BURUNG MERAK
“Kevin... “ Panggil seorang gadis
cantik dengan pakaiannya yang glamor diikuti oleh 2 orang gadis lagi yang tak
kalah glamournya. “kita mau minta maaf sama loe, dan loe...harus maafin kita.
Okeyyy..” Lanjut gadis tadi dengan gaya sombongnya.
“Apa?? Kalian minta maaf?? Ada
apa nih?? owhh..gue tau, kalian pasti lagi ngerencanain sesuatu buat ngerjain
gue lagi kan??” Kata Kevin menatap ketiga gadis itu sinis.
“What??” Seru salah seorang gadis
disebelah kiri.
“Navy.....please..let’s me
speak.” Kata gadis yang berada ditengah.
“okeyyy...” Navy mengalihkan
pandangannya.
“Kevin, bisa nggak sih eloe
jangan berfikiran negative mulu sama kita. Niat kita itu baik, kita sadar kita
itu udah salah sama eloe. Kita tau sih, ya,,,, emang sifat kita selama ini tuh
nyebelin banget. Kita janji, kita bakal berubah. Gimana?? Loe mau maafin
kita??” terang Yuki, gadis yang berada ditengah2 berusaha bicara panjang lebar
agar dimaafkan oleh Kevin.
“Aha.... yuki’s right, dan eloe
harus maafin kita..karna kita itu jarang banget minta maaf kayak gini.” Kata
Vebby, cewek imut dengan suara cemprengnya dan berada disebelah kanan Yuki.
Yuki menatap vebby sebentar.
“Keep silent veb..” Ucap yuki
yang kemudian menatap Kevin lagi.
“Nggak, gue belum bisa maafin
kalian.” Jawab Kevin mengalihkan pandangannya.
“WHAT????” jawab ketiga gadis ini
serempak.
“Okey Kevin, gini deh..kita mau
ngelakuin apa ajah yang loe suru. Asalkan loe mau maafin kita. Gimana??” Tawar
yuki lagi sambil memainkan rambutnya.
“How’s that?? How’s that?? Are
you agree Kevin??” Tanya Navy dengan logat kebule-buleannya.
Kevin terdiam, ia terlihat sedang
menimbang pernyataan 3 gadis cantik nan glamour itu.
“Kevin.” Teriak seorang cowok
dari arah parkiran.
“Stefan.” Kevin memanggil cowok
yang ternyata bernama Stefan itu.
Stefan berlari menghampiri kevin.
“Ada apa Vin?? 3 cewek ini
gangguin loe lagi??” tanya stefan merangkul pundak Kevin.
“Hellow... yang ada tuh eloe
ganggu. Orang kita lagi ngobrol sama Kevin kok.” Kata Yuki menatap sinis
Stefan.
“Ngobrol?? Loe ngobrol sama
merak-merak aneh ini Vin??” tanya Stefan menatap Yuki tak kalah sinisnya.
“What??? Merak-merak aneh??”
Vebby bertolak pinggang.
“Iya.” Jawab stefan singkat.
“ighhh...nyebelin banget sih
loe.” Geram yuki.
“sama kan kayak kalian.” Balas
stefan.
“hhuft...Yuki.. stay cool, entar
make up-nya luntur.” Ujar navy sembari mengusap-usap bahu Yuki.
Yuki menarik nafas dan kembali
menatap Kevin.
“All right, kevin... kita udah
nggak tahan lama2 disini, well..gimana.. loe mau terima tawaran kita tadi??”
“tawaran apa Vin??” tanya Stefan.
Kevin hanya diam.
“Gue nggak tau.” Kata Kevin
seraya pergi menghilang dari pandangan.
“Vin tungguin.” Stefan ikut2an
pergi mengejar Kevin.
“ighhhh.. tuh cowok nggak tau
diuntung banget yah, seenaknya ngegantungin kita kayak gini.” Navy menghentakkan
kakinya kesal.
Ketiganya pun pergi dari tempat
itu.
Yuki, navy, dan vebby.. 3 cewek
paling cantik dikampus, bisa dibilang mereka ini trio primadona sih. Diantara
mereka bertiga Cuma Yuki yang otaknya encer alias pinter, dan yuki juga yang
paling kaya. Selain cewek paling cantik sekampus, mereka juga cewek2 paling
jail dikampus, setiap hari ngerjain orang dan orang terakhir yang mereka
kerjain adalah Kevin. Cowok miskin, nggak modis, biasa-biasa ajah, tapi otaknya
yang super encer patut diacungin jempol. Kevin ini punya 2 sahabat baik.
Pertama Stefan, cowok ganteng, cool, kaya, lumayan pinter, nggak sombong,
peduli banget sama orang2 miskin. Bisa dibilang nih cowok hampir menuju kata
PERFECKT tapi sayang, kayaknya nih cowok nggak pernah tertarik deh sama yang
namanya cewek, abis..dia nggak pernah keliatan jalan berdua sama cewek kecuali
Chika. Kedua Chika, cewek miskin, penampilan biasa-biasa aja, lumayan cantik,
otaknya juga encer, dan Chika ini ketua senat dikampus. Kevin sama Chika itu
adalah anak beasiswa. Bisa sekolah dikampus ini karna otak mereka.
Harusnya sih si Chika nggak dapet
tuh beasiswa, karena kemampuan otaknya masih berada dibawah Yuki. tapi
berhubung Yukinya nggak minat buat berebut tuh beasiswa jadi dianya ngalah deh
#alesan.
Yuki tinggal sama neneknya
dirumah yang super duper gede kayak istana, kedua ortu yuki ada diJepang biasa
ngurusin bisnis. Panggilan Yuki untuk nenek tersayangnya itu ‘Nenski’,
singkatan dari Nenek Yuki. sedangkan ‘papski’ dan ‘mamski’ adalah panggilan
kesayangan Yuki untuk papa dan mamanya yang artinya juga sama ‘papa yuki’ dan
‘mama yuki’.
Ibunya kevin kerja sebagai
pembantu dirumah yuki, hemb..karena ibunya Kevin cerita ke Nenski tentang
ulahnya yuki ngerjain Kevin, Nenski jadi murka abis sama yuki. cucu semata
wayangnya ternyata berprilaku tidak baik, harus dididik, agar nggak malu2in
keluarga. Nenski ngajuin tantangan ke Yuki, kata Nenski dalam waktu sebulan
Yuki harus udah dimaafin sama Kevin. Kalo nggak dimaafin artinya Yuki harus Get
out dari rumah gedenya itu. #Plakkkk..sungguh terlalu tuh nenek-nenek.
Berbagai cara udah Yuki jalanin
supaya dapet maafnya kevin, hemb..bener2 yah ni keluarga kevin cari gara2
banget sama Yuki. Yuki and the Geng “Navy with Vebby” bahkan udah nraktir Kevin
tiap hari, diperlakuin kayak pembantu lagi sama Kevin. Disuru bawain barang2
dia, mijitin badan dia, ngelapin motor Vespa butut tahun 70an dia yang nggak
banget itu, ngelapin sepatunya yang dekil abis plus bolong-bolong. ampe lebaran
monyet juga nggak bakal bersih tuh sepatu, kita tawarin beliin sepatu baru
dianya nggak mau. Emang aneh bin ajaib tuh orang.
Susah banget buat Kevin maafin
yuki and the geng, soalnya Yuki udah buat Kevin malu abis didepan anak-anak
kampus, bayangin aja Kevin dipakein baju cewek yang super duper sexy warnanya
ping lagi terus disuru kelilingin kampus sama Yuki. itu semua akibat karena
Kevin udah berani2nya bilang suka KeYuki. Untung aja masih ada Stefan sama
Chika.
Minggu ke2 dalam usaha Yuki
mendapatkan maaf dari seorang kevin, Kevin yang kayaknya keasikan banget
ngerjain Yuki and the geng mulai berubah. Ia jarang banget ngumpul bareng sama
stefan dan chika. Ia lebih memilih nyiksa nih cewek2 cantik dengan berbagai
cara jitu yang udah dipikirin dari jau2 hari alesannya sih supaya nih cewek2
kapok. Chika nggak tahan sama sikap Kevin yang menurut Chika udah sama persis
kayak Yuki and the Geng dulu akhirnya memilih untuk jauhin Kevin dan nggak mau
ngomong lagi sama Kevin. Kevin mulai ngerasa ada yang hilang dari hidupnya dia.
Suatu siang, saat yuki and the
geng lagi ngelapin sepatu butut bau bin bolong2nya kevin.....
“Udah..panggilin yuki dong, gue
mau dia yang bersihin sepatu gue.” Perintah Kevin ke Vebby.
Dengan langkah gontai Vebby
mundur kebelakang.
“Yuki, sibos manggil loe tuh.”
“apa?? Gue?? Ini kan giliran
siNavy, kok gue sih??” protes Yuki.
“Bos yang mau Yuki.” rengek
Vebby.
“hhuft... arghhhh..” dengan kesal
yuki beranjak dari duduknya dan berjalan menghampiri Kevin.
Perlahan Yuki duduk dibawah
sambil menutup hidungnya.
“ehhh...gue mau tanya dong.
Menurut loe, Chika itu gimana sih??” tanya Kevin.
“Chika yah...embb...dia miskin.”
Jawab yuki cuek.
“iya gue tau dia miskin, yang
lain..”
“dia...berani mungkin.”
“Berani?? Maksud loe??”
“ya berani, dia itu berani tampil
beda. Nggak dandan, terlalu biasa2 aja.” Jelas yuki dengan terus mengelap
sepatu Kevin.
“Gitu yah.”
Yuki mengangguk yakin.
“Vin, loe suka yah sama Chika??”
tanya Yuki melirik Kevin tajam.
Kevin hanya diam.
“Bener kan?? Loe suka sama
Chika?? Terus, kalo loe suka sama chika kenapa waktu itu loe bilang suka sama
gue??” Yuki duduk dikursi depan Kevin.
“waktu itu gue emang suka sama
loe, sama chika sih biasa2 aja. Tapi..nggak tau kenapa kalo berada dideket
Chika itu gue ngerasa nyaman banget.” Cerita Kevin.
“Iuhhhh...SO boring...” Ucap yuki
sinis. “Bosen gue, kenapa sih kalo ngomongin cinta itu pasti ada kata ‘kalo
dideket dia gue ngerasa nyaman’ Nggak banget.” Sambung Yuki.
Kevin Cuma senyum kecut melihat
tingkah yuki.
“girls...” panggil Yuki.
Duo dayang Yukipun berdiri
dikanan kiri yuki.
“Okeh Kevin, sekarang gue tanya.
Loe bener suka kan sama Chika??” Yuki bertanya niat memastikan.
Kevin mengangguk pelan.
“Wow....thats good.” Kata yuki
senang. “And well... kita punya kesepakatan buat loe, kita akan bantuin loe
supaya loe bisa jadian sama chika, asalkan loe mau maafin kita. Gimana??”
“That’s a great idea dear.” Navy
tersenyum.
“iya, gue setuju.”
“Perfeckt...”
“Aha....” seru vebby.
Yuki and the geng mulai merubah
penampilan Kevin, Now...Kevin so handsome and he’s really really cool.
Namun...ada apa sama Chika?? Chika malah tambah marah sama Kevin. Bener2 cewek
aneh.
Yukipun memutuskan untuk mencari
tau apa yang disukai dan tidak disukai sama Chika. 2 dayang Yuki pun diutus
untuk mencari tau hal-hal itu sementara didalam kelas Yuki dan Kevin menunggu
datangnya laporan.
Beberapa jam kemudian, vebby dan
Navy datang.
“chika itu nggak suka makan
daging, katanya sih kasihan sama hewannya.” Jelas vebby saat dirinya sudah
duduk dihadapan Yuki dan kevin.
“Chika itu suka kucing.” Cetus
Navy sambil melihat kuku2nya.
“Tau dari mana??” tanya Kevin.
“Ya..soalnya..nggak ada cewek
yang nggak suka sama Kucing.” Jawab Navy dengan entengnya.
“Ohh my God,,, arghhh... and it
back to me, Gue lagi yang harus ngerjain nih misi. Hhuhh.. payah loe berdua.”
Dengan raut wajah kesal yuki beranjak dari duduknya dan berjalan keluar.
“Emang tadi loe kemana Nav??”
tanya Vebby.
“Toilet.” Jawab navy terus
melihat kuku2nya.
“sakit perut yah??”
“bukan, gue mau pake bedak.
Soalnya make up gue luntur nyariin info tentang Chika.”
Vebby nyengir kuda.
#Gubrakkkkkkk....
Sementara itu, didalam
perpustakaan.. dari kejauhan terlihat Yuki tengah mengintai Chika yang sedang
asik mencari buku. Karena terlalu fokus keChika, yuki nggak sadar kalo Stefan
udah berdiri disamping dia dan ikut2an ngintai Chika.
“Serius amat?? Udah dapet info
apa aja??” tanya Stefan menoleh keYuki.
“Iyalah serius, belum dapet apa2
sih. Namanya juga baru mulai.” Jawab Yuki masih tak sadar Stefan
memperhatikannya.
Stefan mulai membalikkan badannya
jadi menghadap Yuki, Stefan tersenyum melihat tingkah Yuki yang aneh udah kayak
agen 007 ajah, SPYGIRL.
Sadar tengah diperhatikan Yuki
menoleh, terkejut. Itulah ekspressi yuki saat ini. Melihat wajah Stefan tepat
dihadapannya.
“Eloe?? Sejak..sejak kapan...”
belum selesai yuki bicara stefan udah jawab aja.
“Dari tadi, dari awal loe mojok
disini sambil meratiin Chika.”
“Gue nggak meratiin Chika kok.”
Kata Yuki ngeles.
Stefan hanya tersenyum.
“dasar cewek aneh.” Stefan
mengacak-acak rambut Yuki lalu pergi dari tempat itu. “Good Luck yah.” Tambah
Stefan melambaikan tangannya tanpa berbalik.
“Ighhh..sok cool,,,
tapi..ganteng,, embbbb..” Yuki menutup wajahnya sendiri. “Hhuft..fokus Yuki,
back to target.” Yuki kembali mengintai chika.
Merasa dikuti terus akhirnya
Chika menoleh, untung saja yuki cepat bersembunyi. Lama Yuki menunggu sampai
saat dia mengintip Chika sudah ada dihadapannya.
“Ngapain loe?” tanya Chika.
“Nggak ngapa-ngapain kok.” Jawab
Yuki gugup.
“Bohong, loe ngikutin gue kan??
Mau apa sih loe dari gue??”
Yuki terdiam.
“hhuft..nyebelin banget sih loe.”
Seru chika.
“Nahhh..itu dia.” cetus yuki
seolah mendapat ilham. “gue mau belajar dari loe.”
“Belajar?? Loe kan udah pinter??
Mau belajar apa??” Chika menatap yuki curiga.
“gue mau belajar supaya gue nggak
nyebelin lagi.” Ucap yuki menunjukkan wajah innocentnya.
“Hah??” Chika terperangah. “loe
pasti nggak bisa.” Kata Chika menyepelehkan.
“Takut yah??” tantang Yuki.
“Gue takut?? Sorry, buat apa.
Lagian gue itu udah yakin, cewek glamour kayak loe itu pasti nggak bisa
berubah.”
“let’s see...” Yuki tersenyum.
“Okeh. Ikut gue.”
Peraturan pertama yang dibuat
Chika adalah Yuki and the geng nggak boleh make up dan pake baju yang
berlebihan kekampus. Cukup pake jeans trs kaos beres deh. But,... bagi Yuki and
the geng itu neraka banget tau nggak, tanpa make up?? Tanpa baju mahal yang
dirancang khusus oleh designer ternama?? Tanpa barang2 bermerek?? Wow.... so
impossible.
Pagi ini, semua mahasiswa
termasuk stefan dan kevin lagi berada diaula kampus, dan kebetulan kalau hari
ini ada acara bakti sosial gitu deh. jadi semuanya lagi persiapan supaya
acaranya berjalan lancar. Seketika semua orang didalam aula itu terdiam
sejenak, ribuan pasang mata kini hanya terfokus pada satu titik, dibibir pintu
aula. Yuki and the geng?? Apakah itu mereka?? Gumam anak-anak kampus. Yuki,
rambutnya diikat satu kebelakang kayak buntut kuda gitu deh, trs pakaiannya
Cuma pake celana jeans panjang sama kaos oblong warna kuning. Navy rambutnya
sih digerai tanpa bando, pita atau apapun itu hanya digerai. Pakaiannya juga
Cuma celana jeans panjang sama kaos oblong warna biru. Sedangkan Vebby,
rambutnya diiket satu sama kayak yuki, pake celana jeans panjang sama kaos
oblong warna ping. Chika jalan menghampiri 3 gadis yang tetep cantik walaupun
tanpa make up itu.
“Loe liat kan?? Kita bisa kok
nggak dandan, kita juga bisa nggak pake barang2 mahal.” kata Yuki menahan
tangis.
“okeh, gue akuin..satu kemajuan
bagus buat kalian.” Kata chika berlalu pergi.
“Hikz..hikz...hikz... gue ngerasa
telanjang...huahhhhhh...” Tangis Navy pecah tak terbendung lagi.
“emb...Princess bule wanna be
jangan nangis yah.. hikz..hikz..hikz.. begitu sampe rumah kita bisa dandan dan
pake baju bermerek lagi kok.” Kata vebby memeluk erat Navy.
“udah..pada ngeliatin apaan sih,
ayo kerja lagi.” Perintah Chika.
Semuanya pun kembali keaktivitas
masing2.
Yuki menyenderkan tubuhnya
kedinding, matanya berkaca-kaca. Ia terus menunduk melihat lantai putih yang
takkan pernah berubah warna itu.
Sumpah, ini tuh malu2in banget..
kekampus tanpa dandan?? Ohh NO... gue nggak berani liat kaca, pasti muka gue
sekarang jelek banget. NICE, popularitas gue END sampe disini. Gumam Yuki dalam
hati.
“Loe cantik kok kayak gini.”
Yuki mengangkat wajahnya.
“Stefan??”
“tenang aja, popularitas loe itu
nggak akan ilang hanya karna loe nggak dandan. Malah, menurut gue loe cantikkan
kayak gini dari pada biasanya. Kalo kayak gini jadi keliatan lebih natural.
Cantik banget.” Kata Stefan panjang lebar.
Tes...tes.tes... air mata yuki
jatuh membasahi pipi.
“udah jangan nangis, khan udah
cantik.. masa nangis sih?? Senyum dong biar cantiknya lebih keliatan.” Stefan
menghapus air mata Yuki dengan tangannya. “Gue pergi dulu yah Burung Merak.
Bye.” Sambung stefan mengusap kepala Yuki lalu berjalan pergi.
Navy dan Vebby menghampiri Yuki
yang masih terdiam menatap kepergian stefan.
“kayaknya...si stefan suka sama
loe deh.” kata Navy merangkul tangan Yuki.
“Iya My baby princess.. kalo loe
jadian sama Stefan pasti kalian bakalan jadi Golden Couple deh dikampus ini.”
Kata vebby sambil memegang kedua pipinya.
Yuki hanya tersenyum malu.
“Ehhh...kalian, ikut gue.” Kata
Chika tiba2.
Chika berhenti disebuah tenda
putih kecil, lalu mengambil 3 buah kardus.
“Sekarang loe bertiga bantuin
kita buat nyari sumbangan.” Kata Chika kemudian.
“What??? Maksud loe, loe nyuru
kita Ngemis gitu??” Tanya Yuki menatap sinis Chika.
“Bukan ngemis tapi minta
sumbangan.” Jelas chika.
“sama aja. Nggak ada bedanya.”
Cetus yuki sewot.
“terserah loe deh, owh iya satu
lagi.. kalian harus pake blezzer ini.” Kata chika menunjukkan sebuah blezzer
merah tua agak kecoklatan.
“Ini???” tanya navy mengambil
blezzer itu dan mengangkatnya tinggi2. “nggak mecing banget sama kulit gue.”
Lanjut navy.
“Siapa yang merancang baju ini??
Iuhhhh...warnanya, sama bentuknya itu nggak banget tau.” Ujar Yuki kesal.
“What ever, udah sana...cepetan
nggak pake lama.”
“Embb..Chika, kardusnya ada yang
warna ping nggak??” Tanya vebby polos.
Yuki dan navy langsung mendelik
sebal kearah Vebby.
Yuki mulai mendatangi setiap
orang yang lewat didepan kampus mereka sambil menjulurkan kardus itu. tanpa
bicara, yuki hanya menyodorkan kardus dan memasang wajah galak. Seolah-olah
mengatakan “Kasih duit nggak?? Kalo nggak ngasih abis loe gue telen.”
Karna takut akhirnya mau nggak
mau mereka pun memasukkan uang kedalem kardus yang yuki bawa.
3 jam selesai..... Yuki and the
geng terduduk lemas dikoridor kampus.
“Gue dehidrasi.” Seru Navy sambil
mengipas2kan potongan kardus kearahnya.
“sama.” Balas vebby.
“Okeh guys, thanks yah..
sumbangannya banyak, besok lagi yah!!!” kata Chika mengambil kardus2 itu lalu
pergi.
“Lagi???” ucap ketiganya serempak
lalu kembali terkulai lemah.
“veb... take a softdrink for me.”
Perintah yuki.
Tanpa basa-basi vebby langsung
tancap gas.
“Nav... take a snack for me.”
“All right.” Navy ikut2an tancap
gas.
“Hey..you...” panggil yuki
kecewek yang cukup gendut.
“gue??” cewek itu berjalan
mendekat kearah Yuki.
“Iya eloe. Beliin gue handuk
kecil dong diminimarket sebelah. Gue keringetan nih.” Perintah Yuki.
“Duitnya??”
“Ya pake duit loe lah, kenapa??
miskin yah??? Udah cepetan beliin.” Bentak Yuki. “udah untung gue ajak
ngomong.” Bisiknya lagi.
“Ehh..nggak usah.” Ujar stefan
yang tiba2 muncul dan menyuruh gadis itu pergi.
Stefan menghampiri Yuki dan duduk
tepat disebelah yuki.
“Sifat loe nggak berubah sama
sekali yah.” Kata Stefan menatap serius mata Yuki.
“hmmbbb...kalo mau ceramah jangan
disini deh, mending loe kemasjid noh.. banyak yang mau dengerin.”
“gue nggak ceramah, gue Cuma
nggak suka aja sama sifat loe ini. Kenapa harus nyuru orang, loe punya tangan
sama kaki kan?? Kenapa nggak digunain.” Cibir stefan.
“males ajah.” Jawab Yuki singkat.
Stefan geleng2 kepala. Lalu ia
mengeluarkan sebotol minuman dingin dari blezzernya serta sebuah handuk berwarna
putih.
“Ini softdrink buat loe. dan...ini...” stefan memegang dagu yuki lalu
mengelap semua keringat yang ada diwajah yuki dengan handuk putih itu.
Deg...Deg..Deg... jantung yuki
berdetak nggak karuan. Ia terpaku diam tanpa kata menatap sorot tajam mata
stefan. Stefan hanya tersenyum menatap mata Yuki yang kini berada dekat sekali
dengannya.
“sayang yah elo bukan cewek gue,
coba aja kalo loe cewek gue, udah gue ciumin tuh bibir, menggoda banget sih.”
Kata Stefan mengerling nakal, berusaha menggoda gadis cantik dihadapannya itu.
Semburat merah semakin terlihat
jelas di kedua pipi Yuki, dengan segera gadis cantik itu menutup wajahnya
dengan kedua telapak tangannya. “RESEKKKKKK!!!!”
Stefan hanya terkekeh melihat
tingkah gadis dihadapannya itu.
“Ehemb..ehemb...” suara chika
sukses menghentikan kekehan stefan.
Keduanya tampak salah tingkah.
Dan akhirnya stefan memilih untuk pergi menghampiri Kevin.
Hhuuu..si chika ganggu aja deh.
protes Stefan dalam hati.
“bantuin gue.” Kata Chika dan
langsung saja menarik tangan yuki.
Chika membawa yuki kegudang.
“loe tolong beresin baju2 ini
yah, yah masih layak pakai tolong loe masukin kardus yang udah robek dimasukin kedalem
keranjang itu. ngerti??”
Yuki mengangguk, kemudian chika
pergi meninggalkan yuki sendiri digudang itu.
“hemb...” yuki menghela nafas.
Tak lama navy dan vebby muncul untuk membantu Yuki. 2 jam berlalu dan hasilnya
tarraaaaa..... semua baju sudah terbungkus rapi dalam kardus. Sementara yuki
and the geng TEPAR. Semuanya tergeletak lemas dilantai gudang yang kayaknya
bersih dan nggak berdebu itu, maklum kampus elit, gudangnya aja dikasih karpet.
Chika datang membawa beberapa
orang.
“gimana?? Udah selesai??” tanya
Chika.
Yuki hanya menjawab dengan
anggukan saja.
“Okeh, good job.” Chika
tersenyum. “Pak, kardus udah bisa diambil.” Lanjut Chika bicara sama laki2 tua
disampingnya.
“makasih ya dek.” Ucap laki2 tua
itu. “Rio.. tunggu disini ya nak, kakek mau ngangkutin baju2nya dulu.” Laki2
tua itu membelai lembut rambut seorang anak laki2.
“iya kek.”
Semua orang mengangkut habis
kardus2 itu, navy dan vebby juga ikut2an bantuin tuh orang2 ngangkutin baju.
Sekarang tinggal yuki dan anak laki2 itu didalam gudang. Anak laki2 itu
mendekat keyuki, lalu menyalami tangan yuki dan menciumnya.
“makasih ya kak atas bajunya.”
JEDERRRRRR.... hati yuki bagai
tersambar petir disiang bolong, perkataan anak itu benar2 menghujam tepat
dihatinya, tak terasa air mata yuki jatuh membasahi pipi. Yuki tersentuh,
terharu biru..
Yuki and the geng lagi duduk2
manis dikoridor kampus.
“hhuuu..sampai kapan sih kita
pake baju kayak gini?? Nggak modis banget.” Keluh Navy.
“Iya,,, gue pengen dandan nih.”
ujar vebby ikut2an.
“Girls...udah deh, stop it..
lagian, ini juga nggak terlalu buruk kok, untung kita masih bisa pake baju.
Kalian nggak mikir apa anak2 jalanan diluar sana yang belum tentu punya baju
buat dipake ganti2.” Jelas yuki kemudian berlalu pergi dari hadapan kedua
dayangnya.
“Tuh anak kesambet jin apa?”
tanya Vebby khawatir.
Navy hanya mengangkat kedua
bahunya.
Yuki berhenti didepan kelasnya,
ia melihat Kevin yang lagi termenung.. wajahnya begitu memelas. Sungguh
kasihan. Yuki menghampiri Kevin dan duduk disebelahnya.
“Hay Kevin.” Sapa yuki lembut.
“Yuki.” Kevin sedikit tersenyum.
“Gue mau tanya boleh.”
“tanya aja.”
“gimana sih perasaan loe waktu
gue sama anak2 ngerjain loe?”
“hemb,,,” kevin menghela nafas.
“gimana yah, sedih, sakit hati, bingung, MALU. Dan loe tau nggak, gue sempet berfikir
mau bunuh diri waktu itu. untung aja Chika selalu ada disamping gue dan
nyemangatin gue. Kalo dia nggak ada, gue nggak tau deh nasib gue gimana.”
“Maafin gue ya Vin, gue udah
jahat banget sama loe.” Yuki terlihat sangat menyesal. “Loe beneran mau baikan
sama Chika??”
Kevin hanya mengangguk pelan.
“Okey... gue punya ide supaya loe
bisa baikan lagi sama Chika.” Yukipun membisikan rencananya ke Kevin.
Keesokan harinya, kali ini masih
dengan pakaian yang biasa yuki menggerai rambut hitam panjangnya. Saat memasuki
halaman kampus dengan diantar sopirnya yuki turun dan menebar senyum manisnya.
Gadis glamour, sombong, jail, dan
egois itu kini menjelma menjadi sosok gadis sederhana, ramah, dan murah senyum.
Setiap orang yang bertatap muka dengannya disapa ramah. Benar2 terlihat lebih
cantik dari Yuki yang biasanya.
Dilain tempat chika lagi asik
dengan bukunya diperpustakaan. Seseorang datang dan berdiri tepat dibelakang
Chika.
“Chika.”
Chika menoleh, cukup terkejut
melihat sosok Kevin kini telah kembali. Kevin yang biasa2 ajah dan nggak
banget.
“Kenapa??” tanya Chika.
“Gue nggak cocok pake baju
gituan, tetangga gue pada bilang gue ini artis. Khan nggak enak.” Jelas Kevin
tersenyum.
“Owhhh..” balas chika tersenyum.
“Embb..Chika, kalo penampilan gue
kayak gini, kira2 ada nggak yah cewek yang mau jadi pacar gue??”
“pasti ada.”
“terus..mungkin nggak, cewek yang
didepan gue ini mau sama gue??”
Chika menatap heran Kevin.
“Kalo gue bilang nggak mungkin,
entar loe bunuh diri lagi.” Sindir chika.
“ya nggaklah, kalo gue bunuh diri
gue bakalan masuk neraka. Dan itu artinya gue nggak bsa ketemu sama bidadari
secantik loe lagi, khan bidadari kayak loe Cuma ada disurga.”
Chika tersenyum sedetik kemudian
ia tertawa lepas, Kevin juga malah ikut2an ketawa.
“Yesss... gue berhasil.” Kata
Yuki lompat2 dibalik rak buku melihat Chika dan Kevin yang kayaknya udah
baikan.
Zrrrttttttttttttttttt.......yuki
kepeleset. BRUKKKKK...
“Aw.....pantat gue.” Rintih Yuki.
“Makanya.... hati-hati dong.”
Ujar seseorang dari belakang Yuki.
Yuki menoleh. “Stefan??”
Stefan jongkok untuk
mensejajarkan tingginya dan tinggi yuki yang saat itu masih duduk karena
terjatuh.
“makasih yah, udah balikin
sahabat2 gue. Makasih karena udah buat mereka baikan.” Katanya seraya tersenyum.
Yuki tersenyum malu. “sama-sama.”
“bisa berdiri nggak??” tanya
Stefan lembut.
Yuki hanya diam tak menjawab
pertanyaan yang dilontarkan Stefan.
“nggak bisa? Gue gendong mau??”
Tentu saja Yuki ingin berteriak
MAU!!! Tapi kan gengsi banget kalo teriak-teriak gitu didepan cowok kayak
Stefan, entar dianya malah jadi ILFELL, kan gak lucu. Pura-pura kalem dikit
mungkin bisa sedikit membantu. Pikir Yuki dalam hati.
“mau yaaa..” bujuk Stefan menatap
Yuki.
‘Ini nih saatnya’ kata Yuki dalam
hati sambil mengumbar senyuman paling manis yang ia punya. Lalu menganggukan kepalanya pelan.
Stefan tersenyum melihat jawaban
yuki, walaupun Cuma ngangguk doang. “good girl.” Ujarnya dan sedetik kemudian
gadis cantik itu sudah berada dalam gendongan Stefan.
*stefan mau gendong kemana yah??
Tau deh.... soalnya ceritanya udah TAMAT.. dadah.....see you in the next story*
wkwkkwk gajelas lagi kan? i know!!!! otak saya lagi korslet(?) pemirsah *eh.. btw FYI, nih yeee ini cerpen gue terinspirasi sama filmnya TIKAM (titi kamal) yang judulnya Babe :D huhuhu maklum aja jadi kalo ceritanya sama, terusss...ini cerita juga pernah saya post diakun facebook, tapi bukan punya saya XD intinya ini real saya yang bikin bukan copas punya orang lain ya :p hope you enjoy it aja deh guys, once more.. sorry karena cerpennya aneh ;) maklum oke bye.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar