Minggu, 16 Juni 2013

Burung Merak

BURUNG MERAK



“Kevin... “ Panggil seorang gadis cantik dengan pakaiannya yang glamor diikuti oleh 2 orang gadis lagi yang tak kalah glamournya. “kita mau minta maaf sama loe, dan loe...harus maafin kita. Okeyyy..” Lanjut gadis tadi dengan gaya sombongnya.
“Apa?? Kalian minta maaf?? Ada apa nih?? owhh..gue tau, kalian pasti lagi ngerencanain sesuatu buat ngerjain gue lagi kan??” Kata Kevin menatap ketiga gadis itu sinis.
“What??” Seru salah seorang gadis disebelah kiri.
“Navy.....please..let’s me speak.” Kata gadis yang berada ditengah.
“okeyyy...” Navy mengalihkan pandangannya.
“Kevin, bisa nggak sih eloe jangan berfikiran negative mulu sama kita. Niat kita itu baik, kita sadar kita itu udah salah sama eloe. Kita tau sih, ya,,,, emang sifat kita selama ini tuh nyebelin banget. Kita janji, kita bakal berubah. Gimana?? Loe mau maafin kita??” terang Yuki, gadis yang berada ditengah2 berusaha bicara panjang lebar agar dimaafkan oleh Kevin.
“Aha.... yuki’s right, dan eloe harus maafin kita..karna kita itu jarang banget minta maaf kayak gini.” Kata Vebby, cewek imut dengan suara cemprengnya dan berada disebelah kanan Yuki.
Yuki menatap vebby sebentar.
“Keep silent veb..” Ucap yuki yang kemudian menatap Kevin lagi.
“Nggak, gue belum bisa maafin kalian.” Jawab Kevin mengalihkan pandangannya.
“WHAT????” jawab ketiga gadis ini serempak.
“Okey Kevin, gini deh..kita mau ngelakuin apa ajah yang loe suru. Asalkan loe mau maafin kita. Gimana??” Tawar yuki lagi sambil memainkan rambutnya.
“How’s that?? How’s that?? Are you agree Kevin??” Tanya Navy dengan logat kebule-buleannya.
Kevin terdiam, ia terlihat sedang menimbang pernyataan 3 gadis cantik nan glamour itu.

“Kevin.” Teriak seorang cowok dari arah parkiran.
“Stefan.” Kevin memanggil cowok yang ternyata bernama Stefan itu.
Stefan berlari menghampiri kevin.
“Ada apa Vin?? 3 cewek ini gangguin loe lagi??” tanya stefan merangkul pundak Kevin.
“Hellow... yang ada tuh eloe ganggu. Orang kita lagi ngobrol sama Kevin kok.” Kata Yuki menatap sinis Stefan.
“Ngobrol?? Loe ngobrol sama merak-merak aneh ini Vin??” tanya Stefan menatap Yuki tak kalah sinisnya.
“What??? Merak-merak aneh??” Vebby bertolak pinggang.
“Iya.” Jawab stefan singkat.
“ighhh...nyebelin banget sih loe.” Geram yuki.
“sama kan kayak kalian.” Balas stefan.
“hhuft...Yuki.. stay cool, entar make up-nya luntur.” Ujar navy sembari mengusap-usap bahu Yuki.
Yuki menarik nafas dan kembali menatap Kevin.
“All right, kevin... kita udah nggak tahan lama2 disini, well..gimana.. loe mau terima tawaran kita tadi??”
“tawaran apa Vin??” tanya Stefan.
Kevin hanya diam.
“Gue nggak tau.” Kata Kevin seraya pergi menghilang dari pandangan.
“Vin tungguin.” Stefan ikut2an pergi mengejar Kevin.
“ighhhh.. tuh cowok nggak tau diuntung banget yah, seenaknya ngegantungin kita kayak gini.” Navy menghentakkan kakinya kesal.
Ketiganya pun pergi dari tempat itu.

Yuki, navy, dan vebby.. 3 cewek paling cantik dikampus, bisa dibilang mereka ini trio primadona sih. Diantara mereka bertiga Cuma Yuki yang otaknya encer alias pinter, dan yuki juga yang paling kaya. Selain cewek paling cantik sekampus, mereka juga cewek2 paling jail dikampus, setiap hari ngerjain orang dan orang terakhir yang mereka kerjain adalah Kevin. Cowok miskin, nggak modis, biasa-biasa ajah, tapi otaknya yang super encer patut diacungin jempol. Kevin ini punya 2 sahabat baik. Pertama Stefan, cowok ganteng, cool, kaya, lumayan pinter, nggak sombong, peduli banget sama orang2 miskin. Bisa dibilang nih cowok hampir menuju kata PERFECKT tapi sayang, kayaknya nih cowok nggak pernah tertarik deh sama yang namanya cewek, abis..dia nggak pernah keliatan jalan berdua sama cewek kecuali Chika. Kedua Chika, cewek miskin, penampilan biasa-biasa aja, lumayan cantik, otaknya juga encer, dan Chika ini ketua senat dikampus. Kevin sama Chika itu adalah anak beasiswa. Bisa sekolah dikampus ini karna otak mereka.
Harusnya sih si Chika nggak dapet tuh beasiswa, karena kemampuan otaknya masih berada dibawah Yuki. tapi berhubung Yukinya nggak minat buat berebut tuh beasiswa jadi dianya ngalah deh #alesan.
Yuki tinggal sama neneknya dirumah yang super duper gede kayak istana, kedua ortu yuki ada diJepang biasa ngurusin bisnis. Panggilan Yuki untuk nenek tersayangnya itu ‘Nenski’, singkatan dari Nenek Yuki. sedangkan ‘papski’ dan ‘mamski’ adalah panggilan kesayangan Yuki untuk papa dan mamanya yang artinya juga sama ‘papa yuki’ dan ‘mama yuki’.
Ibunya kevin kerja sebagai pembantu dirumah yuki, hemb..karena ibunya Kevin cerita ke Nenski tentang ulahnya yuki ngerjain Kevin, Nenski jadi murka abis sama yuki. cucu semata wayangnya ternyata berprilaku tidak baik, harus dididik, agar nggak malu2in keluarga. Nenski ngajuin tantangan ke Yuki, kata Nenski dalam waktu sebulan Yuki harus udah dimaafin sama Kevin. Kalo nggak dimaafin artinya Yuki harus Get out dari rumah gedenya itu. #Plakkkk..sungguh terlalu tuh nenek-nenek.

Berbagai cara udah Yuki jalanin supaya dapet maafnya kevin, hemb..bener2 yah ni keluarga kevin cari gara2 banget sama Yuki. Yuki and the Geng “Navy with Vebby” bahkan udah nraktir Kevin tiap hari, diperlakuin kayak pembantu lagi sama Kevin. Disuru bawain barang2 dia, mijitin badan dia, ngelapin motor Vespa butut tahun 70an dia yang nggak banget itu, ngelapin sepatunya yang dekil abis plus bolong-bolong. ampe lebaran monyet juga nggak bakal bersih tuh sepatu, kita tawarin beliin sepatu baru dianya nggak mau. Emang aneh bin ajaib tuh orang.
Susah banget buat Kevin maafin yuki and the geng, soalnya Yuki udah buat Kevin malu abis didepan anak-anak kampus, bayangin aja Kevin dipakein baju cewek yang super duper sexy warnanya ping lagi terus disuru kelilingin kampus sama Yuki. itu semua akibat karena Kevin udah berani2nya bilang suka KeYuki. Untung aja masih ada Stefan sama Chika.

Minggu ke2 dalam usaha Yuki mendapatkan maaf dari seorang kevin, Kevin yang kayaknya keasikan banget ngerjain Yuki and the geng mulai berubah. Ia jarang banget ngumpul bareng sama stefan dan chika. Ia lebih memilih nyiksa nih cewek2 cantik dengan berbagai cara jitu yang udah dipikirin dari jau2 hari alesannya sih supaya nih cewek2 kapok. Chika nggak tahan sama sikap Kevin yang menurut Chika udah sama persis kayak Yuki and the Geng dulu akhirnya memilih untuk jauhin Kevin dan nggak mau ngomong lagi sama Kevin. Kevin mulai ngerasa ada yang hilang dari hidupnya dia.

Suatu siang, saat yuki and the geng lagi ngelapin sepatu butut bau bin bolong2nya kevin.....
“Udah..panggilin yuki dong, gue mau dia yang bersihin sepatu gue.” Perintah Kevin ke Vebby.
Dengan langkah gontai Vebby mundur kebelakang.
“Yuki, sibos manggil loe tuh.”
“apa?? Gue?? Ini kan giliran siNavy, kok gue sih??” protes Yuki.
“Bos yang mau Yuki.” rengek Vebby.
“hhuft... arghhhh..” dengan kesal yuki beranjak dari duduknya dan berjalan menghampiri Kevin.
Perlahan Yuki duduk dibawah sambil menutup hidungnya.
“ehhh...gue mau tanya dong. Menurut loe, Chika itu gimana sih??” tanya Kevin.
“Chika yah...embb...dia miskin.” Jawab yuki cuek.
“iya gue tau dia miskin, yang lain..”
“dia...berani mungkin.”
“Berani?? Maksud loe??”
“ya berani, dia itu berani tampil beda. Nggak dandan, terlalu biasa2 aja.” Jelas yuki dengan terus mengelap sepatu Kevin.
“Gitu yah.”
Yuki mengangguk yakin.
“Vin, loe suka yah sama Chika??” tanya Yuki melirik Kevin tajam.
Kevin hanya diam.
“Bener kan?? Loe suka sama Chika?? Terus, kalo loe suka sama chika kenapa waktu itu loe bilang suka sama gue??” Yuki duduk dikursi depan Kevin.
“waktu itu gue emang suka sama loe, sama chika sih biasa2 aja. Tapi..nggak tau kenapa kalo berada dideket Chika itu gue ngerasa nyaman banget.” Cerita Kevin.
“Iuhhhh...SO boring...” Ucap yuki sinis. “Bosen gue, kenapa sih kalo ngomongin cinta itu pasti ada kata ‘kalo dideket dia gue ngerasa nyaman’ Nggak banget.” Sambung Yuki.
Kevin Cuma senyum kecut melihat tingkah yuki.
“girls...” panggil Yuki.
Duo dayang Yukipun berdiri dikanan kiri yuki.
“Okeh Kevin, sekarang gue tanya. Loe bener suka kan sama Chika??” Yuki bertanya niat memastikan.
Kevin mengangguk pelan.
“Wow....thats good.” Kata yuki senang. “And well... kita punya kesepakatan buat loe, kita akan bantuin loe supaya loe bisa jadian sama chika, asalkan loe mau maafin kita. Gimana??”
“That’s a great idea dear.” Navy tersenyum.
“iya, gue setuju.”
“Perfeckt...”
“Aha....” seru vebby.

Yuki and the geng mulai merubah penampilan Kevin, Now...Kevin so handsome and he’s really really cool. Namun...ada apa sama Chika?? Chika malah tambah marah sama Kevin. Bener2 cewek aneh.
Yukipun memutuskan untuk mencari tau apa yang disukai dan tidak disukai sama Chika. 2 dayang Yuki pun diutus untuk mencari tau hal-hal itu sementara didalam kelas Yuki dan Kevin menunggu datangnya laporan.
Beberapa jam kemudian, vebby dan Navy datang.
“chika itu nggak suka makan daging, katanya sih kasihan sama hewannya.” Jelas vebby saat dirinya sudah duduk dihadapan Yuki dan kevin.
“Chika itu suka kucing.” Cetus Navy sambil melihat kuku2nya.
“Tau dari mana??” tanya Kevin.
“Ya..soalnya..nggak ada cewek yang nggak suka sama Kucing.” Jawab Navy dengan entengnya.
“Ohh my God,,, arghhh... and it back to me, Gue lagi yang harus ngerjain nih misi. Hhuhh.. payah loe berdua.” Dengan raut wajah kesal yuki beranjak dari duduknya dan berjalan keluar.
“Emang tadi loe kemana Nav??” tanya Vebby.
“Toilet.” Jawab navy terus melihat kuku2nya.
“sakit perut yah??”
“bukan, gue mau pake bedak. Soalnya make up gue luntur nyariin info tentang Chika.”
Vebby nyengir kuda. #Gubrakkkkkkk....

Sementara itu, didalam perpustakaan.. dari kejauhan terlihat Yuki tengah mengintai Chika yang sedang asik mencari buku. Karena terlalu fokus keChika, yuki nggak sadar kalo Stefan udah berdiri disamping dia dan ikut2an ngintai Chika.
“Serius amat?? Udah dapet info apa aja??” tanya Stefan menoleh keYuki.
“Iyalah serius, belum dapet apa2 sih. Namanya juga baru mulai.” Jawab Yuki masih tak sadar Stefan memperhatikannya.
Stefan mulai membalikkan badannya jadi menghadap Yuki, Stefan tersenyum melihat tingkah Yuki yang aneh udah kayak agen 007 ajah, SPYGIRL.
Sadar tengah diperhatikan Yuki menoleh, terkejut. Itulah ekspressi yuki saat ini. Melihat wajah Stefan tepat dihadapannya.
“Eloe?? Sejak..sejak kapan...” belum selesai yuki bicara stefan udah jawab aja.
“Dari tadi, dari awal loe mojok disini sambil meratiin Chika.”
“Gue nggak meratiin Chika kok.” Kata Yuki ngeles.
Stefan hanya tersenyum.
“dasar cewek aneh.” Stefan mengacak-acak rambut Yuki lalu pergi dari tempat itu. “Good Luck yah.” Tambah Stefan melambaikan tangannya tanpa berbalik.
“Ighhh..sok cool,,, tapi..ganteng,, embbbb..” Yuki menutup wajahnya sendiri. “Hhuft..fokus Yuki, back to target.” Yuki kembali mengintai chika.
Merasa dikuti terus akhirnya Chika menoleh, untung saja yuki cepat bersembunyi. Lama Yuki menunggu sampai saat dia mengintip Chika sudah ada dihadapannya.
“Ngapain loe?” tanya Chika.
“Nggak ngapa-ngapain kok.” Jawab Yuki gugup.
“Bohong, loe ngikutin gue kan?? Mau apa sih loe dari gue??”
Yuki terdiam.
“hhuft..nyebelin banget sih loe.” Seru chika.
“Nahhh..itu dia.” cetus yuki seolah mendapat ilham. “gue mau belajar dari loe.”
“Belajar?? Loe kan udah pinter?? Mau belajar apa??” Chika menatap yuki curiga.
“gue mau belajar supaya gue nggak nyebelin lagi.” Ucap yuki menunjukkan wajah innocentnya.
“Hah??” Chika terperangah. “loe pasti nggak bisa.” Kata Chika menyepelehkan.
“Takut yah??” tantang Yuki.
“Gue takut?? Sorry, buat apa. Lagian gue itu udah yakin, cewek glamour kayak loe itu pasti nggak bisa berubah.”
“let’s see...” Yuki tersenyum.
“Okeh. Ikut gue.”

Peraturan pertama yang dibuat Chika adalah Yuki and the geng nggak boleh make up dan pake baju yang berlebihan kekampus. Cukup pake jeans trs kaos beres deh. But,... bagi Yuki and the geng itu neraka banget tau nggak, tanpa make up?? Tanpa baju mahal yang dirancang khusus oleh designer ternama?? Tanpa barang2 bermerek?? Wow.... so impossible.
Pagi ini, semua mahasiswa termasuk stefan dan kevin lagi berada diaula kampus, dan kebetulan kalau hari ini ada acara bakti sosial gitu deh. jadi semuanya lagi persiapan supaya acaranya berjalan lancar. Seketika semua orang didalam aula itu terdiam sejenak, ribuan pasang mata kini hanya terfokus pada satu titik, dibibir pintu aula. Yuki and the geng?? Apakah itu mereka?? Gumam anak-anak kampus. Yuki, rambutnya diikat satu kebelakang kayak buntut kuda gitu deh, trs pakaiannya Cuma pake celana jeans panjang sama kaos oblong warna kuning. Navy rambutnya sih digerai tanpa bando, pita atau apapun itu hanya digerai. Pakaiannya juga Cuma celana jeans panjang sama kaos oblong warna biru. Sedangkan Vebby, rambutnya diiket satu sama kayak yuki, pake celana jeans panjang sama kaos oblong warna ping. Chika jalan menghampiri 3 gadis yang tetep cantik walaupun tanpa make up itu.
“Loe liat kan?? Kita bisa kok nggak dandan, kita juga bisa nggak pake barang2 mahal.” kata Yuki menahan tangis.
“okeh, gue akuin..satu kemajuan bagus buat kalian.” Kata chika berlalu pergi.
“Hikz..hikz...hikz... gue ngerasa telanjang...huahhhhhh...” Tangis Navy pecah tak terbendung lagi.
“emb...Princess bule wanna be jangan nangis yah.. hikz..hikz..hikz.. begitu sampe rumah kita bisa dandan dan pake baju bermerek lagi kok.” Kata vebby memeluk erat Navy.
“udah..pada ngeliatin apaan sih, ayo kerja lagi.” Perintah Chika.
Semuanya pun kembali keaktivitas masing2.
Yuki menyenderkan tubuhnya kedinding, matanya berkaca-kaca. Ia terus menunduk melihat lantai putih yang takkan pernah berubah warna itu.
Sumpah, ini tuh malu2in banget.. kekampus tanpa dandan?? Ohh NO... gue nggak berani liat kaca, pasti muka gue sekarang jelek banget. NICE, popularitas gue END sampe disini. Gumam Yuki dalam hati.
“Loe cantik kok kayak gini.”
Yuki mengangkat wajahnya. “Stefan??”
“tenang aja, popularitas loe itu nggak akan ilang hanya karna loe nggak dandan. Malah, menurut gue loe cantikkan kayak gini dari pada biasanya. Kalo kayak gini jadi keliatan lebih natural. Cantik banget.” Kata Stefan panjang lebar.
Tes...tes.tes... air mata yuki jatuh membasahi pipi.
“udah jangan nangis, khan udah cantik.. masa nangis sih?? Senyum dong biar cantiknya lebih keliatan.” Stefan menghapus air mata Yuki dengan tangannya. “Gue pergi dulu yah Burung Merak. Bye.” Sambung stefan mengusap kepala Yuki lalu berjalan pergi.
Navy dan Vebby menghampiri Yuki yang masih terdiam menatap kepergian stefan.
“kayaknya...si stefan suka sama loe deh.” kata Navy merangkul tangan Yuki.
“Iya My baby princess.. kalo loe jadian sama Stefan pasti kalian bakalan jadi Golden Couple deh dikampus ini.” Kata vebby sambil memegang kedua pipinya.
Yuki hanya tersenyum malu.
“Ehhh...kalian, ikut gue.” Kata Chika tiba2.

Chika berhenti disebuah tenda putih kecil, lalu mengambil 3 buah kardus.
“Sekarang loe bertiga bantuin kita buat nyari sumbangan.” Kata Chika kemudian.
“What??? Maksud loe, loe nyuru kita Ngemis gitu??” Tanya Yuki menatap sinis Chika.
“Bukan ngemis tapi minta sumbangan.” Jelas chika.
“sama aja. Nggak ada bedanya.” Cetus yuki sewot.
“terserah loe deh, owh iya satu lagi.. kalian harus pake blezzer ini.” Kata chika menunjukkan sebuah blezzer merah tua agak kecoklatan.
“Ini???” tanya navy mengambil blezzer itu dan mengangkatnya tinggi2. “nggak mecing banget sama kulit gue.” Lanjut navy.
“Siapa yang merancang baju ini?? Iuhhhh...warnanya, sama bentuknya itu nggak banget tau.” Ujar Yuki kesal.
“What ever, udah sana...cepetan nggak pake lama.”
“Embb..Chika, kardusnya ada yang warna ping nggak??” Tanya vebby polos.
Yuki dan navy langsung mendelik sebal kearah Vebby.

Yuki mulai mendatangi setiap orang yang lewat didepan kampus mereka sambil menjulurkan kardus itu. tanpa bicara, yuki hanya menyodorkan kardus dan memasang wajah galak. Seolah-olah mengatakan “Kasih duit nggak?? Kalo nggak ngasih abis loe gue telen.”
Karna takut akhirnya mau nggak mau mereka pun memasukkan uang kedalem kardus yang yuki bawa.
3 jam selesai..... Yuki and the geng terduduk lemas dikoridor kampus.
“Gue dehidrasi.” Seru Navy sambil mengipas2kan potongan kardus kearahnya.
“sama.” Balas vebby.
“Okeh guys, thanks yah.. sumbangannya banyak, besok lagi yah!!!” kata Chika mengambil kardus2 itu lalu pergi.
“Lagi???” ucap ketiganya serempak lalu kembali terkulai lemah.
“veb... take a softdrink for me.” Perintah yuki.
Tanpa basa-basi vebby langsung tancap gas.
“Nav... take a snack for me.”
“All right.” Navy ikut2an tancap gas.
“Hey..you...” panggil yuki kecewek yang cukup gendut.
“gue??” cewek itu berjalan mendekat kearah Yuki.
“Iya eloe. Beliin gue handuk kecil dong diminimarket sebelah. Gue keringetan nih.” Perintah Yuki.
“Duitnya??”
“Ya pake duit loe lah, kenapa?? miskin yah??? Udah cepetan beliin.” Bentak Yuki. “udah untung gue ajak ngomong.” Bisiknya lagi.
“Ehh..nggak usah.” Ujar stefan yang tiba2 muncul dan menyuruh gadis itu pergi.
Stefan menghampiri Yuki dan duduk tepat disebelah yuki.
“Sifat loe nggak berubah sama sekali yah.” Kata Stefan menatap serius mata Yuki.
“hmmbbb...kalo mau ceramah jangan disini deh, mending loe kemasjid noh.. banyak yang mau dengerin.”
“gue nggak ceramah, gue Cuma nggak suka aja sama sifat loe ini. Kenapa harus nyuru orang, loe punya tangan sama kaki kan?? Kenapa nggak digunain.” Cibir stefan.
“males ajah.” Jawab Yuki singkat.
Stefan geleng2 kepala. Lalu ia mengeluarkan sebotol minuman dingin dari blezzernya serta sebuah handuk berwarna putih.
“Ini softdrink buat loe.  dan...ini...” stefan memegang dagu yuki lalu mengelap semua keringat yang ada diwajah yuki dengan handuk putih itu.
Deg...Deg..Deg... jantung yuki berdetak nggak karuan. Ia terpaku diam tanpa kata menatap sorot tajam mata stefan. Stefan hanya tersenyum menatap mata Yuki yang kini berada dekat sekali dengannya.
“sayang yah elo bukan cewek gue, coba aja kalo loe cewek gue, udah gue ciumin tuh bibir, menggoda banget sih.” Kata Stefan mengerling nakal, berusaha menggoda gadis cantik dihadapannya itu.
Semburat merah semakin terlihat jelas di kedua pipi Yuki, dengan segera gadis cantik itu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. “RESEKKKKKK!!!!”
Stefan hanya terkekeh melihat tingkah gadis dihadapannya itu.

“Ehemb..ehemb...” suara chika sukses menghentikan kekehan stefan.
Keduanya tampak salah tingkah. Dan akhirnya stefan memilih untuk pergi menghampiri Kevin.
Hhuuu..si chika ganggu aja deh. protes Stefan dalam hati.
“bantuin gue.” Kata Chika dan langsung saja menarik tangan yuki.
Chika membawa yuki kegudang.
“loe tolong beresin baju2 ini yah, yah masih layak pakai tolong loe masukin kardus yang udah robek dimasukin kedalem keranjang itu. ngerti??”
Yuki mengangguk, kemudian chika pergi meninggalkan yuki sendiri digudang itu.
“hemb...” yuki menghela nafas. Tak lama navy dan vebby muncul untuk membantu Yuki. 2 jam berlalu dan hasilnya tarraaaaa..... semua baju sudah terbungkus rapi dalam kardus. Sementara yuki and the geng TEPAR. Semuanya tergeletak lemas dilantai gudang yang kayaknya bersih dan nggak berdebu itu, maklum kampus elit, gudangnya aja dikasih karpet.
Chika datang membawa beberapa orang.
“gimana?? Udah selesai??” tanya Chika.
Yuki hanya menjawab dengan anggukan saja.
“Okeh, good job.” Chika tersenyum. “Pak, kardus udah bisa diambil.” Lanjut Chika bicara sama laki2 tua disampingnya.
“makasih ya dek.” Ucap laki2 tua itu. “Rio.. tunggu disini ya nak, kakek mau ngangkutin baju2nya dulu.” Laki2 tua itu membelai lembut rambut seorang anak laki2.
“iya kek.”
Semua orang mengangkut habis kardus2 itu, navy dan vebby juga ikut2an bantuin tuh orang2 ngangkutin baju. Sekarang tinggal yuki dan anak laki2 itu didalam gudang. Anak laki2 itu mendekat keyuki, lalu menyalami tangan yuki dan menciumnya.
“makasih ya kak atas bajunya.”
JEDERRRRRR.... hati yuki bagai tersambar petir disiang bolong, perkataan anak itu benar2 menghujam tepat dihatinya, tak terasa air mata yuki jatuh membasahi pipi. Yuki tersentuh, terharu biru..

Yuki and the geng lagi duduk2 manis dikoridor kampus.
“hhuuu..sampai kapan sih kita pake baju kayak gini?? Nggak modis banget.” Keluh Navy.
“Iya,,, gue pengen dandan nih.” ujar vebby ikut2an.
“Girls...udah deh, stop it.. lagian, ini juga nggak terlalu buruk kok, untung kita masih bisa pake baju. Kalian nggak mikir apa anak2 jalanan diluar sana yang belum tentu punya baju buat dipake ganti2.” Jelas yuki kemudian berlalu pergi dari hadapan kedua dayangnya.
“Tuh anak kesambet jin apa?” tanya Vebby khawatir.
Navy hanya mengangkat kedua bahunya.

Yuki berhenti didepan kelasnya, ia melihat Kevin yang lagi termenung.. wajahnya begitu memelas. Sungguh kasihan. Yuki menghampiri Kevin dan duduk disebelahnya.
“Hay Kevin.” Sapa yuki lembut.
“Yuki.” Kevin sedikit tersenyum.
“Gue mau tanya boleh.”
“tanya aja.”
“gimana sih perasaan loe waktu gue sama anak2 ngerjain loe?”
“hemb,,,” kevin menghela nafas. “gimana yah, sedih, sakit hati, bingung, MALU. Dan loe tau nggak, gue sempet berfikir mau bunuh diri waktu itu. untung aja Chika selalu ada disamping gue dan nyemangatin gue. Kalo dia nggak ada, gue nggak tau deh nasib gue gimana.”
“Maafin gue ya Vin, gue udah jahat banget sama loe.” Yuki terlihat sangat menyesal. “Loe beneran mau baikan sama Chika??”
Kevin hanya mengangguk pelan.
“Okey... gue punya ide supaya loe bisa baikan lagi sama Chika.” Yukipun membisikan rencananya ke Kevin.

Keesokan harinya, kali ini masih dengan pakaian yang biasa yuki menggerai rambut hitam panjangnya. Saat memasuki halaman kampus dengan diantar sopirnya yuki turun dan menebar senyum manisnya.
Gadis glamour, sombong, jail, dan egois itu kini menjelma menjadi sosok gadis sederhana, ramah, dan murah senyum. Setiap orang yang bertatap muka dengannya disapa ramah. Benar2 terlihat lebih cantik dari Yuki yang biasanya.
Dilain tempat chika lagi asik dengan bukunya diperpustakaan. Seseorang datang dan berdiri tepat dibelakang Chika.
“Chika.”
Chika menoleh, cukup terkejut melihat sosok Kevin kini telah kembali. Kevin yang biasa2 ajah dan nggak banget.
“Kenapa??” tanya Chika.
“Gue nggak cocok pake baju gituan, tetangga gue pada bilang gue ini artis. Khan nggak enak.” Jelas Kevin tersenyum.
“Owhhh..” balas chika tersenyum.
“Embb..Chika, kalo penampilan gue kayak gini, kira2 ada nggak yah cewek yang mau jadi pacar gue??”
“pasti ada.”
“terus..mungkin nggak, cewek yang didepan gue ini mau sama gue??”
Chika menatap heran Kevin.
“Kalo gue bilang nggak mungkin, entar loe bunuh diri lagi.” Sindir chika.
“ya nggaklah, kalo gue bunuh diri gue bakalan masuk neraka. Dan itu artinya gue nggak bsa ketemu sama bidadari secantik loe lagi, khan bidadari kayak loe Cuma ada disurga.”
Chika tersenyum sedetik kemudian ia tertawa lepas, Kevin juga malah ikut2an ketawa.

“Yesss... gue berhasil.” Kata Yuki lompat2 dibalik rak buku melihat Chika dan Kevin yang kayaknya udah baikan.
Zrrrttttttttttttttttt.......yuki kepeleset. BRUKKKKK...
“Aw.....pantat gue.” Rintih Yuki.
“Makanya.... hati-hati dong.” Ujar seseorang dari belakang Yuki.
Yuki menoleh. “Stefan??”
Stefan jongkok untuk mensejajarkan tingginya dan tinggi yuki yang saat itu masih duduk karena terjatuh.
“makasih yah, udah balikin sahabat2 gue. Makasih karena udah buat mereka baikan.” Katanya seraya tersenyum.
Yuki tersenyum malu. “sama-sama.”
“bisa berdiri nggak??” tanya Stefan lembut.
Yuki hanya diam tak menjawab pertanyaan yang dilontarkan Stefan.
“nggak bisa? Gue gendong mau??”
Tentu saja Yuki ingin berteriak MAU!!! Tapi kan gengsi banget kalo teriak-teriak gitu didepan cowok kayak Stefan, entar dianya malah jadi ILFELL, kan gak lucu. Pura-pura kalem dikit mungkin bisa sedikit membantu. Pikir Yuki dalam hati.
“mau yaaa..” bujuk Stefan menatap Yuki.
‘Ini nih saatnya’ kata Yuki dalam hati sambil mengumbar senyuman paling manis yang ia punya. Lalu  menganggukan kepalanya pelan.
Stefan tersenyum melihat jawaban yuki, walaupun Cuma ngangguk doang. “good girl.” Ujarnya dan sedetik kemudian gadis cantik itu sudah berada dalam gendongan Stefan.

*stefan mau gendong kemana yah?? Tau deh.... soalnya ceritanya udah TAMAT.. dadah.....see you in the next story*

wkwkkwk gajelas lagi kan? i know!!!! otak saya lagi korslet(?) pemirsah *eh.. btw FYI, nih yeee ini cerpen gue terinspirasi sama filmnya TIKAM (titi kamal) yang judulnya Babe :D huhuhu maklum aja jadi kalo ceritanya sama, terusss...ini cerita juga pernah saya post diakun facebook, tapi bukan punya saya XD intinya ini real saya yang bikin bukan copas punya orang lain ya :p hope you enjoy it aja deh guys, once more.. sorry karena cerpennya aneh ;) maklum oke bye.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar