
berlari menghampiri stefan.
“loe
pikir tu bus gue bayar berapa, sampe2 gue bisa maksa supirnya buat ngebut.
Lagian..ngapain juga loe nungguin gue ampe segitunya. Biasanya juga kan loe
pergi sendiri.”
Yuki
hanya meringis lebar, lalu segera menggandeng tangan stefan berjalan menuju
gerbang sekolah. Karena sempat membaca artikel sang kakak, Stefan jadi tau kalo
gerak-gerik Yuki ini menunjukkan sesuatu yang tidak wajar. Alias penyakit
jailnya kambuh.
“siapa
lagi yang loe isengin hari ini?”
“Kok
tau sih, gue abis ngisengin orang.” Tanya Yuki melihat stefan.
“taulah,
ketulis jelas tuh dijidat loe. ABIS ISENG.”
Yuki
terkekeh geli. “Cuma Bella kok, abis..dia sombong banget sih. Mentang2 baru
dibeliin tas sama bokapnya, pamernya nggak ketolongan. Ya udah..gue gantungin
aja tasnya diatas pohon.”
“ya
ampun...Yuki...gimana sih cara loe ngegantungin tasnya bella keatas pohon.”
“orang
iseng, punya 1001 cara buat ngelakuin itu semua.” Yuki tersenyum.
Stefan
hanya geleng-geleng. Sesampain dikelas, terlihat Bella sudah nangkring didepan
pintu dengan aura jahatnya yang menyeramkan membuat yuki bergidik takut.
“H..Hai.Bela.”
Sapa Yuki dan tersenyum manis.
“Nggak
usah senyum2, ambilin tas gue sekarang juga.” Bentak bella.
Stefan
yang melihat raut wajah Bella hanya bisa menahan tawa.
“Yuki..loe
sih, udah sana ambilin.” Ujar stefan.
“Temenin...”
rengek Yuki.
“Ya
udah yuk.” Stefan menarik tangan Yuki.
“Hhuu..dasar
tukang iseng.” Ucap Bella geram.
Urusan
dengan Bella pun selesai, tapi belum tuntas sampe disitu. Keisengan Yuki
berlanjut keesokan harinya. Perlahan yuki masuk kedalam kelas yang udah mulai
ramai itu dengan membawa sebuah amplop putih ditangannya. Dia menghampiri
rombongan cowok-cowok yang lagi ngomongin acara bola semalem. Didalam rombongan
itu juga ada stefan yang lagi ikut2an ngobrol.
“Pagi
semuanya...” sapa Yuki halus.
“Wahhh...Yuki..tumben
pagi2 udah nyapa kita, ada apa nih?” tanya Kenneth.
“Embbb..guys...”
yuki sedikit berbisik. “Gue punya gambar telanjang!”
“apa?”
tanya Rizky berbisik.
Semuanya
menatap Yuki heran dan tak percaya, cewek seimut dan secantik yuki masa gini
sih prilakunya.
“gue
punya gambar telanjang.” Ulang yuki.
“Serius
loe Ki? Ahh bohong loe yah.” Jojo menyeringai.
“beneran..nggak
bohong kok, Hot nih...rugi kalo nggak liat.” Yuki mencoba meyakinkan.
Stefan
hanya tersenyum sambil geleng2.
“ya
udah deh, mana..mana...buruan gue mau liat.” Ahyar langsung mengulurkan
tangannya.
“Nih..tapi
jangan dibuka dulu yah, gue takut ketahuan. Pokoknya kalian nggak boleh bawa2
nama gue. Janji.” Ucap yuki lagi.
“Okeh..”
jawab semuanya serempak tanpa ada suara stefan.
“Wahh..ternyata..loe
rusak banget ya Ki.” Ujar Rizky.
“Loe
ngatain gue rusak, tapi loe terima juga tuh gambar. Berarti kita sama aja dong
rusaknya. Ya udah gue pergi dulu yah. Bye..” Yuki segera berlari keluar.
Stefan
menatap Yuki dengan heran, nih cewek bener2 udah sinting yah.
Kerumunan
cowok itu semakin merapat, Rizky merobek ujung amplop itu. perlahan ditariknya
foto berukuran 3R dari dalam amplop, Dan..........JRENNGGGG... tak lama
terdengar suara marah bercampur sumpah pemuda dari anak2 cowok itu.
“YYYUUUKKIIIIIIIIIIII.....awas
ya loe.” Teriak mereka semua serempak.
Yuki
tertawa keras, keisengannya berhasil lagi. Mendengar suara tawa yuki, mereka
semua semakin kesal dan berlari keluar menyusul Yuki. stefan yang penasaran dengan
gambar itupun membuka isi amplop itu. Seketika tawanya meledak keras. Yuki
tidak berbohong. Dia benar2 membawa gambar telanjang. Tepatnya foto ayam
telanjang. Ayam potong yang montok dan diatur posisi duduknya, satu pahanya
menyilang diatas paha yang lain, kedua sayapnya diatur seolah sedang bertolak
pinggang. Lalu difoto close up. Sambil geleng2 Stefan tertawa lepas.
Karena
gagal mendapatkan Yuki, semua anak cowok itu kembali masuk kedalam kelas dan
duduk dibangkunya masing2.
Tak
lama ada pesan masuk diHP stefan.
Stef,
gue udah bisa masuk kelas belum?
Stefan
tersenyum.
Belum.
Balas
stefan.
Yahhh..kok
belum sih??
Iya
nih, makanya jangan jail. Loe mau tau nggak, kata anak2 tadi...kalo loe sampe
masuk kelas loe yang bakal mereka telanjangin.
Hah??
ya ampun..segitunya banget sih mereka, hhuuuh.. nggak ada jiwa humornya sama
sekali, gitu aja pada marah.
Stefan
tersenyum membaca sms dari Yuki.
Loe
kelewatan sih jailnya, ya udah deh gue jemput loe yah. Loe sekarang dimana??
Dideket
toilet cewek.
Okeh,
tunggu yah.
Stefan
menutup Bbnya lalu berjalan keluar.
Stefan
datang menghampiri Yuki, “Hhuuuh...Eloe tuh yah...iseng banget sih.”
Yuki
hanya menahan tawa, mereka berdua kembali kedalam kelas. Semua anak cowok
menatap tajam keYuki.
“Hai..semua...gimana??
pahanya oke banget kan?? Montok dan seksi!” Goda Yuki saat berjalan menuju
kursinya.
Semuanya
geram, mereka semua merasa dongkol dan seperti orang blo’on yang bisa kena
kejailan Yuki.
“Gue
juga punya gambar telanjang lain, pada mau liat lagi nggak?” goda Yuki lagi.
Stefan
melihat Yuki kesal. “Udah...bener-bener gue tinggal yah, gue pindah duduk nih.”
ancam stefan.
“Ehh..jangan
dong.” Yuki memegang tangan Stefan erat. “Peace ya guys..peace...kita damai.
Khan damai itu indah. Okeh.” Yuki tersenyum kesemua anak2 cowok.
---------------------------------------------------------------------------------------
Pagi
itu Yuki melangkah masuk kekelas tanpa semangat, hari ini sebenarnya yuki malas
untuk pergi kesekolah. Karena tamu bulanannya datang, dan pastinya hari ini
akan terjadi banjir bandang besar-besaran. Pelajaran Kimia, Matematika dan
Fisika yang mempunyai jam khusus hari ini mengharuskan Yuki untuk sekolah.
Stefan
sempat bertanya tentang keadaan Yuki yang lemas, tapi Yuki hanya menggeleng
sambil tersenyum.
“Kenapa??
sakit yah??” Tanya stefan yang kemudian memeriksa kening dan leher yuki.
Yuki
menggeleng pelan.
“kalo
sakit, mending ke UKS aja. Mau gue temenin.”
Yuki
kembali menggeleng.
Stefan
menghela nafas. “Ya udah, kalo loe perlu apa2 bilang kegue aja yah.”
“Iya.”
Yuki tersenyum simpul.
Satu persatu pelajaran terlewati dan diSetiap
satu jam sekalinya dengan rajin Yuki pergi kekamar mandi, stefan semakin heran.
Saat sudah mencapai jam terakhir pembalut Yuki habis, ia bingung mau minta
pertolongan siapa. Nina, sahabat baiknya pulang dijam ke6 karena neneknya
sakit. Sedangkan yang lain seperti sibuk dengan urusan mereka masing2.
Bel
sekolapun berkumandang, Yuki masih asik berfikir tentang meminta bala bantuan
untuk pulang nanti.
“mau
manggil Bella, tapi....nggak deh. gue kan pernah jail ma dia, entar kalo dia
bales dendem gimana.” Gumam Yuki dalam hati. “vebby sama flury... gue kan nggak
terlalu deket sama mereka, kalo mereka nggak mau gimana??? Hmmmm...Navy???
kira2..navy mau nggak yah? Coba aja deh.”
Yuki
berhenti berfikir lalu melihat sekelilingnya, semua bangku telah kosong, hanya
stefan yang masih duduk manis ditempatnya karena masih mencatat materi
pelajaran dipapan tulis.
“Udah
melamunnya??” Kata stefan tanpa menoleh.
“hah??
melamun?? nggak melamun kok, Cuma lagi mikir aja? Owh iya stef, kok kelas udah
sepi sih??” tanya Yuki heran.
“iyalah
sepi, orang udah bel dari 15 menit yang lalu.” Jawab stefan menutup bukunya.
“Yahhh..”
yuki menunduk lemas. “terus...nasib gue gimana dong??” Yuki bergumam.
Stefan
membereskan segala perlengkapan belajarnya kemudian memasukkannya kedalam tas.
“Loe
kenapa Ki?? Kok duduk aja dari tadi. Mau pulang nggak??” Sapa stefan pelan.
“Mmmm..”
Yuki menggigit bibirnya. Mukanya kembali pucat.
“Ada
apa?” tanya Stefan khawatir. “gue tinggal yah?”
“Jangan....”
kata yuki sedikit teriak.
“Makanya,
loe ngomong loe itu kenapa?”
“Gue
nggak bisa pulang.” Yuki memelas.
“Kenapa??
kehabisan ongkos yah??”
“Bukan
itu...”
“terus...”
“Gue...Gue...Gue
tembus.” Jawab Yuki lirih.
“tembus
apa?” Stefan bingung, setelah beberapa menit berfikir apa makna kata “TEMBUS”
itu, stefan baru mengerti. “Ups.!! Sori.sori, gue nggak tau.”
“Nggak
apa2 kok.”
“jadi..sekarang
gimana?? Emang tembusnya parah banget yah??”
Dengan
menahan nafas, Yuki bangun dari duduknya dan berusaha melihat kebelakang
roknya.
“Gimana?”
stefan ikut2an harap2 cemas melihat Yuki.
Yuki
lemas, ia menundukan kepalanya dan perlahan memutar tubuhnya, seketika stefan
terperangah melihat rok putih yang yuki kenakan.
“I..itu...itu
darah semua??” tanyanya takjub. “Gila! Loe nggak pingsan nih, ngeluarin darah
sebanyak itu.”
“Argghhh..udah
deh stefan, sekarang bantuin gue mikir. Gimana caranya biar gue bisa pulang.”
“Loe
nggak bawa switter atau jaket gitu??” tanya stefan.
“nggak.”
Yuki menggeleng.
“aduh..susah
nih kalo kayak gini.”
Untuk
sesaat. Keduanya diam, mereka berfikir keras. Akhirnya stefan punya ide. Ia
mengendurkan tas ransel yang yuki pakai, cukup menutupi bagian yang terkena
darah. Dan sisanya, stefan berjalan tepat dibelakang yuki untuk menutupi semua
bercak2 darah yang menyebar kedaerah lain. Saat melewati koridor sekolah yuki
mengatakan sesuatu kestefan.
“Maaf
yah, udah ngerepotin eloe hari ini.” Ucap yuki pelan.
“Kan
eloe setiap hari ngerepotin gue, bukan hari ini aja. Gimana sih, kok baru
nyadar.”
“hehehe..iya
yah.” Yuki meringis malu.
“KELEWATAN.”
Stefan menggeleng.
Sekarang
Yuki baru menyadari, kalau sekarang Stefan adalah satu2nya cowok yang dekat
dengannya dan selalu ada untuknya. Yuki merasa sangat nyaman berada didekat
stefan, ia merasa nyaman dengan cara cowok ganteng itu memperlakukannya.
Terlebih, nyaman dengan perlindungan yang diberikan Stefan tiap kali ia dapat
masalah dari sifat jailnya itu.
Mereka
berdua berhasil melewati koridor sekolah dengan aman, saat melewati lapangan
sekolah yuki kembali merasa takut. Dikarenakan lapangan sekolah saat itu tengah
ramai banyak kerumunan cowok2 diparkiran maupun didekat gerbang sekolah dan
parkiran. Yuki berhenti berjalan.
“Kenapa?”
tanya stefan heran.
“Gue
takut.”
“Santi
Ki, jangan nervous. Entar tambah keliatan lagi.” Kata stefan mencoba menangkan
Yuki.
Didekat
parkiran, Bella yang masih menyimpan sedikit amarah keYuki karena Yuki udah
gantungin tas barunya diatas Pohonpun mulai mencium bau2 keanehan dari sikap
yuki. dia tahu kalau gerak-gerik yuki itu menunjukan kalo yuki tengah datang
bulan, iyalah Bella langsung tau secara dia cewek, pernah juga ngalamin yang
kayak gituan. dengan seketika Bella langsung punya ide buat membalas perbuatan
Yuki, ia tersenyum licik lalu berjalan menghampiri yuki dan stefan.
“EIITTZZZZZZZZZZZZZZZ........mau
kemana? Kok buru2 sih Ki?? Kita ngobrol dulu yuk.” Ucap Bella berdiri tepat
dijalur Yuki berjalan.
“Ehhh..Bella,
minggir nggak loe. Gue sama Yuki mau pulang nih.” bentak stefan.
“Ouwww..takut..
kalo loe mau pulang, ya pulang aja. Gue nggak ngelarang kok, orang gue Cuma mau
ngobrol sama yuki.”
“Duh
bella, ngobrolnya besok aja yah. Gue mau pulang.” Pinta Yuki.
“Bentar
yah...” Bella tersenyum. “Ehh..temen-temen, sini deh.. liat tuh Stefan sama
Yuki kayaknya tadi udah jadian beneran, masa...pulangnya aja sekarang barengan
terus deket-deketan gitu lagi.” Ujar Bella membesarkan volume suaranya.
Semuanyapun
mendengar perkataan Bella, lalu mengelilingi Stefan & Yuki.
“Cie..cie...jadi
ceritanya jadian nih??” seru Ahyar.
“Traktir
dong....” teriak Jojo.
“Stef...gimana
nih, kalo kayak gini nggak bisa pulang gue-nya.” Yuki berbisik.
“Duhh..stefan..kok
dibelakang Yuki mulu sih, sini dong. Ceritain gimana kejadiannya loe sama Yuki
bisa jadian.” Kata Rizky.
“Gue..gue...”
stefan gugup. “Embb..besok aja yah guys, ceritanya..gue mau nganter Yuki pulang
dulu nih.”
Semuanya
tersenyum melihat stefan & yuki, mereka berduapun mulai berjalan pergi.
Loe
pikir bisa semudah itu lolos dari gue, loe salah Yuki sayang. Ucap bella dalam
hati.
“Ehhh..yuki..tas
loe baru ya??” ujar Bella. “Liat dong.” Bella menarik tas yuki.
Tas
Yuki merenggang, dan akhirnya melorot kebawah. Darah yang menempel dirok putih
yuki mulai terlihat.
“BELLAAAA..”
teriak yuki.
“Ups!!
Sori, gue nggak tau kalo loe lagi.......” Ucapan Bella terhenti.
“Bella..cukup
yah, loe itu kenapa sih?” bentak stefan.
“Wow...biasa
aja dong stef, nggak usah pake ngebentak2.” Bella tersenyum penuh kemenangan,
ia berhasil membuat Yuki malu, bukan hanya dihadapan anak2 sekelas tapi anak2
kelas lain juga.
Yuki
tertunduk malu, air matanya mulai jatuh membasahi pipi. Stefan segera
meletakkan tas ransel yang ia pakai ditanah, lalu cowok itu melepaskan baju
seragamnya. Baju seragam putih yang berlengan panjang, Stefan memasangkan baju
seragamnya itu dari belakang, perlahan diselipkannya kerah dan lengan kemeja
putihnya dipinggang Yuki untuk menutupi darah dirok yuki.
Untung
saja, stefan selalu memakai T-Shirt putih sebagai dalaman, coba aja kalo stefan
hanya pake singlet, pasti badannya yang kerempeng itu bakal terlihat dan bikin
tambah malu.
“Nyantai
aja Ki,” ucap stefan pelan ditelinga yuki. “Kalo nangis, entar loe tambah malu.
Udah yah.” Cowok itu tersenyum.
Setelah
yakin noda darah dirok Yuki tidak kelihatan, stefan berjalan. Lalu berdiri
dihadapan Yuki. diangkatnya dagu cewek yang masih menangis itu perlahan.
“Udah
yah...loe pikir, dengan loe nangis kayak gini bisa bikin loe ngilang dan
kejadian ini bisa batal terjadi apa. Mending pasrah aja deh, gue ada disamping
loe kok.” Stefan mendekat keYuki lalu dipeluknya tubuh gadis cantik itu erat.
Akhirnya Yuki sedikit tersenyum, stefan melepaskan pelukannya dan menghapus air
mata Yuki dengan jarinya. Satu tangannya memegang erat tangan yuki, dan yang
satunya lagi membelai rambut Yuki halus. Setelah sejenak mengusap rambut Yuki,
Stefan balik badan menghadap Bella.
“PUAS
LOE!?” teriaknya kecewek itu. Seantero Lapangan yang mengelilingi merekapun
bertepuk tangan bergemuruh dan suit-suitan nyaring disana sini. Bukan hanya
siswa/i yang ada dilapangan tapi juga siswa/i yang menonton dari koridor2 dan
jendela ruangan2 sekretariat ekskul.
“UMMM...MAUUUU..!!!!”
“YYEEEE....ROMANTIS!!!!!”
“ASEEEKKKKK..!!!!”
“CIE...CIE....SO
SWEET..!!!!” ujar Ahyar & jojo bersamaan.
“KAYAK
FILM-FILM KOREA OII..ROMANTIS ABIS..!!!!”
“COCOK!
BEST COUPLE DEH..”
“JODOH
BANGET!!! KAYAKNYA BAKALAN AWET SAMPE TUA NIH.”
Stefan
menanggapi reaksi-reaksi heboh itu dengan senyum, jadi geli juga dia.
“KALO
GITU, KAMI BERDUA PULANG DULU YA!!” serunya kesemua orang.
“IYAAAA..”
seisi lapangan menjawab serentak sambil tersenyum manis.
“ATI-ATI
DIJALAN YAH....”
“DADAHHHHHHHH....!!!”
ujar salah satu siswa yang berdiri paling belakang.
Stefan
kembali mundur kebelakang dan berdiri disamping Yuki, ia merangkul Yuki lalu
mengajak yuki pergi dari tempat itu. Kepergian keduanya dilepas dengan tepuk
tangan meriah dan suit-suitan keras. Para cewek pastinya iri banget sama Yuki.
mereka bilang Yuki itu cewek paling lucky sedunia. Dan stefan mendapatkan
rentetan pujian dari semua cewek.
“Tuh
anak romantis juga yah. Ganteng lagi.” Ucap salah satu senior kelas 3.
“iya...baru
kelas 1 aja udah seromantis itu, apalagi kalo udah nikah nanti. Hemb... type
cowok idaman banget sih tuh anak.” Kata salah satu kakak senior lagi.
Bella
berdiri bingung. “ lho..lho..lho..kok jadi gini?? Gagal dong gue. Argghhh..”
Bella menghentakkan kakinya lalu berjalan pergi.
Hemb...udah
keren2 kayak gini masa kita pulang naik bus sih, nggak asik banget. terpaksa
deh nyetop taxi. Biar anak2 makin terpesona. Soal argo...entar..nodong mama aja
deh. Gumam stefan dalam hati.
***
Dikamarnya,
Yuki tertawa sendirian mengingat kejadian tadi. Seketika bayangan wajah stefan
melintas didalam otaknya. Yah..berarti besok nggak ketemu sama stefan dong.
Desis yuki dalam hati. Soalnya tadi sore, yuki cerita panjang lebar kemamanya
dan minta dibuatin surat, masih malu katanya mau muncul disekolah. Tak lama HP
yuki berdering. Ternyata stefan yang menghubunginya.
“Ki,
loe besok sekolah kan?”
“Hah?”
Yuki tercengang. “kok loe nanya gitu sih?”
“Nggak
tau, feeling aja. Kalo loe bakal bolos besok.”
“Hehehe...emang.
abis..malu sih stef, nggak tau deh nasib gue gimana besok.” jawab yuki.
“Loe
tega banget sih Ki, khan kemaren yang malu itu bukan Cuma loe doang tapi gue
juga. Jadi..loe mau biarin gue malu sendirian gitu, hhuuu...katanya temen. Kok
gini sih.”
“Bukannya
gitu. Gue....” belum sempat yuki mengakhiri jawabannya stefan langsung main
nyerocos aja.
“Ya
udah deh, besok loe gue jemput. Biar kita kesekolahnya bareng. Bye Yuki, ketemu
besok yah.” telpon itu diakhiri oleh stefan.
Bahkan
yuki belum sempat memberi jawaban mau nggaknya dia dijemput stefan besok,
tapi..ya udahlah..lumayan, jemputan gratis. Mama yuki yang sedari tadi
mengintip anaknya dari balik pintupun mulai bertanya.
“Jadi..besok
jadi bolos nggak?” goda sang mama.
“nggak
ma.” Yuki meringis.
“Dasar...giliran
mau dijemput sama pacarnya aja, semangat lagi mau sekolah.”
“ahhh
mama..apaan sih. Bukan pacar ma, Cuma temen.”
“Hemb..masa
sih? Baru aja masuk SMA, udah berani pacaran. Awas yah kalo nilai kamu sampe
turun.” Ancam mama.
“Iya
mama, nggak bakal turun deh. Lagian..stefan itu bukan pacar Yuki.” jelas Yuki.
“Jadi
namanya Stefan, dari nama..kayaknya ganteng deh.”
“ighhh....mama,
udah ahh..digodain mulu akunya.”
Mama
yuki tersenyum lalu menutup rapat pintu kamar yuki.
Besoknya,
Stefan menjemput Yuki dengan motor ninja putih milik kakaknya Maxime.
“Ma...temen
Yuki udah dateng, yuki pamit yah.” Teriak yuki dari ujung Pintu.
“ihhh..jadi
cewek nggak sopan banget sih loe, masa pamit sama ortu teriak2 gitu. Pamit yang
bener sana, cium tangannya senyum terus bilang salam.” Ujar Stefan bernasehat.
“Hhuft...ribet
yah idup loe, iya deh..tunggu bentar. Gue pamit yang bener dulu.” Yuki masuk
kedalam rumah.
Tak
lama Yuki keluar bersama sang mama.
“Pagi
Tante.” Sapa stefan lembut sambil tersenyum.
“Ighhh..sok
manis banget sih stefan, giliran sama gue aja nggak pernah tuh nyapa selembut
itu.” gumam yuki dalam hati.
“Pagi
juga, Stefan yah??” tanya mama Yuki.
“Iya
tante, ya udah...stefan sama Yuki berangkat dulu yah tante.”
Mama
yuki mengangguk. “Tante titip yuki yah stefan.”
“Beres
tante.” Jawab stefan sambil melempar senyuman.
“Ma...pergi
yah, Assalamualaikum.” Kata Yuki yang kemudian pergi menuju motor stefan.
setibanya
disekolah, beberapa anak yang nongkrong disisi lapangan menyambut dengan senyum
lebar kedatangan THE BEST COUPLE OF THE YEAR itu.
“Best
couple udah dateng nih.”
“Yo’i.”
Stefan tersenyum lebar dan menyapa singkat.
Begitu
sampai dikelas, reaksi teman2 mereka lebih meriah. Komentar, pertanyaan,
seruan, suit2an menggoda bahkan tepuk tangan seketika menyambut keduanya.
“Ciiieeee...yang
kemaren bikin satu sekolah heboh.” Sapa Nina.
“Kemaren
waktu ditanya ngeles melulu. Nggak jadian..nggak jadian. Nggak taunya.....”
sambung Rizky.
“Kok
bisa jadian sih?? Ceritain dong kejadiannya!!!!” kata vebby semangat.
“hhuuu..nggak
usah cerita deh, bikin nyesek aja.” Jawab Flury cemberut.
“iya
juga yah, secara kita kan belum punya pacar, iya nggak Flu??” Ucap vebby lagi.
“bener
banget tuh.”
“kalo
gitu traktir dong!!!” teriak Jojo dari bangku belakang kelas.
Keduanya
hanya melempar senyuman, dan berjalan menuju tempat duduk mereka berdua.
“Ki...”
“Ada
apa??” tanya Yuki.
“Jangan
kemana-mana yah, gue lagi pengen selalu ada dideket loe nih.” ucap stefan
pelan.
Yuki
kaget mendengar pernyataan stefan. “I..i..iya.”
Semenjak
stefan bicara seperti itu, yuki sama sekali tak meninggalkan stefan dari
kursinya. Walaupun ia sedikit lapar, karena belum makan siang. Yuki hanya
menahannya saja, sedangkan stefan sibuk menyalin catatan biologi.
“Stef..gue
kekantin bentar yah.” Ucap yuki saat bel istirahat kedua berbunyi.
“sama
siapa?” tanya stefan tanpa menoleh.
“Sama
Nina. Boleh yah??” pinta Yuki.
“Ya
udah, jangan lama2.”
“beres.”
Yuki
kekantin sama Nina, teman-teman sekelas yang mendengar percakapan antara stefan
& yuki merasa heran, hemb...udah kayak suami istri aja, kemana-mana harus
izin. Akhirnya beberapa dari merekapun mengintrogasi yuki yang baru kembali
dari kantin.
“Ki...loe
pernah nyolong dirumah stefan yah?? Makanya loe diawasin terus sama dia.” Ujar
Vebby.
“jangan-jangan..loe
cewek tukang selingkuh yah? Nggak bisa dipercaya. Makanya stefan nggak mau
jauh2 dari loe.” Tambah Ahyar.
“apa
loe punya penyakit aneh?? Makanya stefan nggak tega jauh2 dari loe.” Seru Jojo.
“Huuft..iya..sebutin
aja tuh semuanya yang jelek-jelek, biar kalian puas.” Ucap yuki kesal.
“terus..kenapa
dong si stefan nggak ngebolehin loe jauh2 dari dia? Terus..loenya juga harus
minta izin dia dulu kalo mau kemana2.” Tanya Navy.
Stefan
hanya melihat yuki yang sedang diintrogasi dari bangkunya.
“Ya...karena
stefan itu cinta banget sama gue.” Tandas Yuki, seisi kelaspun langsung riuh.
“Cieee...cieee...”
“Romantis
nyoooo...” timpal Kenneth.
“Emang..”
jawab yuki. “makanya jangan banyak tanya, ganggu kemesraan gue sama stefan aja
tau!!” semua kembali riuh mendengar perkataan yuki barusan, stefanpun hanya
tersenyum manis. Yuki berjalan menuju tempat duduknya sambil menatap stefan.
“Hai,
My Prince honey boney!” seru Yuki, “mereka pada ngintrogasi gue tuh, pada ngiri
sama keromantisan kita.”
Saat
yuki duduk disamping stefan, cowok ganteng dan paling romantis itu meraih
tangan Yuki dengan satu tangan lalu mencium kening Yuki. sontak teriakan
histeris bergemuruh diruangan itu.
“CUIH.....!!
LEBAY!!” teriak Bella.
“PRIKITIW!!!!”
“MAU
DONG!!!”
“AHAHAI..!!!”
Semenjak
kejadian itu, stefan & Yuki semakin dekat. Dengan rajinnya cowok itu
mengantar jemput yuki. bahkan sekarang keduanya semakin mesra. Kemana2 selalu
berdua, dimana ada yuki pasti ada stefan. Begitu pula sebaliknya.
Suatu
malam, dikamarnya yang kini hanya dihuninya seorang diri, stefan berdiri
didepan meja belajar Maxime. Ada perasaan bersalah menyusupi hatinya, karena ia
mulai menyukai cewek kakaknya itu. Tiba-tiba terngiang dibenak stefan
percakapannya dengan Maxime waktu itu, ketika ternyata yuki satu sekolah dengan
stefan.
“awas
yah kalo loe berani naksir cewek gue!”
“emang
dia cewek loe? Kenal juga nggak.”
“Ya
kan..ntar kalo dia udah pake seragam putih-abu2, gue mau langsung kerumahnya.
Mau kenalan.”
“emang
kalo udah kenalan terus dia mau gitu langsung jadi pacar loe? Lagian..belum
tentu juga dia mau jadi cewek loe.”
“Harus
mau!” tandas Maxime. “Enak aja, gue udah nungguin lama-lama. Sering gue
tongkrongin disekolahnya pula.”
“Kalo
ternyata tuh cewek nggak mau juga?”
“pokoknya
tu cewek harus mau jadi cewek gue. Gimana kek caranya!”
Saat
mengingat percakapan itu tanpa sadar Stefan tersenyum sendiri. Namun kemudian
senyumnya menghilang perlahan. Dulu...yuki hanya dianggap stefan sebagai bagian
dari Maxime yang masih ada. Namun sekarang sudah tidak lagi. Perasaan stefan
sekarang berbeda, ia tidak ingin melepaskan yuki. tidak ingin menjaga yuki
sebagai Maxime’s legacy. Hanya stefan..stefan yang menjaga yuki. bukan karena
sang kakak. Diambilnya foto sang kakak yang terletak tidak jauh disudut meja
belajar itu.
“Gue
suka sama cewek loe.” Ucap stefan lirih dan gemetar. Ia berusaha menantang foto
Maxime.
“Boleh
nggak...dia buat gue?” lanjutnya kemudian.
Hening...hanya
itu tak ada suara apapun. Bahkan suara jangkrik yang sering terdengarpun tak
muncul lagi.
“Argghhhh...”
stefan mengacak2 rambutnya sendiri. “gue ini kenapa sih? Kok gue bisa ngomong
kayak gitu. Nggak..gue nggak boleh kayak gini. Yuki itu hanya untuk Max. Dan
gue disisinya itu Cuma buat jadi pelindung dia aja. Nggak lebih. Ayo dong
stefan..sadar... loe nggak boleh ngambil cewek kakak loe. Nggak boleh.”
“hanya
pelindung Yuki.” ulangnya lagi.
Keesokan
harinya, pagi2 sekali stefan menelpon Yuki. ia mengatakan kalau dirinya tak
bisa lagi mengantar jemput Yuki. yuki bingung. Ia hanya mengiyakan perkataan
stefan. Saat bertemu disekolahpun stefan terlihat cuek dengan Yuki, bahkan
untuk menyapa yukipun tak dilakukannya.
“stefan
kenapa sih hari ini?? Kok penyakitnya yang dulu kumat lagi.” Yuki bergumam
dalam hati.
“Ki..kenapa??
berantem yah??” tanya Jojo.
“yah..kok
best couple berantem sih.” Tambah ahyar.
“jangan
putus dong, kalian itu cocok banget soalnya.” Ujar Vebby.
Yuki
hanya menjawab semua pertanyaan itu dengan tersenyum, sementara stefan
berpura-pura tak mendengar percakapan itu.
“loe
kenapa sih?” tanya yuki pelan.
“nggak..lagi
pengen diem aja.” Jawab stefan sambil tersenyum.
“Owhh..”
Stefan
terus saja menjaga jarak dengan yuki, yukipun merasa kehilangan. Sepi..itulah
yang ia rasakan sekarang. Bagaikan orang yang baru kenal aja, asing banget
rasanya.
------------------------------------------------------------------------
Stefan
menelpon Kevin didalam kamarnya.
“Kak
Kev...”
“stefan...ada
apa?”
“kak..maafin
stef yah, waktu itu..stef udah marah2 sama kakak. Sekarang stef sadar. Kakak
bener, semua ini tuh bukan salah yuki. semuanya tuh emang udah takdir.”
“bagus
deh..kakak seneng dengernya. Tenang aja, kamu udah kakak maafin kok. Owh
iya..besok kakak jemput kamu yah, ada yang mau kakak kembaliin kekamu.”
“okeh..bye
kak kev.”
Stefan
menutup telponnya.
Esok
harinya, saat pulang sekolah tanpa menyapa Yuki, stefan langsung saja pergi
menuju warung dipinggir jalan depan sekolahnya, disana Kevin tengah menunggu
kedatangannya.
“Hhuft..main
pergi aja. Sapa bentar kenapa. ighhh..dasar cowok stress nyebelin, sebentar
baik, sebentar romantis, sebentar jahat, sebentar dingin..nggak konsisten
banget sih sikap loe.” Gerutu yuki.
Dari
pada gue stress sendiri, mending iseng aja deh. Udah lama kayaknya nggak
ngisengin orang. Guman yuki sambil tersenyum.
***
“hai
kak..lama yah nunggunya.” Sapa stefan saat sampai diwarung itu.
“nggak
juga, lumayanlah. Owh iya..Yuki mana?” melihat kebelakang stefan.
“ada
tuh, dia pulang sendiri.”
“loh...kok
nggak kamu anter sih.”
“nggak...lagi
males.” Jawab stefan singkat.
“ehhh..itu
yuki bukan?” tanya Kevin, melihat seorang cewek yang dengan gaya khasnya
melangkah melewati gerbang.
Stefan
menoleh, dari cara yuki berjalan dan ekspresi wajahnya yang tampak tak wajar,
cenderung polos malah tanpa sadar membuat stefan waspada. Walaupun sekarang
mereka sudah tidak dekat lagi, namun stefan sudah terlalu mengenal cewek yang
satu itu.
“bentar
yah kak Kev. Ngobrolnya ditunda dulu.” Stefan mengambil sebuah kursi lalu duduk
menghadap Yuki dan membelakangi Kevin. Kevin mengerutkan alisnya lalu ikut2an
memandang Yuki.
Dengan
perlahan yuki berjalan menuju kerumunan teman2 sekelasnya yang sedang berdiri
ditepi trotoar, berhubung tadi itu habis hujan deras. Jadi ada genangan air
tepat didekat teman2nya itu berdiri. Tiba2 dengan gerakan yang begitu cepat dan
tidak terduga, yuki melompat ketengah genangan air kotor itu, tepat mengenai
teman2nya. Semuanya menjadi kotor. Sehingga terdengar teriakan dari teman2nya.
“YYUUUKKKIIII........!!!!!”
Yuki
tertawa geli, bukannya lari dia malah joget2 nggak jelas diatas genangan air itu.
jelas saja teman2nya jadi tambah marah. Mengetahui kalo emosi teman2nya
memuncak dengan cepat yuki berlari. Meninggalkan teman2nya yang sedang marah2
itu. Mereka ikut mengejar yuki karena kesal sambil menjerit dan berteriak2.
“Bener,
kan!?” desis stefan dan segera bangkit berdiri. “bentar ya kak.” Ia menepuk
bahu Kevin. Dan langsung berlari menyusul Yuki.
Ia
berlari mengejar yuki dari seberang jalan, sesudah ia mendahului lari yuki dan
yakin kalo yuki sudah cukup jauh tertinggal dibelakangnya, stefan menyebrang
dan berhenti tepat disebuah pohon besar. ia menunggu dibalik batang pohon itu
disisi yang tidak terlihat dari arah tikungan tempat yuki akan muncul nanti.
Tak lama yuki muncul ditikungan. Masih berlari secepat2nya, napasnya
terengah-engah, namun bibirnya meringis geli. Stefan mendengar suara orang yang
berlari mendekat dan sudah menduga kalo itu pasti yuki, segera bersiap2. Ia
menegakkan tubuhnya, sesaat menjelang yuki akan melewati pohon yang jadi
tempatnya bersembunyi, stefan mengulurkan tangan kanannya dengan gerakan tiba2.
Ia menangkap tubuh yuki dan menariknya kesemak2 rimbun dibalik pohon. Yuki
kaget dan seketika ia berontak tapi langsung diam begitu mendengar suara
bisikan dari orang itu.
“SSSttttt..ini
gue.”
Stefan
yang tahu Kevin mengikutinya dari tadipun meminta Kevin untuk melindunginya,
seketika Kevin tersadar akan sesuatu. Hal ini pernah terjadi sebelumnya,
setting tempat, persamaan situasi, ekspresi Yuki, aksesoris yang ia pakai,
bahkan hari dan tanggalnya sama. Yang berbeda hanyalah dulu yuki masih
mengenakan seragam putih-biru, dan sekarang sudah mengenakan seragam
putih-abu2. Satu hal lagi yang berbeda. Ending dari adegan ini.
Dulu
saat Maxime menolong Yuki, ia hanya bisa menutupi tubuh Yuki tanpa bisa
menyentuhnya tak bisa lebih. Sementar stefan. Stefan menolong yuki dengan cara
mendekap erat tubuh gadis itu dan bersembunyi tepat dibelakang semak2. Dulu Max
yang mengejar nih cewek dan sekarang stefan yang ngejar nih cewek buat nolongin
dia. Hhuft..keterpakuan Kevin buyar saat mendengar suara teriakan dari teman2
Yuki.
“Cari
cewek yang lari-lari sambil ketawa yah?” tanya Kevin.
“Iya
kak.” Seru mereka semua serempak.
“tadi
lari kearah sana.” Kevin menunjuk sebuah
persimpangan.
“Owhh..makasih
ya kak. Permisi.”
Mereka
semua pergi berlari meninggalkan tempat itu.
“Udah
aman stef.” Ujar Kevin.
Yuki
& stefan keluar dari balik semak2. Stefan menggandeng tangan Yuki yang
mukanya memerah karena menahan tawa.
“eloe
isengnya kadang suka kelewatan deh, Ki. Baju mereka sampe kotor gitu.” Kata
stefan dengan nada kesal.
“alahhhh..direndem
bentar juga ilang tuh noda.” Yuki menjawab ringan.
“ya
udah, loe cuciin gih sana.” Stefan geram.
Yuki
hanya tersenyum manis. Rasa asing diantara mereka dengan cepat mencair.
Keduanya kembali seperti sebelum stefan memutuskan untuk menjauhi yuki.
“Dasar..jail...”
stefan mengacak2 rambut Yuki. “ya udah, yuk cabut.”
Merekapun
berjalan bertiga dengan yuki ditengah2nya. Saat tengah berjalan Yuki berhenti
karena terkenang akan sesuatu.
“Tunggu
deh..kayaknya..kejadian ini tuh udah pernah terjadi. Dan Loe..” Yuki menunjuk
Kevin. “Loe..cowok yang waktu itu nolongin gue juga kan?? Dan cowok yang
satunya lagi..owh iya..temen loe itu kemana??” tanya Yuki polos.
“Dia...dia...dia....”
Kevin gugup, tak tau harus menjawab apa. “lagi pergi.” Lanjutnya lagi.
“kemana??”
“jauh...jauh
banget, owh iya...loe inget nggak siapa nama temen gue itu.” tanya Kevin.
“Embbbb..”
yuki tampak berusaha mengingat.
Stefan
menatap yuki penuh harapan, ia mengingankan Yuki mengingat sang kakak yang
sangat mencintainya.
“inget
nggak?” tanya Kevin lagi.
“kayaknya
nggak deh.” Jawab yuki pelan.
Stefan
langsung menunduk lemas. “coba loe inget2 lagi.” Paksa stefan setelah
mengangkat kepalanya.
“Nggak
bisa, gue bener2 lupa.”
“ya
udahlah stef, kalo yuki lupa mau diapain lagi.” Ucap Kevin menepuk pundak
stefan.
“Hhmbb...ya
udah Ki, kalo gitu kita pulang aja yuk. Entar temen2 loe itu keburu balik
lagi.”
“iya,
ya udah deh. Yuk pulang.”
“Kak
Kev, duluan yah. Kakak tunggu dirumah aja, nanti setelah nganterin cewek jail
ini kita bahas lagi masalah tadi.” Kata stefan menarik tangan Yuki dan berlalu
pergi.
“okeh.”
Teriak Kevin. “owh iya, komiknya.....” Kevin mengeluarkan sebuah komik dari
tasnya. “mana stefannya udah jauh lagi, ya udah deh..entar aja balikinnya.”
Saat
kevin hendak memasukkan komik itu kedalam tasnya lagi sesuatu terjatuh dari
komik itu.
“Apaan
nih?” Kevin mengambil benda yang terjatuh itu, dan ternyata adalah sebuah foto.
“Yuki?? ini kan..foto yuki yang diambil secara diem2 sama Max. Kok bisa ada
didalem komik ini sih? Hemb....” Kevin membalik kebelakang foto itu.
Mata
kevin langsung terbelalak saat melihat tulisan yang tertera dibelakang foto
yuki.
“Bilangin
sama Stefan, gue titip Yuki.”
“se..se..sejak..kapan..tulisan
ini??” Kevin sangat kaget dengan apa yang dilihatnya, dengan cepat
dimasukkannya lagi foto itu kedalam komik dan dimasukkan kedalam tas.
----------------------------------------------------------------
Diperjalanan
stefan & yuki...
“Besok
ada ulangan matematika, kalo loe mau..loe bisa belajar bareng dirumah gue entar
sore sama kak Kevin.” Kata stefan memecah keheningan.
“Okeh..gue
mau, entar gue kerumah loe. Siapin makanan yang banyak yah, satu lagi..siapin
radio juga, soalnya gue nggak bisa belajar dengan tenang kalo nggak sambil
dengerin radio.” Ucap yuki panjang lebar.
“Mau
belajar aja ribet banget sih. Ya udah, tuh rumah loe. Jalan sendiri yah dari
sini, gue mau buru2 pulang.”
“iya..makasih
ya stef, hati2..” yuki tersenyum.
Stefan
membalas senyuman yuki, lalu pergi.
***
“Nih...”
Kevin menunjukan sebuah komik kestefan didalam kamar stefan.
“apa
nih kak?” stefan mengambil komik itu.
“punya
kakak loe, waktu itu ketinggalan dirumah kakak.”
“owhh..”
“didalem
komik itu ada fotonya yuki.” tambah Kevin.
“foto
yuki?” stefan membuka komik itu. ditemukannya sebuah foto gadis cantik yang
masih mengenakan seragam putih-biru sambil memakan es krim duduk manis menunggu
bus. Stefan tersenyum.
“Loe
balik foto itu!”
Stefan
menyeringai, perlahan dibaliknya foto itu. stefan sama terkejutnya dengan kevin
saat melihat tulisan yang tertera dibelakang foto. “tulisan ini??”
“kakak
juga nggak tau, sejak kapan tulisan itu ada disitu.”
TING
NONG....suara bel rumah stefan terdengar jelas, namun tak ada seorangpun yang
membukakan pintu karena kedua orang tua stefan sedang pergi. Stefan dan
kevinpun masih dikamar. TING NONG....suara bel kembali terdengar.
“Itu
pasti Yuki, stef buka pintu dulu ya kak.”
“iya.”
“nih
rumah orangnya kemana coba,
Hallow..assalamualaikum...Yuhuuuuu....Spada...anybody home???” teriak Yuki.
Stefan
membukakan pintu rumahnya.
“manggilnya
satu kali aja udah cukup kok, loe pikir gue budeg apa??”
“abis..lama
sih. Gue itu udah nunggu dibukain pintu sejak 1 menit 56 detik yang lalu tau.”
Yuki manyun.
“Hemb...”
stefan hanya menghela nafas sambil geleng2. “ya udah..yuk masuk.”
Yuki
masuk dan duduk diruang tamu, stefan kembali kekamarnya untuk mengambil buku
dan memanggil kevin supaya bisa mengajarinya dan Yuki.
Setelah
satu jam belajar, Kevin pergi kedapur mengambil minum dan makanan ringan.
“Stef..hidupin
radio dong, gue ngantuk nih.” pinta Yuki sembari merebahkan tubuhnya diatas
sofa yang empuk.
“iya.iya..bentar
gue ambil dulu.” Stefan pergi kekamarnya lagi mengambil sebuah radio kecil.
Tak
lama stefan kembali dengan radio ditangannya, yuki tersenyum dan langsung merebut
radio itu dari tangan stefan.
“biar
gue yang cari salurannya.” Ucap yuki.
Stefan
kembali membuka buku pelajaran matematika.
‘ya..pendengar
sekalian...kembali lagi diacara NOSTALGIA sore ini kita kedatangan seorang
narasumber yang mau menceritakan kisah cintanya yang sangat mengharukan.
Baiklah..nama mas siapa yah??’ suara wanita penyiar radio itu terdengar begitu
jelas.
‘saya
malu nyebutin nama saya, tapi....adik saya dulu sering manggil saya Tom gara2
kami itu sering banget berantem kayak tom & jerry.’ Jawab seseorang diujung
sana dengan suara yang tak tampak asing didengar oleh stefan & kevin.
Stefan
langsung menoleh keyuki saat suara laki2 itu terdengar, sedangkan Kevin dengan
perlahan ia berjalan sambil membawa segelas jus orange keruang tamu.
“Max??”
kata2 itu keluar begitu saja dari mulut stefan.
Kevin
menoleh kestefan, begitu pula dengan stefan yang kemudian melihat kekevin.
“wahhh..bakal
seru nih, stef..belajarnya ditime out bentar yah. Mau dengerin Tom cerita nih.”
ujar yuki sambil tersenyum.
“i..i..iya...”
jawab stefan kaku.
‘sebenernya..saya
itu lagi jatuh cinta sama seorang cewek...namanya Anggraini, saya suka sama dia
sejak dia masuk SMP dan saat itu saya masuk SMA. Sampai saat ini, saya hanya
bisa melihatnya dari jauh...melindunginya..menjaganya..tanpa bisa dekat
dengannya.’ Cowok itu terus bercerita panjang lebar.
Stefan
& Kevin hanya terpaku tak percaya dengan apa yang mereka dengar, sedangkan
yuki meneteskan air mata karena terharu.
‘sungguh
cerita yang sangat mengharukan dari Tom, baiklah pendengar sekalian, bagi yang
ingin berinteraksi langsung dengan Tom, bisa menghubungi nomor 087123071108.’
Kata sang penyiar.
“Stef..pinjem
HP..gue mau nelpon..” ucap yuki menggoyang2kan tubuh stefan.
Stefan
hanya diam, tak bergerak sedikitpun. Sepertinya stefan sangat kaget dengan
suara dan cerita yang didengarnya saat ini, jelas..sungguh jelas kalo itu
adalah Max, tapi bagaimana bisa?? Max sudah tiada...nggak mungkin, harus ada
penjelasan yang logis untuk semua ini. Apa Max kembali hidup?? Atau...memang
itu hanya kebetulan saja,karena ada orang lain yang mempunyai suara dan cerita
yang sama seperti Max, apalagi panggilan itu...Tom..Tom & Jerry...
“pake
HP kakak aja Ki.” Kevin menyodorkan Hpnya.
“makasih
kak.” Yuki mengambil HP Kevin, dan segera menekan angka2 yang disebutkan oleh
penyiar wanita itu.
Tak
lama menunggu, yuki langsung tersambung dengan sang penyiar.
‘ya...dengan
siapa dimana??’ tanya sang penyiar.
‘saya
Yuki...dari Jakarta.’ Jawab yuki penuh semangat.
‘Yuki...baiklah,
sekarang kamu bisa langsung berinteraksi dengan Tom.’
‘makasih...emb..Hai
Tom.’ Sapa Yuki lembut.
‘hai
juga Yuki.’
‘Tom..nama
cewek yang loe suka sama loh kayak nama gue, nama gue Yuki Anggraini. Hehehe..’
kata yuki cengengesan.
‘wahh..kebetulan
banget yah, bisa sama gitu.’ Jawab Tom.
‘iya
Tom..kok loe nyerah sih buat deketin tuh cewek, terus kenapa loe malah pergi
saat seharusnya loe dateng kerumah cewek itu dan ngutarain perasaan loe?’ tanya
yuki penasaran.
‘Hehehe...gue
bukannya nyerah Yuki, Cuma gue udah nggak bisa. Kita sekarang udah beda, dan
gue juga harus pergi.” Jawabnya lagi.
‘kok
nggak bisa?? Beda apanya?? Loe sama dia masih sama2 manusia kan? Hihihi..’ yuki
ketawa. ‘terus...loe mau pergi kemana Tom?? Jauh banget yah?? Nggak nyampe
kebulan kan?’ yuki menghujani Tom dengan berbagai pertanyaan.
‘hembb...sorry..gue
nggak bisa cerita soal yang itu, tapi yang jelas gue akan pergi jauh banget.
Ada banyak tempat dibumi ini, yang nggak bisa kita gapai. Dan mungkin..gue akan
pergi kesitu.’
‘owhhh...yang
sabar yah Tom, gue doa’in supaya loe bisa nemuin cewek yang lebih baik dari
Anggraini.’
‘makasih
ya Yuki.’
‘iya.’
‘hhmmbb...sekarang,
tolong kasih telpon ini keorang yang ada disamping loe yah!’
‘okeh.’
Walaupun bingung, kenapa Tom bisa tau kalo ada orang lain lagi disampingnya.
yuki tetap memberikan telpon itu kestefan.
‘hai...’
sapa Tom ke stefan.
‘Ma..Ma..Maafin
gue.’ Ujar stefan lirih dengan beusaha menahan tangisnya pecah, rasanya begitu
sesak..sesak didada seolah menahan sesuatu keluar.
‘kenapa
loe minta maaf?? Loe nggak salah kok, gue Cuma nggak suka aja liat loe
ngejauhin dia kayak gitu, dia kan nggak salah apa2. Jangan gituin dia lagi yah,
susah tau bisa deket sama dia kayak loe sekarang.’ Kata Tom bagaikan sang kakak
yang sedang menasehati adiknya.
‘i.i.iya...loe
nggak marah??’ suara stefan bergetar.
‘pertamanya
emang gue marah, karna loe udah berani deketin cewek gue. Tapi..sekarang udah
nggak kok, stef...gue titip cewek itu yah. Jaga dia baik2. Gue percaya sama
loe.’
Stefa
hanya diam, tak dapat berkata lagi.
‘gue
mau ngobrol sama Kevin nih, boleh??’
‘boleh
kok kak.’ Jawab Stefan.
Stefan
memberikan telponnya keKevin, Yuki hanya bengong melihat kejadian ini. Kenapa
Tom bisa kenal dengan stefan & Kak Kevin.
‘apa
kabar Bro??’ sapa Kevin.
‘lumayan
baik, loe sendiri??’
‘baik
kok.’
‘Kev...makasih
yah untuk semuanya, makasih karena loe selalu ada buat adek gue. Loe maukan
jagain adek gue terus, kalo dia nakal...jewer aja telinganya.’ Kata Max
berusaha mencairkan suasana tegang itu.
‘iya...gue
akan jagain adek loe, loe tenang aja.’
‘okeh...gue
sekarang udah bisa tenang, sekali lagi..makasih Kev.’
Tiittttt...tiititttt....tittttt....sambungan
telpon terputus, suara radio itupun jadi meresek. Yuki mengotak-atik radio
stefan mencai saluran tempat Tom bercerita tadi, namun tak ditemukannya saluran
itu lagi, Kevinpun berusaha menelpon kembali nomor yang tadi ditekan Yuki,
namun..sudah tidak bisa, “nomor ini belum terdaftar.” Kira2 begitulah jawaban
dari costumer service saat kevin mencoba menghubungi Tom lagi.
Ketiganya
semakin terbelalak, apalagi yuki...ia sama sekali tak mengerti.
“ada
yang bisa jelasin kegue?? Apa yang terjadi sekarang ini??” tanya Yuki melihat
ke Stefan & Kevin.
Stefan
menoleh keyuki, dan memegang tangan yuki erat.
“gue
akan ceritain semuanya ke eloe nanti.”
Yuki
tersenyum manis.
****
Keesokan
harinya. Stefan, Yuki dan Kevin mengunjungi kuburan Max, mereka semua
berziarah, mengirimkan doa dan menaburkan bunga2 baru dikuburan Max tempat
dibumi yang sekarang dihuni oleh Max.
“gue
janji Max, gue bakal jagain yuki buat loe. Gue janji..” kata stefan sambil
memegang batu nisan Max.
“Makasih
ya Kak Max, udah suka sama yuki. maaf..karna Yuki nggak bisa bales semua
pengorbanan kakak selama ini, maaf..yuki nggak pernah nyadar, kalo selama ini
kakak selalu memperhatikan yuki dari jauh. Maaf buat semuanya kak.. Maaf.” Yuki
meneteskan air mata.
“Udah
ki, seharusnya gue yang minta maaf. Karena dulu...gue sempet nyalahin loe atas
kematian kakak gue.” Stefan mengusap rambut Yuki.
Yuki
tersenyum, “nggak apa2 kok, gue ngerti.”
“Ya
udah...stefan..Yuki..kita pulang Yuk.” Ajak Kevin yang telah berdiri didepan
stefan & yuki.
Mereka
berdua mengangguk, stefan berdiri lalu ia membantu Yuki untuk berdiri.
“Bye
Sob....baik2 ya disana.” Ucap Kevin yang kemudian berjalan pergi mendahului
stefan & yuki.
“Yuk..”
stefan mengulurkan tangannya
Yuki
menyambut tangan Stefan lalu menggandengnya erat.
“Sekarang
gue tau...alasannya... semuanya kini terjawab sudah. Sikapnya yang dulu itu,
disebabkan oleh ini. gue nggak bisa nyalahin dia, Dia nggak salah...setidaknya..bukan
kesalahannya 100%. Gue akan berusaha buat bales perasaan kak Max, dengan cara
mencintai Stefan. Dan membuatnya bahagia.” Gumam Yuki dalam hati sambil
tersenyum melihat wajah stefan.
Stefanpun
ikut tersenyum melihat yuki.
“Thanks
Kak... udah nitipin gue cewek seperti yuki, gue janji...gue akan selalu jagain
dia. Gue akan mencintai dia lebih dari pada loe.” Stefan merangkul yuki sambil
terus berjalan.
-THE END-
gimana?? gimana?? berasa pernah baca??? hahahaha ini itu emang bukan REAL hasil karya saya, cuma sekedar nyalin atau istilah kerennya mah COPY-PASTE!!! Maaf yahh buat yang gak suka n,nv nggak maksud apa-apa kok ;) terus THANKS BANGET JUGA BUAT MBAK ESTI KINASIH!!! I LOVE YOUR NOVEL MBAK!!! LOVE DEAD POKOKNYA!!! hihihihii
THANKS FOR READING!!!! BYEEEEEEEE.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar