Minggu, 09 Juni 2013

Gara - Gara Facebook


GARA – GARA FACEBOOK!!!

Tiada hari tanpa bayang wajahmu..
Mengapa dirimu yang selalu hadir dibenakku..
Getar hatiku memanggil namamu..
Tanpa kusadari air mata ini bergulir..

Saat ku bernyanyi..
Kala ku melangkah..
Kuselalu memikirkanmu..

Mungkinkah ku juga ada dihatimu..
Mungkinkah kau menangis mengingatku..
Mungkinkah kau memandang perih..
Dan tenggelam dalam kerinduan..

Sering kali ku berpura tertawa..
Laksana boneka yang tersenyum paksa tersiksa..

Kala ku berlari..
Saat ku melamun..
Kau memenuhi hatiku..

Tak seorang pun tahu..
Kutersenyum bukan bahagia..
Karena memang tak mungkin tanpamu..

Jujur saja..
Ku tak mungkin jujur saja..
Akan kucoba... hidup tanpamu..
Dan tak menangis lagi..

Yuki Aulia Daniswara namanya, Gadis cantik yang kini tengah fokus menatap layar laptopnya disudut  paling ujung cafetaria kampus yang saat ini masih tampak lenggang. Terkadang ia hanya menatap miris layar laptopnya, dan sedetik kemudian, jari-jari lentiknya terlihat mulai mengetikkan beberapa kalimat dikeyboard laptop tersebut.

Yuki YAD
Setiap orang punya hak untuk bahagia, dan bahagiaku adalah melihat kamu bahagia, walau bukan bersama diriku..:”)
Sangat, aku sangat ingin membahagiakan dirimu, tapi disisi lain, aku hidup sebagai orang yang terus saja engkau sakiti.

Sebuah kalimat panjang yang ia temukan di timeline jejaring sosialnya, twitter. Kalimat yang menurutnya tepat untuk mengutarakan isi hatinya saat ini.

“Yu..”

Gadis itu terpaksa mengalihkan pandangannya dari layar laptop, menoleh tepat kearah sumber suara yang memanggilnya tadi.

“Ke..” balasnya tersenyum manis.

“Ngapain loe? serius amat macarin laptopnya, berasa dunia milik berdua aja.”

Yuki terkekeh kecil sambil memukul pelan lengan gadis manis disampingnya. “apaan sih! Garing tau.”

“Mending garing, dari pada loe, basi. Dari zaman dahulu kala galaunya kagak ilang-ilang.” Cibir gadis dengan mata sipit itu, Aelke Mariska.

“biarin.” Ucapnya balas mencibir. “masalah buat loe?”

“MBB!!”

“apaan tuh?”

“Masalah Banget Boo!!!!”

Kedua gadis cantik itu lalu tertawa bersama, entahlah apa yang kini tengah mereka tertawakan. Keduanya tampak asyik bercanda bersama, berusaha melupakan semua masalah hati yang tengah menggeluti.

“eh, gue pesen makanan dulu ya. laper nih.” kata Aelke beranjak dari duduknya.
Yuki hanya mengangguk tanda mengiyakan, ia kembali meraih laptopnya saat sebuah notification muncul dilayar laptop itu.

Reply comment on facebook

Tasya Aninditha Kamila
“Asyik dah bahasa loe Yuk! Cieee banget yang masih galau. :p”

Yuki YAD
“Eh Kamil! Pake nongol lagi loe distatus gue. Hush hush sanah pergi, ganggu gue lagi semedi aja loe. :’D”

Tasya Aninditha Kamila
“Tasya woy Tasya! Gak enak bener dipanggil Kamil. Etdahhh..ngusir nih ceritanya? Oke deh gue caw tapi Ayang --- *sensor nya gue bawa pulang ya ;) haha”

Yuki YAD
“Bagusan Kamil tau Tas :p heh, enak aja loe! Ayang --- *sensor Cuma milik Yuki Aulia Daniswara seorang tau, cari yang lain sana!”

Keke Aelke M.
“Berisik woy loe berdua!”

Tasya Aninditha Kamila
Yuki : kagak mau, pokoknya Tasya!! No Kamil, No Tas!! Loe sama temen sendiri juga ngasih nama panggilan kagak ada yang bener :/ ehhh.. kan udah mantan Yuk :p buat gue ya... ;) Aelke : Loe yang berisik! Kek jelangkung aja loe, datang tak diundang pulang tak diantar. :Dv”

Yuki YAD
Aelke : cepet balik loe! gue udah kelaperan nih. :p Tasya : suka-suka gue dong mau manggil apa :p ishhhhh...pokoknya nggak! Biar udah mantan, gue masih sayang tau._.”

Tasya Aninditha Kamila
“-__- iya deh iya, suka-suka loe! cieeee akhirnya ngaku juga kalau masih sayang :p haha”

Stefan Febriansyah
“Kamu kenapa Yu? lagi ada masalah ya?”

Arjuna Perwira
“Kenapa cantik? Galau mulu nih kerjaannya.”

Aditya SP
“Hayoloh si dedek galau, galau karena siapa nih dek? Si Maxime, Maxime itu ya? yang jalan sama kamu hari minggu kemarin itu kan?”

Yuki mengerutkan keningnya saat membaca balasan dari kak Aditya, seorang teman yang sudah  ia anggap seperti kakak kandungnya sendiri. Sebuah ringtone terdengar saat jemari lentik gadis cantik ini mulai menjalankan lagi aksinya. 2 pesan masuk!

From : Kak Adit
“Kenapa loe dek? Stefan lagi ya?”

To : Kak Adit
“Ho’oh kak, gue denger sih sekarang dia udah punya pacar baru :( ehhh,, Maxime? Jalan? Maksud kakak apa sih?”

Yuki membuka pesan masuk yang satunya lagi.

From : Stefan F.
“Kenapa Yu? Mau cerita? Aku kerumah ya.”

To : Stefan F.
“Ngapain kerumah? Kan jauh, entar kamu capek lagi. aku nggak apa-apa kok, tenang aja.”

From : Kak Adit
“Ikutin aja dek, biar Stefan cemburu :p hehe.”

To : Kak Adit
“haha..bener-bener, oki doki deh kakak ;)”

Yuki YAD
Stefan : aku nggak apa-apa Stefan :) Arjuna : :D biasa Jun, masalah hati. Aditya : Iya kak, dia..:’(

Yuki cekikikan sendiri melihat komentarnya difacebook.

From : Stefan F.
“Yakin? Maxime siapa Yu?”

Yuki memekik kegirangan, saat mendapat pesan balasan dari Stefan, mantannya.
“Cieee si Ayang masih kepo.”

“Yu! Gila ya loe!! cengar-cengir mulu dari tadi.” Kata Aelke meletakkan segelas jus orange dan semangkuk bakso telur kehadapan Yuki.

Yuki hanya membalasnya dengan cengiran-cengiran konyol, lalu mencubit gemas pipi Aelke.
“Dasar makhuk aneh!” Yuki kembali menatap intens handphonenya lalu mulai mengetikan sesuatu diatas keypadnya.

To : Stefan F.
“Yakin Stefan :) Cuma temen kok.”

From : Stefan F.
“kalo Cuma temen, terus kenapa pake acara jalan bareng.”

Yuki tersenyum menahan dirinya sendiri untuk tidak membalas pesan singkat yang Stefan kirimkan. Sedangkan Stefan? Pria tampan itu tampak mondar-mandir sendiri didalam kamarnya, sibuk memutar-mutar handphonenya.
“Aishhhhh....Maxime siapa lagi sih!” kesalnya sambil mengacak kasar rambutnya.

***
Yuki YAD
“Apalah arti mempertahankan bila yang dipertahankan justru tak pernah sadar dia sedang dipertahankan.”

Comment on Facebook

Tasya Aninditha Kamila
“Yang sabar ya Yu. Terkadang, apa yang kita harapkan tak sesuai dengan apa yang kita dapatkan. Tapi jangan menyerah, diluar sana..masih banyak orang yang lebih pantas untuk dipertahankan :)”

Keke Aelke M.
“Tinggalin aja kalo gitu! masih banyak yang lain kok. :p”

Arjuna Perwira
“Siram pake air aja cantik, biar tuh cowok sadar, udah nyia-nyian gadis secantik kamu :D”

Aditya SP
“Jedotin kepalanya ketembok China, biar sadar dek. Kalau masih nggak sadar, tenang aja. masih ada kak Adit kok ;) hehe”

Yuki YAD
Tasya : Thanks Tas :* /peyukkkk/ Aelke : sayang tau kalau ditinggalin :p haha Arjuna : Makasih Jun gombalannya, gak mempan sih sebenernya :Dv Aditya : Jangan Kak, entar gantengnya ilang lagi :p hihihi... wuuuuu maunya.”

Stefan Febriansyah
“Aku nggak setuju, Orang itu tau kok kalau dia sedang dipertahankan. Hanya saja, ia takut. Takut penyebab kejadian buruk itu akan terulang kembali. Apa...ada jaminannya kejadian itu takkan terulang kembali?”

Lipatan didahi Yuki bertambah banyak saat membaca balasan yang ditulis oleh Stefan.
Baru saja ia ingin mengetik balasan untuk pria tampan yang mengisi relung hatinya itu, handphonenya sudah berdering duluan.

‘Ya?’

‘Maksudnya apa Yu?’

‘Apa?’

‘itu status kamu barusan.’

‘emang kenapa ama status aku?’

‘Yu, aku kan udah pernah bilang sama kamu tentang ini semua. Aku Cuma mau kamu nunggu Yu, sampai aku bisa cari uang sendiri, sampai aku mandiri dan bisa biayain semua kebutuhan hidup kita kedepannya.’

‘Aku tau Stefan, emangnya kenapa? aku Cuma lihat status itu ditwitter terus aku copas, emang kenapa? salah?’

‘.......’

‘makanya..jadi orang tuh jangan egois! Akhirnya merasa kesindir sendirikan.’

‘emang sendirinya nggak egois apa?’

‘ya udah sesama orang egois dilarang saling mengejek.’

Terdengar kekehan dari sambungan telpon tersebut, membuat Yuki ikut terkekeh juga.

‘ya udah.’

‘ya udah.’

‘fine. Kalau gitu, minggu nanti temenin aku nyari buku.’

‘oke. Ditemenin.’

‘aku jemput!’

‘ya udah.’

‘kalau gitu, met tidur sama have a nice dream.’

‘you too.’

Yuki terkikik geli saat telah menyudahi pembicaraan anehnya via telpon bersama Stefan, Pria itu tak pernah berubah. ia masih tetap pria yang telah berhasil menawan hatinya. “Love you.” Tambahnya kemudian sambil membaringkan tubuhnya diatas springbed kesayangannya, membawa ia terlelap dalam dunia mimpi yang indah.

***
“Jadi?”

“Apa?”
“Kita mau kemana?” Tanya Stefan menatap Yuki yang kini sudah berada disampingnya.

“kata kamu mau cari buku.”

“entar aja deh, sekarang kamu mau kemana?”

“Kok entar? Kan tujuannya, mau nyari buku kamu.”

“Iya, tapi entar aja. hhmmmm...gimana kalau sekarang kita makan dulu.”

“Ya udah deh, terserah kamu.” Jawab yuki sambil menganggukkan kepalanya.

Stefan tersenyum lebar, lalu menautkan jemarinya pada jemari Yuki, menggenggam lembut namun terasa kuat seolah menegaskan pada siapapun orang yang melihat, kalau gadis cantik ini, adalah gadisnya. Miliknya!

***
Yuki YAD
“RS. Pertamina, Ruang Melati no. 14. Semoga Operasi hari ini lancar o:) Amin”

Comment on Facebook

Arjuna Perwira
“Siapa yang sakit cantik? Cepet sembuh ya.”

Keke Aelke M.
“Loe kenapa Yu? Sakit?”

Aditya SP
“Ngapain kerumah sakit dek? Loe sakit ya?”

Yuki menggeleng pelan melihat 3 dari 20 komentar yang bersarang distatusnya, biarlah pikirnya, ia sedang tak berselera untuk membalas komentar orang-orang tersebut. Sekarang yang terpenting itu adalah neneknya, neneknya yang akan melakukan operasi. Ia duduk bersama mama dan kakak laki-lakinya diruang tunggu. Terus melafazkan doa untuk keselamatan dan kesehatan neneknya.
Deringan handphone mengganggu ritual berdoanya, ia melihat nama yang tertera dilayar ponselnya itu. Stefan F.
“Hallo?”

“Yuki? kamu kenapa? siapa yang sakit Yu?” tanya Stefan bertubi-tubi dengan nafas yang memburu, nada khawatir dalam suaranya begitu terdengar jelas.

“Tadi.... aku......”

“Ya udah, Ya udah... kamu tunggu ya, aku nyusul kesana.”

Sambungan telepon pun terputus. Menyisakan Yuki yang memandang heran layar telpon genggamnya.
Selang 15 menit kemudian, terlihat Stefan dengan nafasnya yang memburu berlari pelan menuju tempat Yuki dan keluarganya duduk menunggu.

“Tante.. Kak Kevin..” Sapa Stefan masih dengan nafasnya yang belum stabil. Ia menyalimi Mama Yuki dan Kak Kevin, kakak Yuki.

Mama Yuki dan Kevin hanya memjawab dengan senyuman lembut.

“Yu..” Stefan beralih ke Yuki, pria tampan itu langsung menarik Gadisnya kedalam pelukannya, memeluknya erat, sangat erat seolah takut ada orang yang akan memisahkan pelukan hangat mereka itu. “kamu nggak apa-apa kan?”

Yuki hanya mengangguk, menjawab pertanyaan Stefan.

“terus siapa yang dioperasi?” Stefan sedikit melonggarkan pelukannya, menangkup wajah Yuki dengan kedua telapak tangannya.

“Nenek... Nenek mau operasi usus buntu Stef.”

“Jadi nenek kamu? Oh, Ya Tuhan.” Kembali, Stefan memilih untuk memeluk Yuki. mencari penenang atas rasa khawatirnya yang overdosis sekalian beristirahat untuk menenangkan debaran jantungnya sehabis berlari-lari tadi.

“Aku bisa ngerasain debaran jantung kamu.” Kata yuki seperti berbisik, hanya mereka berdualah yang bisa mendengar perkataan satu sama lain.

“karena kamu, semua karena kamu.” Stefan mencium puncak kepala Yuki lembut. “aku nggak mau sampai terjadi sesuatu yang buruk sama kamu, aku takut. Aku takut kehilangan kamu Yu.”

“Aku juga takut kehilangan kamu.” Balas yuki tersenyum, merasa nyaman sekali dalam pelukan hangat Stefan. “Terus masalah kamu?” Yuki mendongak, menatap Stefan.

“Kita lupain semua yang terjadi dimasa lalu. Aku sadar, percuma juga kalau nanti aku sudah mapan tapi orang yang aku sayang nggak ada lagi disamping aku. Mulai sekarang, kita jalani semuanya sama-sama ya. aku dan kamu.”

Yuki mengangguk pelan, tersenyum lebar.

“I love you.”

Lagi, senyum gadis cantik ini merekah. Membuat wajahnya semakin indah dipandang. “Love you too.”

“Jadi? Sekarang...kita balikan?”

“iya.”

“pacaran lagi?”

“iya.”

“kalau gitu, nggak boleh deket-deket sama cowok yang namanya Maxime lagi.”

Yuki tertawa. “iya Stefan sayang.”

“sama Adit dan Ajun juga. Apaan tuh mereka masa pacar sahabat sendiri mau diembat juga, pake acara ngerayu-ngerayu lagi difacebook.” Rutuk Stefan, manyun. Membayangkan komenan-komenan aneh yang ia baca dari sahabat-sahabatnya itu.

“cieee..ada yang jealous.”

“Nggak kok!”

“Masa?”

“Iya! Aku nggak jealous, Cuma jealous banget!! Awas aja tuh anak-anak kalo ketemu, aku rebus atu-atu.”

Stefan dan yuki tertawa bersama. “Rumah sakit woy! Pacaran mulu!” teriak Kevin yang masih setia duduk dikursi tunggu bersama mama Yuki membuat dua orang remaja ini membatalkan niatnya untuk kembali berpelukan.

---FIN----


Eaaaaa.....hahahaha...inilah hasil SKS!!! –SISTIM KEBUT SEMALAM- yang akhirnya selesai juga, so... harap maklum sajah kalau bahasanya aneh, typo bertebaran dimana-mana, alurnya nggak jelas, de el el. Pokoknya ini masih banyak banget kurangnya. But i hope, you’ll enjoying this funfiction yang abal-abal.
Okreyyyy..Thanks for reading, thanks for visiting my blog... see you dadahhhh *bow

Tidak ada komentar:

Posting Komentar