Author
come back!!!! Well, kali ini author gaje kembali membawa cerita singkat yang
bener-bener gaje pula!
Nggak
tau genrenya apa! Nggak tau juga ini endingnya gimana!! Pokoknya dibaca aja
deh!! harap maklum yah kalau banyak typo, author kan Cuma manusia biasa yang
tak luput dari salah binti dosa :””) *eaaaaa bener-bener minta maap deh kalo
cerita ini bener-bener nggak nyambung ataupun aneh *cause i know it, This is the worst story I've ever written*
n,nv
Cinta itu......SAHABAT!!!
Jadikanlah kekasih hati sebagai
sahabat, maka rasa sayang itu takkan pernah hilang..
Bahkan, akan terus bertambah.. -kakak-
Dia itu.....sangat berarti!!!
Bahkan...lebih dari kata sangat
berarti bila mengingat semua kenangan yang tercipta karenanya..
Dia adalah seorang yang penuh makna
dalam hidupku..
Tak seorangpun mampu mengalahkannya
termasuk ‘DIA’. -Kakak-
---
“Mari
kita bermain!” kata seorang gadis cantik memecahkan keheningan yang sempat
tercipta.
Kelima
gadis yang duduk membuat lingkaran didepan pintu ruangan kampus itu serentak
menoleh kearah gadis tadi.
“Main?”
Yang
ditanya hanya mengangguk penuh semangat.
“Main
apa?”
“Bagaimana
kalau.... ‘mulailah’! kalian tahu?”
“Tentu
saja tahu, tapi....apa tidak....” tanya seorang gadis cantik yang lainnya
sambil melihat sekeliling mereka.
“Ayolah,
dari pada kita mati bosan karena menunggu dosen yang tak kunjung datang itu!”
Kelimanya
saling melirik, dan detik kemudian mereka mengangguk setuju.
“Jadi...dimulai
dari siapa?”
“Aku
saja!” kata gadis cantik lainnya.
‘Mulailah..
Tolong...
Sebutkan...
Nama-nama...
Hewan...
Yang dimulai....
Dari....’
Keenamnya
mulai bersuara, sontak saja penghuni kampus lain yang tengah berjalan atau
duduk-duduk santai didekat mereka serempak menoleh kearah mereka, menatap penuh
senyum, tertawa bahkan ada yang melirik sinis.
“kita
mungkin sudah gila karena bermain seperti ini diarea kampus!”
Yang
lainnya hanya tersenyum cuek lalu kembali melanjutkan permainan.
Nina,
Yua, Chika, Aulia, Jessica, dan Cyintia adalah keenam gadis yang masih asyik
bermain sambil cekikikan tak jelas didepan pintu ruangan kampus. Tak
memperdulikan pandangan orang lain terhadap mereka, yang penting keenamnya
senang tanpa ada kata bosan.
*Benar-benar
seperti anak kecil bukan? Yap, Author tahu itu, mereka...memang gadis-gadis
cantik yang masa kecilnya kurang bahagia-,- poor you girls!*
“Yang
kalah, harus berkenalan dengan orang yang lewat dihadapan kita! Bagaimana?”
Kata Chika memberi usul sambil melirik teman-teman yang baru ia kenal beberapa
bulan yang lalu itu. Keenamnya memang belum kenal lama, tapi yang jelas, sejauh
ini mereka selalu bersama kemanapun mereka pergi, tentu saja hanya diarea
kampus!
“Jangan
berkenalan! Bagaimana kalau sekedar menanyakan namanya saja.” Nina berkomentar.
“Baiklah,
hanya menanyakan namanya saja!” kelimanya mengangguk setuju.
Permainanpun
dilanjutkan kembali, dimulai dari Yua yang kalah lalu Jessica, Chika dan
seterusnya hanya ketiga gadis cantik itulah yang kalah dan terpaksa memotong
habis urat malu mereka agar bisa mengetahui nama orang-orang yang lewat
dihadapan mereka.
Aulia,
Cyintia dan Nina hanya bisa mengulum senyum melihat ketiga temannya melancarkan
aksi gila mereka, bahkan mereka tertawa ketika melihat Chika yang dicuekin oleh
orang yang diajaknya kenalan.
“Bete
nih!!! masa yang kena hukuman kita bertiga mulu sih!” Protes Jessica manyun.
Aulia,
Cyintia dan Nina kompak tertawa. “Kayaknya itu faktor amal dan perbuatan deh
Jes!!” kata Nina disela tawanya.
“huh!
Rese nih Nina!!” Ucap Jessica tambah manyun.
“iya
nih, mana tadi aku dicuekin lagi! sumpah yah tuh cowok nyebelin! Berasa artis
masa, songong banget mukanya!” Chika ikut-ikutan mengomel.
“Nah
kalo itu faktor face Chik!” Kata Aulia kembali tertawa.
“lagian
salah kamu juga sih Chik, nanya nama kok kayak preman yang lagi malakin orang.”
Kata Yua mengulum senyum. “Kak! Namanya siapa!” Tambah Yua mengikuti nada
bicara Chika tadi.
“Ahh
Yua juga nyebelin nih!!!” Kata Chika manyun kayak Jessica, Jessica yang melihat
itupun akhirnya tertawa juga.
“udah
jangan ngikutin aku! Nggak pantes tau manyun-manyun gitu.” Ujar Jessica meraup
wajah manyun Chika.
Keenam
gadis itupun kembali melanjutkan permainan, dan kali ini Ninalah yang harus
menelan pil pahit itu. memutuskan urat malunya untuk mengajak kenalan orang
yang akan lewat dihadapannya. *oke bahasa author lebay*
“Wuhuuuuu...”
Chika dan Jessica bersorak hebat penuh kemenangan. “Rasain tuh Nin!!” tambah
keduanya kompak lalu tertawa melihat ekspresi Nina yang malu-malu kucing itu.
“Tuh..tuh..
ada kakak-kakak gendut yang mau lewat! Ajakin kenalan gih!” seru Cyintia.
Nina
manyun sejadi-jadinya. “kalian semua! Tunggu aja yah, aku aduin dady -pacar
Nina- entar!” kata Nina menghentakkan kakinya lalu menunggu sang kakak-kakak
gendut itu lewat.
“Cieee....kita
gak takut tuh ama dady” sorak kelimanya.
“rese!”
SRETTTTT...sang
kakak-kakak gendut itu malah berbelok kekanan.
“Yahhhhh..”seru
kelimanya kecewa.
“Hahaha...faktor
face tuh! Kalau orang cantik, pasti yang ancur-ancur gak mau lewat!” Kata Nina
tertawa mengejek keraha lima temannya.
“curang!!”
kata Jessica.
“Tuh
ada cowok yang mau lewat sini!” kata Yua mengagetkan semuanya, termasuk Nina
yang lagi asik tertawa.
Nina
segera menoleh kebelakang dan dengan cepat berseru sebelum cowok itu berlalu
begitu saja dari hadapannya.
“Kakak!”
sapanya sambil tersenyum manis, menunjukkan dua lesung pipitnya.
Cowok
yang merasa disapapun menoleh kaget kearah Nina, ia tersenyum kikuk sambil
memperlambat laju jalannya. “Namanya siapa kak?” tanya Nina kemudian.
Kakak-kakak
yang bisa dibilang ganteng bin unyu itupun menebarkan senyum menggoda(?) ralat
senyum manisnya kepada Nina.
“Regha.”
Ucapnya yang kemudian berlalu pergi.
“Makasih
kak!” teriak Nina setelah beberapa detik sebelumnya sempat terpesona oleh aura
keunyuan sang kakak.
“kok...Nina
dapet kenalannya cowok ganteng sih?” Protes Chika lagi setelah Nina telah
kembali duduk diantara mereka.
“murah
senyum lagi!” tambah Yua.
“ramah
juga!” lanjut Jessica.
“KITA
ENVY!!!!!!!” teriak kelimanya sedikit agak lebay.
Sedang
Nina, hanya mengulum senyum kembali terbayang akan wajah unyunya kak Regha.
‘Mi
de-ar’ suara handphone Nian tiba-tiba terdengar, dengan segera ia mengangkatnya
lalu mengobrol lama ditelepon, sepertinya -sang dady- yang menghubunginya.
-NINA’S POV-
Semenjak
hari itu, setiap kita bertemu kak Regha pasti deh anak-anak –Yua, Chika, Aulia,
dan Jessica- pada teriak-teriak nggak jelas gitu.
Jadi
suka salting sendiri kalau liat kak Regha melihat kearahku sambil tersenyum
bahkan menganggukan kepalanya kalau namanya kembali disebut oleh teman-temanku
yang lain.
“ahhh
malu!!!!” teriakku dalam hati sambil menutup kedua wajahku yang dirasa sudah
memerah seperti kepiting rebus.
Hari
ini, mata kuliahnya dari jam 1 siang sampai jam 6 sore, dan hari ini...aku
belum melihat wajah kak Regha-ku(?)
Entahlah,
seperti sudah menjadi sebuah rutinitas untukku melihat wajah kak Regha setiap
harinya saat dikampus.
“Kak
Nin!!” Suara Yua terdegar ditelingaku, aku menoleh dan yap itu benar-benar Yua
dan Chika yang tengah berjalan berdampingan kearahku.
“Dari
mana Teh?” tanyaku pada Yua. Aku lupa kapan, yang jelas saat ini kami sudah
mempunyai nama panggilan kesayangan untuk masing-masing.
“abis
nemenin Uni beli minum” jawab Yua tersenyum kemudian melirik Chika yang lagi
asyik bermain dengan handphonenya.
“ya
udah, pulang yuk!” kata jessica meraih tangan kananku dan menggandengnya.
Kami
berlima berjalan menuju parkiran motor, Aku dan Jessica jalan berdua
dibelakang, sedang didepan ada Yua, Chika dan Aulia.
Saat
tengah asik mengobrol dengan Jessica, Yua tiba-tiba menoleh kebelakang dan
menyerukan namaku.
“Kak
Nin!!!”
“apa?”
kataku melihatnya.
“itu...”
kata Yua melirik kearah depan lalu tersenyum tengil.
Aku
jadi tambah bingung melihat seringainya yang benar-benar evil itu, lalu
mengikuti arah lirikannya. Dan GOTCHA!!!! Aku tahu kenapa anak satu itu
tersenyum tengil begitu.
“Kita..lewat
sini saja ya neng!” kataku salting langsung berbelok arah.
“ya
mana bisalah kak, becek tuh!” kata Jessica kembali menarik tanganku berjalan
menyusul langkah Yua, Chika dan Aulia
yang sudah berada cukup jauh didepan.
“Duh!”
aku menepuk keningku pelan, lalu dengan gugup berjalan bersama Jessica.
“ecieeeeeeeeee...”
Yua, Chika dan Aulia bersuara, mereka menggodaku yang kali ini tepat berjalan
didepan kak Regha yang tengah mengobrol bersama teman-temannya.
“kalian
bertiga!! Huh! Tunggu saja pembalasan dariku! Dasar adik-adik kurang diajar!!”
aku merutuk dalam hati.
Sekilas
kulihat kak Regha beserta teman-temannya menoleh kearahku yang mendapat sorakan
‘cie-ciean’ dari ketiga makhluk dengan raut muka tanpa dosa itu, mereka!!
menyebalkan!!-___-
“Kak
Regha.........” panggil Yua dan Chika.
Haduh!!
Demi apapun mereka berdua!!! Akan kujadikan ayam goreng setelah ini, tunggu
saja!
Kak
Regha terlihat tersenyum malu-malu lalu kembali mengobrol bersama
teman-temannya.
Kamipun
kembali menlanjutkan langkah menuju parkiran motor. Tak lama dari itu kulihat
kak Regha dan seorang temannya menaiki sebuah motor yang entah mau kemana. Dia
lewat dihadapanku serta teman-temanku, lagi! makhluk-makhluk jahil itu
menyerukan namanya.
“Kak
Egha.....” kak Regha mengangguk sambil tersenyum lalu kembali menaikkan laju
motornya.
“kalian!!!!”
seruku dengan pipi memerah seperti tomat.
“ecieee
kak Nin salting!” kata Chika mencolek pinggangku.
Dengan
segera aku berjalan mendahului mereka menuju motorku dan mereka tentu saja
menuju motor mereka masing-masing, lalu mulai memakai segala peralatan seperti
sarung tangan, jaket, masker untuk menutup hidung dan mulut dan terakhir
memakai helm.
Saat
tengah sibuk memasang peralatan untuk berkendara, lagi-lagi Yua berteriak
membuatku ingin menelannya hidup-hidup!!
“Kak
Regha......” kata Yua namun kali ini ia menunjukku dengan kedua telunjuknya,
yah anak itu! dia memang tengah duduk menyamping dibelakang jok motorku.
Ahh,
aku tak tau bagaimana rupaku sekarang kalau aku tak memakai masker ini!!
benar-benar memalukan!! Yang aku lakukan sekarang adalah menutup wajahku dengan
kedua tanganku dan yang kudengar dari suara Chika, kak Regha lagi-lagi tersenyum
melihat kearahku.
Aku
menoleh kebelakang saat mendengar dari Aulia kalau kak Regha dan teman-temannya
tengah menatap kearah kami. Disana terlihat kak Regha berserta teman-temannya
sedang memperhatikan aku(?) dan teman-temanku, tak lama mereka kompak tersenyum
lalu melambaikan tangannya kearahku dan teman-teman! Ahhh yang benar saja!!
Mereka semua!!
LAGI???
wajahku memerah dan kali ini lebih dari pada kepiting rebus atau bahkan tomat!!
Ahhhh akan kukutuk kalian semua karena telah mmbuatku mati kutu begini!!
DADY!!!! Help me!!! Jeritku dalam hati
Sedangkan
Yua dan Chika tertawa terpingkal-pingkal melihatku, sepertinya mereka senang
sekali melihatku gugup seperti ini.
TIT..TIT.....suara
klakson Aulia membuat Yua, Chika dan Jessica menahan tawanya lalu mulai
melajukan motor masing-masing.
Sampai
didepan kampus, Aulia dan Yua berbelok kearah kanan. sedang aku, Chika dan
Jessica berbelok kearah kiri, baru saja ingin membelokkan motorku, aku melihat
sebuah motor yang sepertinya sangat kukenal. DADY!!!! Dia menjemputku!!
“Dady.”
Panggilku menaikkan kaca helmku.
Hoh!
My beloved boyfriend tersenyum kearahku.
“gimana
kuliahnya hari ini?” tanyanya menatapku lembut.
“emm..lumayan.”
kataku membalas senyumannya.
Yah,
harus kuakui dia adalah orang yang paling mengerti aku! Sudah seperti sahabat
sendiri rasanya. Dia itu tak pernah marah kepadaku bahkan saat aku menceritakan
masalah laki-laki lain dihadapannya. Entahlah..aku bingung, sebenarnya hatinya
itu terbuat dari apa?
Dia
juga tak pernah marah saat aku membentak-bentaknya.
Sepercik
rasa bersalah sering timbul dihatiku, karena telah berani menyukai laki-laki
lain selain dirinya. Oh Dady, forgive me!
“Itu
artinya, Dia sangat mencintai kakak!” suara Yua beberapa hari yang lalu
terngiang lagi ditelingaku.
Satu
hal yang kusadari hari ini, aku.... memang menyukai kak Regha, hanya sebatas
suka, yah normalnya seperti kita menyukai seorang artis(?) tapi....yang jelas
aku sangat menyayangi dady-ku..lebih dari apapun, bahkan kak Regha sekalipun
takkan mampu menggantikan posisi dady yang sudah punya tempat khusus dihatiku.
Dady
itu....Sahabat..
Bukannya
tak berarti tapi ia penuh makna dihati ini...
Kuharap
nanti, kalaupun jodohku bukan dengan dady, he
always still beside me and hold my hand, still be my bestfriend that always there
for me
--FIN—
APA
INI????? BENERAN GAK JELAS KAN??? *author nangis dipojokan WC* T____T
Sorry,
make you disappointed!!!-,-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar