Jumat, 16 November 2012

Cerpen -Gak Jelas- :")


Author come back!!!! Well, kali ini author gaje kembali membawa cerita singkat yang bener-bener gaje pula!
Nggak tau genrenya apa! Nggak tau juga ini endingnya gimana!! Pokoknya dibaca aja deh!! harap maklum yah kalau banyak typo, author kan Cuma manusia biasa yang tak luput dari salah binti dosa :””) *eaaaaa bener-bener minta maap deh kalo cerita ini bener-bener nggak nyambung ataupun aneh *cause i know it, This is the worst story I've ever written* n,nv

Cinta itu......SAHABAT!!!
Jadikanlah kekasih hati sebagai sahabat, maka rasa sayang itu takkan pernah hilang..
Bahkan, akan terus bertambah.. -kakak-

Dia itu.....sangat berarti!!!
Bahkan...lebih dari kata sangat berarti bila mengingat semua kenangan yang tercipta karenanya..
Dia adalah seorang yang penuh makna dalam hidupku..
Tak seorangpun mampu mengalahkannya termasuk ‘DIA’. -Kakak-

---
“Mari kita bermain!” kata seorang gadis cantik memecahkan keheningan yang sempat tercipta.
Kelima gadis yang duduk membuat lingkaran didepan pintu ruangan kampus itu serentak menoleh kearah gadis tadi.
“Main?”
Yang ditanya hanya mengangguk penuh semangat.
“Main apa?”
“Bagaimana kalau.... ‘mulailah’! kalian tahu?”
“Tentu saja tahu, tapi....apa tidak....” tanya seorang gadis cantik yang lainnya sambil melihat sekeliling mereka.
“Ayolah, dari pada kita mati bosan karena menunggu dosen yang tak kunjung datang itu!”
Kelimanya saling melirik, dan detik kemudian mereka mengangguk setuju.
“Jadi...dimulai dari siapa?”
“Aku saja!” kata gadis cantik lainnya.

‘Mulailah..
Tolong...
Sebutkan...
Nama-nama...
Hewan...
Yang dimulai....
Dari....’

