GARA – GARA FACEBOOK!!!
Tiada hari tanpa bayang wajahmu..
Mengapa dirimu yang selalu hadir dibenakku..
Getar hatiku memanggil namamu..
Tanpa kusadari air mata ini
bergulir..
Saat ku bernyanyi..
Kala ku melangkah..
Kuselalu memikirkanmu..
Mungkinkah ku juga ada dihatimu..
Mungkinkah kau menangis mengingatku..
Mungkinkah kau memandang perih..
Dan tenggelam dalam kerinduan..
Sering kali ku berpura tertawa..
Laksana boneka yang tersenyum paksa
tersiksa..
Kala ku berlari..
Saat ku melamun..
Kau memenuhi hatiku..
Tak seorang pun tahu..
Kutersenyum bukan bahagia..
Karena memang tak mungkin tanpamu..
Jujur saja..
Ku tak mungkin jujur saja..
Akan kucoba... hidup tanpamu..
Dan tak menangis lagi..
Yuki
Aulia Daniswara namanya, Gadis cantik yang kini tengah fokus menatap layar
laptopnya disudut paling ujung cafetaria
kampus yang saat ini masih tampak lenggang. Terkadang ia hanya menatap miris
layar laptopnya, dan sedetik kemudian, jari-jari lentiknya terlihat mulai
mengetikkan beberapa kalimat dikeyboard laptop tersebut.
Yuki
YAD
Setiap orang punya hak untuk
bahagia, dan bahagiaku adalah melihat kamu bahagia, walau bukan bersama
diriku..:”)
Sangat, aku sangat ingin
membahagiakan dirimu, tapi disisi lain, aku hidup sebagai orang yang terus saja
engkau sakiti.
Sebuah
kalimat panjang yang ia temukan di timeline jejaring sosialnya, twitter.
Kalimat yang menurutnya tepat untuk mengutarakan isi hatinya saat ini.
“Yu..”
Gadis
itu terpaksa mengalihkan pandangannya dari layar laptop, menoleh tepat kearah sumber
suara yang memanggilnya tadi.
“Ke..”
balasnya tersenyum manis.
“Ngapain
loe? serius amat macarin laptopnya, berasa dunia milik berdua aja.”
Yuki
terkekeh kecil sambil memukul pelan lengan gadis manis disampingnya. “apaan
sih! Garing tau.”
“Mending
garing, dari pada loe, basi. Dari zaman dahulu kala galaunya kagak
ilang-ilang.” Cibir gadis dengan mata sipit itu, Aelke Mariska.
“biarin.”
Ucapnya balas mencibir. “masalah buat loe?”
“MBB!!”
“apaan
tuh?”
“Masalah
Banget Boo!!!!”
Kedua
gadis cantik itu lalu tertawa bersama, entahlah apa yang kini tengah mereka
tertawakan. Keduanya tampak asyik bercanda bersama, berusaha melupakan semua
masalah hati yang tengah menggeluti.
“eh,
gue pesen makanan dulu ya. laper nih.” kata Aelke beranjak dari duduknya.
Yuki
hanya mengangguk tanda mengiyakan, ia kembali meraih laptopnya saat sebuah
notification muncul dilayar laptop itu.
Reply comment on facebook
Tasya
Aninditha Kamila
“Asyik dah bahasa loe Yuk! Cieee
banget yang masih galau. :p”
Yuki
YAD
“Eh Kamil! Pake nongol lagi loe
distatus gue. Hush hush sanah pergi, ganggu gue lagi semedi aja loe. :’D”
Tasya
Aninditha Kamila
“Tasya woy Tasya! Gak enak bener
dipanggil Kamil. Etdahhh..ngusir nih ceritanya? Oke deh gue caw tapi Ayang ---
*sensor nya gue bawa pulang ya ;) haha”
Yuki
YAD
“Bagusan Kamil tau Tas :p heh, enak
aja loe! Ayang --- *sensor Cuma milik Yuki Aulia Daniswara seorang tau, cari
yang lain sana!”
Keke
Aelke M.
“Berisik woy loe berdua!”
Tasya
Aninditha Kamila
“Yuki : kagak mau, pokoknya Tasya!! No Kamil, No Tas!! Loe sama
temen sendiri juga ngasih nama panggilan kagak ada yang bener :/ ehhh.. kan
udah mantan Yuk :p buat gue ya... ;) Aelke
: Loe yang berisik! Kek jelangkung aja loe, datang tak diundang pulang tak
diantar. :Dv”
Yuki
YAD
“Aelke : cepet balik loe! gue udah kelaperan nih. :p Tasya : suka-suka gue dong mau manggil
apa :p ishhhhh...pokoknya nggak! Biar udah mantan, gue masih sayang tau._.”
Tasya
Aninditha Kamila
“-__- iya deh iya, suka-suka loe!
cieeee akhirnya ngaku juga kalau masih sayang :p haha”
Stefan
Febriansyah
“Kamu kenapa Yu? lagi ada masalah
ya?”
Arjuna
Perwira
“Kenapa cantik? Galau mulu nih
kerjaannya.”
Aditya
SP
“Hayoloh si dedek galau, galau
karena siapa nih dek? Si Maxime, Maxime itu ya? yang jalan sama kamu hari
minggu kemarin itu kan?”
Yuki
mengerutkan keningnya saat membaca balasan dari kak Aditya, seorang teman yang
sudah ia anggap seperti kakak kandungnya
sendiri. Sebuah ringtone terdengar saat jemari lentik gadis cantik ini mulai menjalankan
lagi aksinya. 2 pesan masuk!
From
: Kak Adit
“Kenapa
loe dek? Stefan lagi ya?”
To
: Kak Adit
“Ho’oh
kak, gue denger sih sekarang dia udah punya pacar baru :( ehhh,, Maxime? Jalan?
Maksud kakak apa sih?”
Yuki
membuka pesan masuk yang satunya lagi.
From
: Stefan F.
“Kenapa
Yu? Mau cerita? Aku kerumah ya.”
To
: Stefan F.
“Ngapain
kerumah? Kan jauh, entar kamu capek lagi. aku nggak apa-apa kok, tenang aja.”
From
: Kak Adit
“Ikutin
aja dek, biar Stefan cemburu :p hehe.”
To
: Kak Adit
“haha..bener-bener,
oki doki deh kakak ;)”
Yuki
YAD
“Stefan : aku nggak apa-apa Stefan :) Arjuna : :D biasa Jun, masalah hati. Aditya : Iya kak, dia..:’(
Yuki
cekikikan sendiri melihat komentarnya difacebook.
From
: Stefan F.
“Yakin?
Maxime siapa Yu?”
Yuki
memekik kegirangan, saat mendapat pesan balasan dari Stefan, mantannya.
“Cieee
si Ayang masih kepo.”
“Yu!
Gila ya loe!! cengar-cengir mulu dari tadi.” Kata Aelke meletakkan segelas jus
orange dan semangkuk bakso telur kehadapan Yuki.
Yuki
hanya membalasnya dengan cengiran-cengiran konyol, lalu mencubit gemas pipi
Aelke.
“Dasar
makhuk aneh!” Yuki kembali menatap intens handphonenya lalu mulai mengetikan
sesuatu diatas keypadnya.
To
: Stefan F.
“Yakin
Stefan :) Cuma temen kok.”
From
: Stefan F.
“kalo
Cuma temen, terus kenapa pake acara jalan bareng.”
Yuki
tersenyum menahan dirinya sendiri untuk tidak membalas pesan singkat yang
Stefan kirimkan. Sedangkan Stefan? Pria tampan itu tampak mondar-mandir sendiri
didalam kamarnya, sibuk memutar-mutar handphonenya.
“Aishhhhh....Maxime
siapa lagi sih!” kesalnya sambil mengacak kasar rambutnya.
***
Yuki
YAD
“Apalah arti mempertahankan bila
yang dipertahankan justru tak pernah sadar dia sedang dipertahankan.”
Comment on Facebook
Tasya
Aninditha Kamila
“Yang sabar ya Yu. Terkadang, apa
yang kita harapkan tak sesuai dengan apa yang kita dapatkan. Tapi jangan
menyerah, diluar sana..masih banyak orang yang lebih pantas untuk dipertahankan
:)”
Keke
Aelke M.
“Tinggalin aja kalo gitu! masih
banyak yang lain kok. :p”
Arjuna
Perwira
“Siram pake air aja cantik, biar
tuh cowok sadar, udah nyia-nyian gadis secantik kamu :D”
Aditya
SP
“Jedotin kepalanya ketembok China,
biar sadar dek. Kalau masih nggak sadar, tenang aja. masih ada kak Adit kok ;)
hehe”
Yuki
YAD
“Tasya : Thanks Tas :* /peyukkkk/ Aelke : sayang tau kalau ditinggalin :p haha Arjuna : Makasih Jun gombalannya, gak mempan sih sebenernya :Dv Aditya : Jangan Kak, entar gantengnya
ilang lagi :p hihihi... wuuuuu maunya.”
Stefan
Febriansyah
“Aku nggak setuju, Orang itu tau
kok kalau dia sedang dipertahankan. Hanya saja, ia takut. Takut penyebab
kejadian buruk itu akan terulang kembali. Apa...ada jaminannya kejadian itu
takkan terulang kembali?”
Lipatan
didahi Yuki bertambah banyak saat membaca balasan yang ditulis oleh Stefan.
Baru
saja ia ingin mengetik balasan untuk pria tampan yang mengisi relung hatinya
itu, handphonenya sudah berdering duluan.
‘Ya?’
‘Maksudnya apa Yu?’
‘Apa?’
‘itu status kamu barusan.’
‘emang kenapa ama status aku?’
‘Yu, aku kan udah pernah bilang
sama kamu tentang ini semua. Aku Cuma mau kamu nunggu Yu, sampai aku bisa cari
uang sendiri, sampai aku mandiri dan bisa biayain semua kebutuhan hidup kita
kedepannya.’
‘Aku tau Stefan, emangnya kenapa?
aku Cuma lihat status itu ditwitter terus aku copas, emang kenapa? salah?’
‘.......’
‘makanya..jadi orang tuh jangan
egois! Akhirnya merasa kesindir sendirikan.’
‘emang sendirinya nggak egois apa?’
‘ya udah sesama orang egois
dilarang saling mengejek.’
Terdengar
kekehan dari sambungan telpon tersebut, membuat Yuki ikut terkekeh juga.
‘ya udah.’
‘ya udah.’
‘fine. Kalau gitu, minggu nanti
temenin aku nyari buku.’
‘oke. Ditemenin.’
‘aku jemput!’
‘ya udah.’
‘kalau gitu, met tidur sama have a
nice dream.’
‘you too.’
Yuki
terkikik geli saat telah menyudahi pembicaraan anehnya via telpon bersama
Stefan, Pria itu tak pernah berubah. ia masih tetap pria yang telah berhasil
menawan hatinya. “Love you.” Tambahnya kemudian sambil membaringkan tubuhnya
diatas springbed kesayangannya, membawa ia terlelap dalam dunia mimpi yang
indah.
***
“Jadi?”
“Apa?”
“Kita
mau kemana?” Tanya Stefan menatap Yuki yang kini sudah berada disampingnya.
“kata
kamu mau cari buku.”
“entar
aja deh, sekarang kamu mau kemana?”
“Kok
entar? Kan tujuannya, mau nyari buku kamu.”
“Iya,
tapi entar aja. hhmmmm...gimana kalau sekarang kita makan dulu.”
“Ya
udah deh, terserah kamu.” Jawab yuki sambil menganggukkan kepalanya.
Stefan
tersenyum lebar, lalu menautkan jemarinya pada jemari Yuki, menggenggam lembut namun
terasa kuat seolah menegaskan pada siapapun orang yang melihat, kalau gadis
cantik ini, adalah gadisnya. Miliknya!
***
Yuki
YAD
“RS. Pertamina, Ruang Melati no.
14. Semoga Operasi hari ini lancar o:) Amin”
Comment on Facebook
Arjuna
Perwira
“Siapa yang sakit cantik? Cepet
sembuh ya.”
Keke
Aelke M.
“Loe kenapa Yu? Sakit?”
Aditya
SP
“Ngapain kerumah sakit dek? Loe
sakit ya?”
Yuki
menggeleng pelan melihat 3 dari 20 komentar yang bersarang distatusnya, biarlah
pikirnya, ia sedang tak berselera untuk membalas komentar orang-orang tersebut.
Sekarang yang terpenting itu adalah neneknya, neneknya yang akan melakukan
operasi. Ia duduk bersama mama dan kakak laki-lakinya diruang tunggu. Terus
melafazkan doa untuk keselamatan dan kesehatan neneknya.
Deringan
handphone mengganggu ritual berdoanya, ia melihat nama yang tertera dilayar
ponselnya itu. Stefan F.
“Hallo?”
“Yuki?
kamu kenapa? siapa yang sakit Yu?” tanya Stefan bertubi-tubi dengan nafas yang
memburu, nada khawatir dalam suaranya begitu terdengar jelas.
“Tadi....
aku......”
“Ya
udah, Ya udah... kamu tunggu ya, aku nyusul kesana.”
Sambungan
telepon pun terputus. Menyisakan Yuki yang memandang heran layar telpon
genggamnya.
Selang
15 menit kemudian, terlihat Stefan dengan nafasnya yang memburu berlari pelan
menuju tempat Yuki dan keluarganya duduk menunggu.
“Tante..
Kak Kevin..” Sapa Stefan masih dengan nafasnya yang belum stabil. Ia menyalimi
Mama Yuki dan Kak Kevin, kakak Yuki.
Mama
Yuki dan Kevin hanya memjawab dengan senyuman lembut.
“Yu..”
Stefan beralih ke Yuki, pria tampan itu langsung menarik Gadisnya kedalam
pelukannya, memeluknya erat, sangat erat seolah takut ada orang yang akan
memisahkan pelukan hangat mereka itu. “kamu nggak apa-apa kan?”
Yuki
hanya mengangguk, menjawab pertanyaan Stefan.
“terus
siapa yang dioperasi?” Stefan sedikit melonggarkan pelukannya, menangkup wajah
Yuki dengan kedua telapak tangannya.
“Nenek...
Nenek mau operasi usus buntu Stef.”
“Jadi
nenek kamu? Oh, Ya Tuhan.” Kembali, Stefan memilih untuk memeluk Yuki. mencari
penenang atas rasa khawatirnya yang overdosis sekalian beristirahat untuk
menenangkan debaran jantungnya sehabis berlari-lari tadi.
“Aku
bisa ngerasain debaran jantung kamu.” Kata yuki seperti berbisik, hanya mereka
berdualah yang bisa mendengar perkataan satu sama lain.
“karena
kamu, semua karena kamu.” Stefan mencium puncak kepala Yuki lembut. “aku nggak
mau sampai terjadi sesuatu yang buruk sama kamu, aku takut. Aku takut
kehilangan kamu Yu.”
“Aku
juga takut kehilangan kamu.” Balas yuki tersenyum, merasa nyaman sekali dalam
pelukan hangat Stefan. “Terus masalah kamu?” Yuki mendongak, menatap Stefan.
“Kita
lupain semua yang terjadi dimasa lalu. Aku sadar, percuma juga kalau nanti aku
sudah mapan tapi orang yang aku sayang nggak ada lagi disamping aku. Mulai
sekarang, kita jalani semuanya sama-sama ya. aku dan kamu.”
Yuki
mengangguk pelan, tersenyum lebar.
“I
love you.”
Lagi,
senyum gadis cantik ini merekah. Membuat wajahnya semakin indah dipandang.
“Love you too.”
“Jadi?
Sekarang...kita balikan?”
“iya.”
“pacaran
lagi?”
“iya.”
“kalau
gitu, nggak boleh deket-deket sama cowok yang namanya Maxime lagi.”
Yuki
tertawa. “iya Stefan sayang.”
“sama
Adit dan Ajun juga. Apaan tuh mereka masa pacar sahabat sendiri mau diembat
juga, pake acara ngerayu-ngerayu lagi difacebook.” Rutuk Stefan, manyun.
Membayangkan komenan-komenan aneh yang ia baca dari sahabat-sahabatnya itu.
“cieee..ada
yang jealous.”
“Nggak
kok!”
“Masa?”
“Iya!
Aku nggak jealous, Cuma jealous banget!! Awas aja tuh anak-anak kalo ketemu,
aku rebus atu-atu.”
Stefan
dan yuki tertawa bersama. “Rumah sakit woy! Pacaran mulu!” teriak Kevin yang
masih setia duduk dikursi tunggu bersama mama Yuki membuat dua orang remaja ini
membatalkan niatnya untuk kembali berpelukan.
---FIN----
Eaaaaa.....hahahaha...inilah
hasil SKS!!! –SISTIM KEBUT SEMALAM- yang akhirnya selesai juga, so... harap
maklum sajah kalau bahasanya aneh, typo bertebaran dimana-mana, alurnya nggak
jelas, de el el. Pokoknya ini masih banyak banget kurangnya. But i hope, you’ll
enjoying this funfiction yang abal-abal.
Okreyyyy..Thanks
for reading, thanks for visiting my blog... see you dadahhhh *bow
Tidak ada komentar:
Posting Komentar