Keenamnya mulai bersuara, sontak saja penghuni kampus lain yang tengah berjalan atau duduk-duduk santai didekat mereka serempak menoleh kearah mereka, menatap penuh senyum, tertawa bahkan ada yang melirik sinis.
“kita mungkin sudah gila karena bermain seperti ini diarea kampus!”
Yang lainnya hanya tersenyum cuek lalu kembali melanjutkan permainan.
Nina, Yua, Chika, Aulia, Jessica, dan Cyintia adalah keenam gadis yang masih asyik bermain sambil cekikikan tak jelas didepan pintu ruangan kampus. Tak memperdulikan pandangan orang lain terhadap mereka, yang penting keenamnya senang tanpa ada kata bosan.
*Benar-benar seperti anak kecil bukan? Yap, Author tahu itu, mereka...memang gadis-gadis cantik yang masa kecilnya kurang bahagia-,- poor you girls!*
“Yang kalah, harus berkenalan dengan orang yang lewat dihadapan kita! Bagaimana?” Kata Chika memberi usul sambil melirik teman-teman yang baru ia kenal beberapa bulan yang lalu itu. Keenamnya memang belum kenal lama, tapi yang jelas, sejauh ini mereka selalu bersama kemanapun mereka pergi, tentu saja hanya diarea kampus!
“Jangan berkenalan! Bagaimana kalau sekedar menanyakan namanya saja.” Nina berkomentar.
“Baiklah, hanya menanyakan namanya saja!” kelimanya mengangguk setuju.
Permainanpun dilanjutkan kembali, dimulai dari Yua yang kalah lalu Jessica, Chika dan seterusnya hanya ketiga gadis cantik itulah yang kalah dan terpaksa memotong habis urat malu mereka agar bisa mengetahui nama orang-orang yang lewat dihadapan mereka.
Aulia, Cyintia dan Nina hanya bisa mengulum senyum melihat ketiga temannya melancarkan aksi gila mereka, bahkan mereka tertawa ketika melihat Chika yang dicuekin oleh orang yang diajaknya kenalan.
“Bete nih!!! masa yang kena hukuman kita bertiga mulu sih!” Protes Jessica manyun.
Aulia, Cyintia dan Nina kompak tertawa. “Kayaknya itu faktor amal dan perbuatan deh Jes!!” kata Nina disela tawanya.
“huh! Rese nih Nina!!” Ucap Jessica tambah manyun.
“iya nih, mana tadi aku dicuekin lagi! sumpah yah tuh cowok nyebelin! Berasa artis masa, songong banget mukanya!” Chika ikut-ikutan mengomel.
“Nah kalo itu faktor face Chik!” Kata Aulia kembali tertawa.
“lagian salah kamu juga sih Chik, nanya nama kok kayak preman yang lagi malakin orang.” Kata Yua mengulum senyum. “Kak! Namanya siapa!” Tambah Yua mengikuti nada bicara Chika tadi.
“Ahh Yua juga nyebelin nih!!!” Kata Chika manyun kayak Jessica, Jessica yang melihat itupun akhirnya tertawa juga.
“udah jangan ngikutin aku! Nggak pantes tau manyun-manyun gitu.” Ujar Jessica meraup wajah manyun Chika.
Keenam gadis itupun kembali melanjutkan permainan, dan kali ini Ninalah yang harus menelan pil pahit itu. memutuskan urat malunya untuk mengajak kenalan orang yang akan lewat dihadapannya. *oke bahasa author lebay*
“Wuhuuuuu...” Chika dan Jessica bersorak hebat penuh kemenangan. “Rasain tuh Nin!!” tambah keduanya kompak lalu tertawa melihat ekspresi Nina yang malu-malu kucing itu.
“Tuh..tuh.. ada kakak-kakak gendut yang mau lewat! Ajakin kenalan gih!” seru Cyintia.
Nina manyun sejadi-jadinya. “kalian semua! Tunggu aja yah, aku aduin dady -pacar Nina- entar!” kata Nina menghentakkan kakinya lalu menunggu sang kakak-kakak gendut itu lewat.
“Cieee....kita gak takut tuh ama dady” sorak kelimanya.
“rese!”
SRETTTTT...sang kakak-kakak gendut itu malah berbelok kekanan.
“Yahhhhh..”seru kelimanya kecewa.
“Hahaha...faktor face tuh! Kalau orang cantik, pasti yang ancur-ancur gak mau lewat!” Kata Nina tertawa mengejek keraha lima temannya.
“curang!!” kata Jessica.
“Tuh ada cowok yang mau lewat sini!” kata Yua mengagetkan semuanya, termasuk Nina yang lagi asik tertawa.
Nina segera menoleh kebelakang dan dengan cepat berseru sebelum cowok itu berlalu begitu saja dari hadapannya.
“Kakak!” sapanya sambil tersenyum manis, menunjukkan dua lesung pipitnya.
Cowok yang merasa disapapun menoleh kaget kearah Nina, ia tersenyum kikuk sambil memperlambat laju jalannya. “Namanya siapa kak?” tanya Nina kemudian.
Kakak-kakak yang bisa dibilang ganteng bin unyu itupun menebarkan senyum menggoda(?) ralat senyum manisnya kepada Nina.
“Regha.” Ucapnya yang kemudian berlalu pergi.
“Makasih kak!” teriak Nina setelah beberapa detik sebelumnya sempat terpesona oleh aura keunyuan sang kakak.
“kok...Nina dapet kenalannya cowok ganteng sih?” Protes Chika lagi setelah Nina telah kembali duduk diantara mereka.
“murah senyum lagi!” tambah Yua.
“ramah juga!” lanjut Jessica.
“KITA ENVY!!!!!!!” teriak kelimanya sedikit agak lebay.
Sedang Nina, hanya mengulum senyum kembali terbayang akan wajah unyunya kak Regha.
‘Mi de-ar’ suara handphone Nian tiba-tiba terdengar, dengan segera ia mengangkatnya lalu mengobrol lama ditelepon, sepertinya -sang dady- yang menghubunginya.

-NINA’S POV-

Semenjak hari itu, setiap kita bertemu kak Regha pasti deh anak-anak –Yua, Chika, Aulia, dan Jessica- pada teriak-teriak nggak jelas gitu.
Jadi suka salting sendiri kalau liat kak Regha melihat kearahku sambil tersenyum bahkan menganggukan kepalanya kalau namanya kembali disebut oleh teman-temanku yang lain.
“ahhh malu!!!!” teriakku dalam hati sambil menutup kedua wajahku yang dirasa sudah memerah seperti kepiting rebus.

Hari ini, mata kuliahnya dari jam 1 siang sampai jam 6 sore, dan hari ini...aku belum melihat wajah kak Regha-ku(?)
Entahlah, seperti sudah menjadi sebuah rutinitas untukku melihat wajah kak Regha setiap harinya saat dikampus.
“Kak Nin!!” Suara Yua terdegar ditelingaku, aku menoleh dan yap itu benar-benar Yua dan Chika yang tengah berjalan berdampingan kearahku.
“Dari mana Teh?” tanyaku pada Yua. Aku lupa kapan, yang jelas saat ini kami sudah mempunyai nama panggilan kesayangan untuk masing-masing.
“abis nemenin Uni beli minum” jawab Yua tersenyum kemudian melirik Chika yang lagi asyik bermain dengan handphonenya.
“ya udah, pulang yuk!” kata jessica meraih tangan kananku dan menggandengnya.
Kami berlima berjalan menuju parkiran motor, Aku dan Jessica jalan berdua dibelakang, sedang didepan ada Yua, Chika dan Aulia.
Saat tengah asik mengobrol dengan Jessica, Yua tiba-tiba menoleh kebelakang dan menyerukan namaku.
“Kak Nin!!!”
“apa?” kataku melihatnya.
“itu...” kata Yua melirik kearah depan lalu tersenyum tengil.
Aku jadi tambah bingung melihat seringainya yang benar-benar evil itu, lalu mengikuti arah lirikannya. Dan GOTCHA!!!! Aku tahu kenapa anak satu itu tersenyum tengil begitu.
“Kita..lewat sini saja ya neng!” kataku salting langsung berbelok arah.
“ya mana bisalah kak, becek tuh!” kata Jessica kembali menarik tanganku berjalan menyusul  langkah Yua, Chika dan Aulia yang sudah berada cukup jauh didepan.
“Duh!” aku menepuk keningku pelan, lalu dengan gugup berjalan bersama Jessica.
“ecieeeeeeeeee...” Yua, Chika dan Aulia bersuara, mereka menggodaku yang kali ini tepat berjalan didepan kak Regha yang tengah mengobrol bersama teman-temannya.
“kalian bertiga!! Huh! Tunggu saja pembalasan dariku! Dasar adik-adik kurang diajar!!” aku merutuk dalam hati.
Sekilas kulihat kak Regha beserta teman-temannya menoleh kearahku yang mendapat sorakan ‘cie-ciean’ dari ketiga makhluk dengan raut muka tanpa dosa itu, mereka!! menyebalkan!!-___-
“Kak Regha.........” panggil Yua dan Chika.
Haduh!! Demi apapun mereka berdua!!! Akan kujadikan ayam goreng setelah ini, tunggu saja!
Kak Regha terlihat tersenyum malu-malu lalu kembali mengobrol bersama teman-temannya.
Kamipun kembali menlanjutkan langkah menuju parkiran motor. Tak lama dari itu kulihat kak Regha dan seorang temannya menaiki sebuah motor yang entah mau kemana. Dia lewat dihadapanku serta teman-temanku, lagi! makhluk-makhluk jahil itu menyerukan namanya.
“Kak Egha.....” kak Regha mengangguk sambil tersenyum lalu kembali menaikkan laju motornya.
“kalian!!!!” seruku dengan pipi memerah seperti tomat.
“ecieee kak Nin salting!” kata Chika mencolek pinggangku.
Dengan segera aku berjalan mendahului mereka menuju motorku dan mereka tentu saja menuju motor mereka masing-masing, lalu mulai memakai segala peralatan seperti sarung tangan, jaket, masker untuk menutup hidung dan mulut dan terakhir memakai helm.
Saat tengah sibuk memasang peralatan untuk berkendara, lagi-lagi Yua berteriak membuatku ingin menelannya hidup-hidup!!
“Kak Regha......” kata Yua namun kali ini ia menunjukku dengan kedua telunjuknya, yah anak itu! dia memang tengah duduk menyamping dibelakang jok motorku.
Ahh, aku tak tau bagaimana rupaku sekarang kalau aku tak memakai masker ini!! benar-benar memalukan!! Yang aku lakukan sekarang adalah menutup wajahku dengan kedua tanganku dan yang kudengar dari suara Chika, kak Regha lagi-lagi tersenyum melihat kearahku.
Aku menoleh kebelakang saat mendengar dari Aulia kalau kak Regha dan teman-temannya tengah menatap kearah kami. Disana terlihat kak Regha berserta teman-temannya sedang memperhatikan aku(?) dan teman-temanku, tak lama mereka kompak tersenyum lalu melambaikan tangannya kearahku dan teman-teman! Ahhh yang benar saja!! Mereka semua!!
LAGI??? wajahku memerah dan kali ini lebih dari pada kepiting rebus atau bahkan tomat!! Ahhhh akan kukutuk kalian semua karena telah mmbuatku mati kutu begini!! DADY!!!! Help me!!! Jeritku dalam hati
Sedangkan Yua dan Chika tertawa terpingkal-pingkal melihatku, sepertinya mereka senang sekali melihatku gugup seperti ini.
TIT..TIT.....suara klakson Aulia membuat Yua, Chika dan Jessica menahan tawanya lalu mulai melajukan motor masing-masing.

Sampai didepan kampus, Aulia dan Yua berbelok kearah kanan. sedang aku, Chika dan Jessica berbelok kearah kiri, baru saja ingin membelokkan motorku, aku melihat sebuah motor yang sepertinya sangat kukenal. DADY!!!! Dia menjemputku!!
“Dady.” Panggilku menaikkan kaca helmku.
Hoh! My beloved boyfriend tersenyum kearahku.
“gimana kuliahnya hari ini?” tanyanya menatapku lembut.
“emm..lumayan.” kataku membalas senyumannya.
Yah, harus kuakui dia adalah orang yang paling mengerti aku! Sudah seperti sahabat sendiri rasanya. Dia itu tak pernah marah kepadaku bahkan saat aku menceritakan masalah laki-laki lain dihadapannya. Entahlah..aku bingung, sebenarnya hatinya itu terbuat dari apa?
Dia juga tak pernah marah saat aku membentak-bentaknya.
Sepercik rasa bersalah sering timbul dihatiku, karena telah berani menyukai laki-laki lain selain dirinya. Oh Dady, forgive me!
“Itu artinya, Dia sangat mencintai kakak!” suara Yua beberapa hari yang lalu terngiang lagi ditelingaku.
Satu hal yang kusadari hari ini, aku.... memang menyukai kak Regha, hanya sebatas suka, yah normalnya seperti kita menyukai seorang artis(?) tapi....yang jelas aku sangat menyayangi dady-ku..lebih dari apapun, bahkan kak Regha sekalipun takkan mampu menggantikan posisi dady yang sudah punya tempat khusus dihatiku.
Dady itu....Sahabat..
Bukannya tak berarti tapi ia penuh makna dihati ini...
Kuharap nanti, kalaupun jodohku bukan dengan dady, he always still beside me and hold my hand, still be my bestfriend that always there for me

--FIN—
APA INI????? BENERAN GAK JELAS KAN??? *author nangis dipojokan WC* T____T
Sorry, make you disappointed!!!-,-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar